Siapakah Andi Nata? Mengapa sebegituya
teman dekatku Hani sagat besemangat dan mengajak kaki ku untuk melangkah ke
fakultas tehnik, Cilegon. Hinga berwajah china itu membayarkan tiketku dengan
uangnya terlebih dahulu.
Jam dinding aula FT telah menunjukkan
10.00 tapi acara
belum saja dimulai. Dengan bersabar menunggu, sedikit iseng bermain dengan tuts HP nokia 200 yang sangat jadul saya meluncur di rumah mbah Google. Kemudian jemari dengan lincahnya mengetik A N D I N A T A, dan beruntungnya saya koneksi internet berasal dari pulsa begitu bersahabat. Sederet informasi mengenai Andi Natapun bermunculan. Dan, hampir setiap link yang ditawarkan oleh mbah google selalu bersanding dengan kambing.
belum saja dimulai. Dengan bersabar menunggu, sedikit iseng bermain dengan tuts HP nokia 200 yang sangat jadul saya meluncur di rumah mbah Google. Kemudian jemari dengan lincahnya mengetik A N D I N A T A, dan beruntungnya saya koneksi internet berasal dari pulsa begitu bersahabat. Sederet informasi mengenai Andi Natapun bermunculan. Dan, hampir setiap link yang ditawarkan oleh mbah google selalu bersanding dengan kambing.
Ada apa dengan kambing dan Andi Nata?
Ternyata melalui 4 kambing betina dan seekor kambing jatan miliknya, dia
memulai usaha, hingga saat ini dan merambat travel . Hal yang sungguh di luar
dugaan ternyata sang pemilik jenggot ini adalah S.T, ya angkatan 2007 alumni mahasiswa UI tehnik
mesin. Sungguh di luar asupan yang diterima selama di kelas bukan? Sungguh garis
Tuhan tak ada yang tahu.
Tidak begitu mengenali sosok Andi
Nata, beda angkatan terlebih kampus. Hanya berebekal ‘kepo’ yang tinggi
sehingga selama menunggu acara dimulai mata dan hati jala-jalan di dunia maya. Tidak
ingin rugi, sudah berjalan jauh,
menempuh waktu yang tak sebentar saya pun menyuruh Hani dan kawan lainnya untuk
berada di posisi terdepan. Bukanah posisi menentukan prestasi? :D
Ah, Sang Kuasa alangkah baiknya! Jika
melihat kantong terlebih lagi tanggal tua, rasanya sulit untuk duduk di kursi
merah. Tapi, tanggal 25 Februari 2014 saya menjadi orang yang beruntung untuk
bertanya kepada Andi Nata.
Begitu banyak pertanyaan yang ingin
saya ajukan, dengan tahu diri sayapun mengajukan 3 pertanyaan kepada pengguna
blazer hitam tersebut.
1. Apakah
yang penting antara melihat passion atau
kebutuhan masyarakat dalam berwirausaha?
2. Bagaimana
rasanya berwirausaha bukan sesuai jurusan yang ditempuh dalam perkuliahan?
3. Apakah
kak Andi Nata berkerjasama dengan kak Andreas Senjaya (Urban Qurban)?
Pertanyaan yang ke tiga itu
terlahir dari memori yang sudah lama kemudian muncul, ya ketika sang moderator
membacakan cv, ternyata Andi Nata pernah meraih beasiswa aktivis yang diberikan
oeh dompet dhuafa. Ya, mengingatkan akan dua tahun lalu yang membolang ke
perpustakaan UI dan bertemu orang hebat ka Ijonk, mbak Dini, kak Andreas
Senjaya. Memang ya perjalanan selalu memberikan pengalaman, pembelajaran yang
tak terlupakan.
Sempat bercelutuk apakah ini adalah
acara seminar? Tranining motivasi? atau muhasabah? Saya sering mengadiri acara
seminar termasuk yang membahas tentang kewirausahan seperti WMM, technopreuner,
GKN dan masih banyak yang lainnya. Tapi dari sekian acara seminar kewirausahan
yang saya ikuti. Inilah seminar kewirausahan yang sunguh menyadarkan saya,
ditamparlah saya oleh Andi Nata. Tapi, saya sangat bahagia. Tamparannya itu
sungguh membuka wawasan, pemikiran, dan hati. Ya, sekian banyaknya seminar
selalu memotivasi agar untuk kaya, sejahtera, kaya, sejahtera dan itu itu aja. Tapi
ada hal plus dari penyampaian dari
Andi Nata adaah kelurusan niat, mencontoh nabi, belajar menata hati semua
bermuara pada cinta Allah dalam bisnis. Di detik detik penyampaianya ya saya
sadar akan berwirausaha yang sesungguhnya.
Kata-kata miliknya, disampaikan
degan tenang dan penuh hikmah. Berwirausaha yang tak sekedar beroreintasi pada
harta, tapi pada penggenggam jiwa. Oke, inilah oleh-oleh dari Cilegon, apa yang
Andi Nata sampaikan.
1. Niat,
keyakinan. Modall bukan utama dalam berbisnis. Niat kita yang melenceng bukan
karena-Nya, maka Allah akan kasih kegagalan. Cintailah Allah, cintai sunah.
Untung-rugi urusan Allah. Kewajiban kita adalah bisnis.
2. Hasrat
yang kuat mau belajar.
3. Banyak
baca buku.
4. Komitment,
suka duka harus dijalani
5. Mengikuti
passion. Bayar ataupun tidak ya harus
dijalani
6. Udah
sukses, nggak boleh iri. Harus bagi imunya
7. Tugas
kita adalah ikhtiar. Allah yang menentukan.
8. Yang
kita besarkan adalah niat Allah, keberkahan, bukan materi.
9. Nggak
ada pengalaman buruk. Yang ada adalah tantangan. Rezeki Allah itu Maha luas.
10. Syarat
jadi pemenang: belajar dari yang terbaik, amati, tiru, modifikasi, peserta pasi
sedikit, maka yakinlah!
11. Waktu
itu bahaya
12. Musnahi
dipikran kita yang membuat kita susah
13. Syukuri
dan nikmati!
Perpustakann pusat
untirta diselesaikan Kamis, 27 Februari 2014 11.39. kemarin pegelll cuy,
ngetiknya itu hiks T.T. dan kemudian saya semakin rindu dengan saudara di UI,
selalu rindu ilmu dan pengalaman mereka (teh Regi, teh Ima, ka Ijonk, ka
Andreas, ka Maman dan ka Andi Nata)
Danke ka Andi Nata! Kakak
masuk list orang yang menginspirasi saya :D
0 komentar:
Posting Komentar