Selasa, 18 Desember 2012

SK


SK
Sarjana Kehidupan
          Menjadi orang yang menginspirasi itu selalu dinanti. Dinanti hasil karya terindahnya, begitupun dengan kebagahagian yang dinanti “lulus”. Yups, tidak pernah bosan selalu menanyakan dengan usil ketika memergoki kakak tingkat dengan pakaian hitam putihnya “Sidang ya teh? Yeaa, undang Anis ya!” Selalu begitu selalu menjumpai Teh Nihlah dan Teh Hikmah memakai hitam putih , pasti ana kira mereka itu sedang mau sidang hehe.
          Rasanya baru kemarin ana ngedatangin acara wisuda Kak Jaka as Ketua KAMMI, ka May as Bendahara Umum KAMMI, Ka Tito as SeKum KAMMI,  Ka Ihya as ketu KAMDA, Ka Dadang as Kaderisasi KAMDA, teh Icha as Bendum TRAS, teh Fairus as wakil BEM FKIP, teh Nissa Niswah LDK (serasa lagi ngabsenin siswa aja, hehe afwan ya kalau salah). Bahagia  deh rasanya, melihat kakak senior udah pakai seragam hitam-hitam “toga”.
          Eng ing eng, hari wisuda minggu tanggal 11 November 2012. Sudah sangat jauh hari diagendakan, karena hari itu adalah hari bersejarah bagi yang menunggunya. So  pasti,  tak sabar menunggu teh Nihlah, dan teh Hikmah untuk memakai si toga. Berharapnya sih, angkatan PIPM barengan supaya hebring gitu, eh tapi kak Jaka, dan Kak May lah yang sudah ambil start (lho, lho kok jadi curcol edisi KAMMI PIPM? Hmm, sudah hiraukan hehe).

Jumat, 09 November 2012


Oh Habib!!!

Prise be to Allah the lord of the universe..
Atas kuasanyalah, Allah memberikan nikmat akan malam yang indah. Malam, yang berhiaskan bintang, hembusan angin kedamaian kesejukan dan  nikmat terbesar bisa duduk bersama orang shalih.
Subhanallah, Alhamdulillah. Terimakasih ya Rabb..
Tabligh Akbar, yang sudah sangat semangat diniatkan jauh-jauh hari untuk mengikutinya, sempat diguncang oleh setan berwujud galau. Biasa, mahasiswa tak pernah terlepas dari tugas,  terlebih lagi PGSD bisa dikatakannya sistemnya masih gaje. Hemmm ya harus di nikmati, dan biiidznillah, bismillah..

Berangkat, dan subhanallah, Allah memberikan rasa sayangnya. Berawal dari keberangkatan dari kampus untirta, telat atau sangat telat, karena saling menunggu, hmm termasuk penulis jadi bahan tungguan hehehe..



            Sabtu yang sangat mengharukan, memangkas semua rasa kegalauan. Boleh jadi semesternya dikatakan ketuaan untuk ikut acara penuh tantangan, tapi semangat membara itu selaru berkeliaran.

Sabtu, minggu diatautkannya hati-hati dalam keindahan alam hasil ciptaan Sang Pecinta. Tidur beratapkan langit dan beralaskan rerumputan hijau, indah sejuk, damai itulah yang menyetrum aliran darah hingga tak mampu bergumam karena aliran listrik ketakjuban akan hasil karyaNya.

            Muka sangar, nada tinggi, ketus, judes, jutek, pelit! Arggh sungguh para panitia akhwat dan ikhwan berubah, bak aktor saja diri kalian ini. Membuat kita para peserta mencibir diam-diam akan perubahan kalian yang sangat drastis antagonis. Ada saja adik kelas, yang setengah hati mengikuti JC dan hatinya makin akut karena sikap yang memang membuat diri merinding. Bentakan, hadir dalam dua hari itu, tapi pemandangan yang sungguh menggoda menutupi rasa jengkel kami terhadap panitia.

