Satu tetesan
air jatuh ke bumi, tidak lama jutaan air dari atas langit berebut untuk
mencapai daratan. Mereka, tidak menjadi hambatan aku untuk menuju perpustakaan
daerah. Kali ini menuju gedung di sudut pakupatan ada rencana terbesar yang
sudah diniatkan. Pedal sepedah ku kayuh
tanpa payah, tidak peduli air itu tumpah membasahi hitamnya pakaian.
Sesampainya
di pusda (perpustakaan daerah), aku sigap meminta nomor untuk menaruh
seprangkat tas beserta isinya. Segera melangkahkan kaki menuju ruang inti pusda
yang berada di tengah gedung. Seragam abu-abu meramiakan ruangan putih itu, berdegup
kagum menyaksikan mereka lahap membaca buku-buku yang disediakan oleh pusda.
Berbeda dengan
mereka, aku memberi interupsi tanpa ada elakan untuk seluruh anggota tubuhku,
mengarah ke tempat Koran. Ya, disanalah aku mengmbil Koran-koran yang tersedia.
Membacanya secara jeli. Kau tahu, dua hari kemarin (12 Februari 2013) telah ku
kirimkan dua buah artikel ke Koran lokal, tentunya berbeda.
Segera ku
check Koran bidikanku hari kemarin dan hari ini (14 Februari).
Lantunan kazemidori
dan getarannya, mengalihkan perhatianku.
“Walaikumsalam,
ya ini Annis. Apa? Terimakasih? Apa. Apa? Kau tau nomor HP ku darimana? Serius?”
Segera ku
ambil Koran Kabar Banten, benar saja artikel ku dimuat. Lega dan agak risih. Kukira
yang menelpon tadi adalah pimpinan redaksi, ternyata pria tadi adalah pembaca Koran
tersebut dan mengatakan akan kekagumanya dengan tulisanku. Diam.
Well,
guys!
Hari ini
cukup bersejarah buat seseorang yang masih buta untuk merangkai kata. Sejak duduk
di awal bangku kuliah, aku sudah punya mimpi untuk menjadi orang eksis yang
karyanya sering nongol di media masa. Tapi apa? Hah? Aku terlalu sibuk dengan
impian dalam tulisan, tanpa action yang nyata. Kepepet itulah kondisi
yang membuatku mewujudkan salah satu mimpi ini.
Ada kejadian
yang sangat membanggakan. Ketika berharap besar salah satu artikelku dimuat di
Radar Banten, tetapi belum jodohnya disana. Di tanggal 13 Februari penulis
opini Radar Banten adalah teman seperjuanganku yaitu Lina Purwanti,
Agroteknologi 2010, dan pada tanggal 14 Februari yaitu sahabat ospek ku Siti
Bagja Diksatrasia 2010. Tulisan mereka, cetar membahan halilintar badai!
Be aware!
Ada kisah
unik tentang karyaku yang perdana dikirim ke Koran, perdana juga untuk dimuat. Sungguh
sangat tercengang, bak melihat bintang di siang bolong. Bagaimana tidak
sodara-sodara, sangat jelas sekali wajah saya terpampang disana, berikut nomor
hape dan emailnya. Malu, risih, kaget, senang, semuanya campur aduk. Seperti artis
dadakan saja siang hari ini, ditelpon oleh yang ingin kenalan, belum lagi ada
bapak-bapak yang ikut smsan. No sakti ku (red.No HP) tujuannya bukan bermaksud
dipublish, tapi tujuan mulia ku agar bapak pemimpin redaksi bisa
memberitahukan bahwa akan diterima ataupun tidaknya tulisanku. Tapi, salah
besar! Kedua nomor HP dicantum sangat jelas, hingga membuat kalang kabut banyak
yang ingin berkenalan. Potonya terlalu manis ya, tapi aku bingung memang sudah
berbakat wajah manis (pede, abaikan!). Ya, abang-abang di Koran bilang “kirimkan
poto” yowis, Aku pun mengirimkan potonya, dalam benak poto itu hanya sekedar
arsipan redaksi saja, ternyata salah, potopun ikut meramaikan tulisan aku di Koran.
Be Happy!
Berbagi itu
happy! Walaupun masih abal-abal dalam berkarya, tapi sedikit menginspirasi itu
sangat membahagiakan. Mengalihkan pikiran galau, kegiatan kacau beralih untuk
menjadikan hari penuh manfaat. Keluarga kamar ikut heboh menyaksikan sejolinya
(aku) berkesempatan untuk merasakan nikmatnya tulisan dimuat di Koran.
Saya kritis,
menanggapi tulisan yang dimuat. Sebelumnya saya pernah berdiskusi bersama mas
Gong, mas Toto (lebih tepatnya bukan berdiskusi, tetapi menjadi pendengar
setia). Ada beberapa media wabil khusus Banten, kekurangan penulis yang
mengirimkan opininya dari pribuminya, coba deh perhatikan Koran-koran di
Banten, sering diwarnai oleh “mereka” yang berada jauh dari Banten.
Ada beberapa
penyebab, tulisan dimuat:
- Karena nggak ada yang ngirim
- Kekurangan penulis
- Momentnya tepat
- Kasihan nggak dimuat-muat (bagi: mereka yang sering ngirimin karyanya)
Wah, kok jeleknya
aja ya! Tenang-tenang, bisa juga karena;
- Tulisannya berbobot
- Berbakat menulis
- Judulnya sudah memikat
- Berbeda dari yang lain
(this is
my judge, guys! Hasil analisis aja! Maklum ya, masih amatiran)
Kalau udah
banyak yang memuji, kudu hati-hati dan berpandai menyikapi, kan kawatir terbang
dan lupa daratan, maka menjadi alasan point-point ataslah yang membuatr
merendah. Down menulis? So, pendapat selanjutnyalah yang bisa
membangkitkan semangat menuluis!
Be positive! Be happy aja!
Jika niat
mulai berbelok, kembali luruskan, dan segalanya untuk-Nya, hanya-Nya.
::Malam
Darul Irfan dalam alunan “Dan”
Serang,
14 Februari 2013. 21.47
Annisa
Sofia Wardah