            Celoteh akhwaters…

      Sekali lagi walau semester ketuaan untuk ikut agenda yang penuh tantangan, tapi semangat itu memang berkeliaran dan harus diturutkan. Walau menginjak semester 3 ehem ditambah 2, hayoo berapa? (hitung sendiri ya). Dengan berbagai pelik permasalahan hidup dan kegalauan yang sedang meradang kaum remaja, apalagi ba’da ospek jurusan yeng membuat mata tak tersitirahatkan dengan baik, dihiaruakan dengan segala jurus ampuh untuk memutuskan rasa ragu mengikuti JC.

      Hingga ukiran takdirnya mengantarkan seorang ASW menjadi akhwat tertua yang mengikuti JC (semester boleh tua, tapi tampan sangat muda hehehe). Rasanya sangat berhutang sudah mengikuti DM 2 yang sangat ruar biasa! Tapi JC 1 terlewat, belum lagi sudah janji sana-sini untuk ikut agenda penuh tantangan, dan sebelumnya sudah menabung untuk membeli sandal gunung yanga kalau dipakai serasa akhwat yang lemper(hehe). Dan, bermuara niat harus tulus karenaNYa.

      Kemah termewah

      Ikan asin, nasi liwet merupakan santapan yang selalau terenak di alam terbuka. Pernahkah dengan mudahnya menemukan sarden, dan ayam nugget? Yummy, inilah kemah termewah. Salah seorang akhwat muda yang sangat inisiatif menyiapakan JC dengan penuh perbekalan yang sangat istimewa, siapakah gerangan? (Hanya akhwat dan Allah yang tahu hhe). Ya begitu indah rasanya bisa merasakan makanan yang sebenarnya kurang tepat sih untuk kemah begitu tapi inilah inovasi yang membuat semakin betah berkemah. Jujur, akhwat mempertanyakan peserta ikhwan, apakah merasakan makanan yang seenak akhwat? (haha, kasihan)

      Apinya pun  berasal dari arang tempurung kelapa, yang sangat susah payah ditiup dengan penuh tenaga. Kemah mewahnya memang belum sempurna karena kompor gasnya “manja” dia tak mau menyala. Dan akhirnya menggunakan tips nenek menyiapkan dedaunan kering, dan api hitungan ke 1 menit, dua menit, tiga menit, empat, lima, hingga lima belas menit api menyala dan asap mengepul memberikan aroma parfum terapi “asap” (apalagi ini hhe!!)

      Derajat! yang berlipat-lipat

      Jalan datar boleh saja, turunan sih gampang, tanjakan itu sudah biasa! Lewat sawah udah makanan sehari-hari (maklum tinggal di asrama Darul Irfan). Semuanya biasa aja, karena jalannya tetap berdiri dengan dua kaki!

      Pernah belajar sudut 90 derajat, alias sudut siku-siku? Pernahlah ya, kan ini pelajaran SD dan selalu mengulang. Itulah dia, perjalanan yang selalu mengingat akan kematian. Perjalanan yang selalu membuat diri beristigfar, bertassbih, bertakbir. Perjalanan yang tanpa KuasaNya, pasti malaikat Izrail siap menyambut. Jalan terseok-seok bukan menggunakan dengan kedua telapak kaki, melainkan jalan ala “suster ngesot” menjadi trend saat ketinggian 90 derajat.

      Acara benteng takeshi pun ikut memeriahkan dan mengagetkan “Byarr” batu ukuran bola kasti  jatuh dari kurang kuatnya tanah menahan beban pendaki dengan kecepatan yang tak bisa dihitung (maklum penulis baru belum bisa mengendarai motor heehe). Sungguh hantaman itu tidak “mencolek” panitia dan peserta sedikitpun. Kalau  tercolek saja, pasti sudah ada yang lebam atau meninggal. Subhanallah, Allah memang masih memberikan kesempatan untuk memberikan perbaikan kepada diri.

      Actor dan Aktris Sang Murrabi

      Mau bertemu dengan aktris dan actor film sang murrabi? Kunjungi saja komsat KAMMI atau hubungi nomor (ehh narzis kumat hehe). Ya, lagi-lagi kesempatan langka yang menjadikan batu sebagai tempat sujud, dan awan pelindung terik matahari. Berwudhu di sungai yang mengalir jernih dan entah bermuara ke laut mana. Batu yang besar memanggil kami untuk  menjadikan mereka sejadah dalam menghadapNya. Belum lagi, belaian angin mengusap jilbab yang panjang, memberikan kesejukan, dengan  musik instrument aliran air yang bernada merdu.

      Dari kaki gunung, hingga pesisir pantai


      Entahlah berapa kilometer jarak yang telah dilalui (gk bawa meteran soalnya hehe). Menyebabkan kaki lecet-lecet hingga ada beberapa peserta yang “cekerman”. Rasa lelah sudah menghampiri, tetapi kekuatan ukhuwah sangat membangun, menguatkan hingga kerikil-kerikil  batu mampu terlewati dengan mudah. Perjalanan yang penuh pengorbanan. Ada roknya sobek tak karuan, sepatu kelaparan lem, baju basah. Sungguh, perjuangan yang sangat mengesankan. Hingga dari kaki gunung, disambut oleh deburan ombak yang saling berebutan untuk menjumpai kami. Dari si mentari pagi berjumpa dengansunset yang berbau romantisme. Itulah kuasaNya yang telah menguatkan kaki, tangan, hati hingga iman. Subhanallah…

      Panitiapun sudah tamat riwayat menjadi aktris antagonis, berubah kembali manis-manis. Pengalaman yang sangat berkesan, mengajari menjadi seorang akhwat yang lembut dan perkasam mengajari menjadi seorang ikhwan gagah perkasa, pribadai yang selelu mensyukuri nikmatnya. Dari kalam dalam alamNya disanalah kami belajar..

Terimakasih untu semuanya :)
*ada yang masih ingat kapan pelaksanaan JC1? afwan ya penulis masih abal-abal belum profesional. Ada rasa greget mau menulis qabla ngerjain RPP dan silabus hhe (curcol). Harusnya masih hangat-hangatnya langsung di tulis, ya beginilah kalau belum konsisten. Segara saran dan krtik sangat ditunggu untuk segala perbaikan dan penginspirasian. Semoga bisa mengendurkan urat-urat yang akan menghadapi UTS
Meeting point, di kasih petuah :D 



Hati-hati! Bentar-bentar lari!


Baris berbaris

 
 





sudut Darul Irfan dalam alunan Kita sama,

Selasa, 16 oktober 2012

 Annisa Sofia Wardah

Titip Rindu untuknya..

                Mega langit barulah sedikit manampaki dirinya, tidak seperti biasanya sang langit tidak bercahaya. Segera ku ambil sebuah almatsurat, tenaga akan kuat, batin pun akan mantap jika setelah menghadapNya kemudian, berdzikir dengan penuh untaian doa indah.
                Satu lembar, mulai ku buka. Basmallah pun tiada terlupakan.
                “Tri ri ring….” Sebuah sms datang dalam sunyinya dini hari.
                Penasaran, jari jemarinya langsung sigap meraih handphone yang tidak jauh dihadapan mata.
                Untaian kata yang memilukan hati, berpikiran tiada jernih. Ataukah karena aku masih butuh dirinya? Balasannya hanya air mata yang membasahi pipi. Hati menapikan kepergiannya, bahkan jari ikut gemetar.
                Beliau lah sosok lelaki penginspirasi! Memberikan segala ilmu untuk para anak tercinta, bahkan bukan dari darah dagingya. Getirnya kehidupan, wawasan yang tidak pernah ada batas, ilmu berbahasa arab, selalu beliau ajarkan tanpa pamrih.
                Bahkan ruang kerjanya selalu terbuka untuk aku beserta teman bertanya tentang indahnya ilmu, banyaknya pertanyaan, tidak sedikit pun mengukir urat kekesalan. Tetapi, senyuman penuh keihlasanlah yang didapatkan.
                Bijaksananya dalam mengambil sikap, segala tutur kata selalu diperhatikannya karena beliau yang selalu berkacamata tidak ingin sedikitpun melukai hati oranglain. Air mata tiada henti, karena sosoknya akan selalu dirindukan.
                Sosok ayah yang amananh
                Guru yang bijaksana
                Insan yang kaya ilmu..
                Masih banyak kisah indah tentangnya, kisah yang memberi warna orang pernah mengenalnya.
Hingga tangan ini tidak diam untuk memberikan pesan duka kepada teman-teman seperjuangan.
                “Serius?”
                “Bercanda ya?
                Tidak sedikit tanggapan tidak percaya akan kepergiannya. Itulah beliau, yang telah menginspirasi, memberikan arti dalam kehidupan. Rindu ini akan megalir tidak berujung. Rindu kepada sosok yang penuh manfaat.
                 Titip rindu untuknya ya Rabb..
                Sosok manfaat, yang selalu bercerita Indah atas kuasa diriMu dalam tutur katanya..
                Guru yang gigih dalam mengajari penuh kasih
                Bapak yang membina tanpa pamrih
                Titip rindu untuknya…


Darul irfan
Selasa, 17 Juli 2012


KISAH  KASIH…
Masih ingatkah, taman itu?
Taman awal kita berjumpa dengan penuh kebingungan karena tak saling mengenal. Berlingkar kemudian saling berkenalan, di ulang nama-nama hingga saling hapal satu dengan lainnya. Ntahlah apa pandangan kalian terhadap sosok berjilbab, kemudian selalu memberikan pengarahan.


Risau..

Tatkala, wajah kalian diam tanpa mimik ketika diri ini menyampaikan poin-poin pembekalan.  Ada banyak pertanyaan dalam pikiran, apakah diam tanpa gerak raut wajah itu tanda kalian tak suka dengan diri ini, ‘garing’ atau tak paham? Hanya berusaha semaksimal mungkin, agar dapat menjadi insan bermanfat untuk kalian. Walau banyak kekurangan.
Tampang polos, dan penuh tanya itulah yang aku dapat pada pendangan pertama, sedangkan kalian adakah pandangan pertama untuk seorang teteh ini?

Lelah..

Si lelah tidak akan pernah menjauh dan menjaga jarak dengan berbagia  kegiatan apapun itu. Termasuk saat itu adik-adik ku. Kondisi ‘atasan’ yang membentuk acara  tanpa perencanaan matang, kejelasan acara yang simpang siur, membuat ku lelah dan mengeluh. Bagaimana tidak, diri ini tetap berjuang di kala yang lain sedang asyik menikmati masa liburan semesterannya? Tapi kalian hadir penuh cinta, tawa, ‘selengean’, canda kocak itu menjadi penawar ampuh. Lelah yang bertumpuk, hilang seketika membersamai kalian. Sms kalian juga pengobat semangat. Ahh rasanya aku tanpamu bagai butiran debu..

Botak

Tiba saat itu, penampilan yang tak biasanya. Semua dibuat serba gesit, belum lagi kasihan ketika melihat perjuangan kalian untuk memenuhi segala syarat ospek hingga bergadang. Dan kasihan Irfan yang alas sepatu copot. Berbagai memori, sebagai pembelajaran diri ya adik-adik. aku yakin, botak itu sudah menghilang berganti rambut yang sudah mulai bertumbuhb beberapa centimeter kan? Untuk para botak, masihkah memiliki cinta untuk 22 ini. Semoga ke’gokil’an kekeluargaan itu masih ada ya, walau kini sudah berada di jurusan, fakultas yang berbeda.



Bongkar

Ide gila Gilang membumikan keluarga 22 untuk berteriak “bongkar”. Apakah terinspirasi dari contoh kepalan tangan teteh ketika bernyanyi lagu totalitas perjuangan? Atau apa?  Tapi, itulah bongkar telah mendarah ketika kebersamaan indah itu berada bukan hanya membeo saja. Merindu “bongkar” yang terucap dari bibir kalian.


Baduy

Malam yang penuh kegalauan saat itu. Jangankan diri kalian, diri ini juga tak sanggup mengambil keputusan, karena banyak kabar tak jelas. Itulah problema kampus, selalu memberikan warna dan memberikan bekas pada hati. Hingga, dalam malam temaram menyatakan diri akan selalu ada  untuk 22 walau hanya satu atau tiga orang. Hingga sejuk pagi aku disambut berpakain baduy seraya berteriak “teteh.. teteh sini! teteh!” ukiran tawa dan semangat membuat diri ini semakin bersamangat. Jauh dari apa yang ada dalam benak, bahwa tidak ada yang hadir. Tapi, saat indah itu aku disambut oleh sepuluh senyum ketulusan. Hendi, Eko, Tya, Enjah, Nurul, Echa, Maya, Iska, Emil, Intan kalian datang lebih awal dengan semangat, bagaikan mimpi. Bahkan rasanya tenggelam dalam mengharu dalam, ketika perkataan itu terucap polos bibir dari kalian “Teh, sebenarnya kita takut. Tapi, kita nggak mau mengecewakan teteh” butiran air tak kuasa menahan.

Dan

Malam ini begitu banyak tugas yang kelian kerjakan. Ada saja hari berhadapan dengan dosen killer yang memusingkan, ada rasa lari tapi tak kuasa. Ada praktikum, laporan praktikum, belum lagi revisi praktikum. Observasi jelajah hari, menguras kantong yang menipis. Merindukan tidur malam yang tenang. Tidur saja serasa dikejar ‘hantu’ tugas-tugas. Lelah, tapi tak bisa mengalah. Pahit seperti obat dokter, tapi percayalahh adik-adikiku semuanya  akan berbuah manis pada masanya. Maka tetap pasanglah senyum manis kalian, bahagia canda itu. Rasanya memang berat, jika ikhlas itu akan ringan. Semangat 22 bongkar ku ya. Teteh selalu ada untuk 22, jangan sungkan untuk berbagi kisah kasih. Kasih penuh sayang untuk kalian semua..

dalam Ikatan Malam, Darul Irfan
Selasa, 2 Oktober 2012

Sabtu, 20 Oktober 2012


Bidadari Kecil
                Sorotan penuh kekaguman tampak dari seluruh dua pasang bola  mata peserta, yang sulit mengedipkan kelopak mata mereka yang tak ingin terlewat sedikitpun atas anugrah bertemu dengan bidadari kecil. Ada rasa penyesalan tidak bisa mendokumentasikan diri hina ini bersama bidadari kecil. Wajahnya yang bercahaya, tatapan matanya yang mendamaikan hati, ucapan yang menyejukan penuh makna. Air wudhu selalu menjadi make up utamanya. Bahkan, diperhatikan tanpa make up, dia akan tetap manis bahkan sangat manis. Kagum dirimu bidadari kecil. Mungilnya tengan dan senyumnya yang ramah tidak pernah bisa terlupakan, dan itulah rasa syukur bisa bertemu dengan hafidzah. Itulah alat bakar semangat untuk bisa mengikuti jejakmu bidadari.
            Kagum
            Di kelas 7 mu, kau sudah bisa menjamin memberikan mahkota untuk kedua orangtua  di surga. Sedangkan pengagummu ini lebih sering melalaikan dua pahlawan bersejarah dalam hidup. Usia mu adalah usia yang selalu mencari jati diri, terkagum dengan para boysband, girlsband masa kini. Tapi, lihatlah dirimu tetap setia dengan  ayat-ayat cinta-Nya. Ayat-ayat cinta yang tak pernah mendustakan umat ini, ayat-ayat cinta yang akan menghantarkan cinta sesungguhnya kepada Sang Maha Pecinta.  
Jangankan, memberikan mahkota di surga sana, 1 juz pun belum tuntas. Jangankan satu juz pun, banyak pengaggum yang masih terbatabata dalam tiap baris ayatnya. Ya Rabb, kamu lah satu bidadari kecil atas ciptaanNya. Semoga selimut  cintaNya selalu menghangatkanmu dalam dinginnya contoh ma’ruf.
            3.102.104
            Bukan angka keramat! Ini angka selamat. Disampaikan bidadari kecil dengan sangat luganya. “wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarya takwa kepada-Nya. Dan, janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaam beragama Islam. Dan berpegan teguhlah keamu semuanya kepada tali (Agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan Nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena Nikmat Allah orang –orang yeng bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang yang beruntung”
            Angka selamat! Ayat-ayat cinta yang menyemat semangat kau paparkan dengan gaya bahasa dirimu. Dan memang, buah tidak jauh jatuh dari pohonnya. Kekhasan “ustadz sedekah“ itu mewarisimu bidadari kecil. Ayat 104 Ali Imran kau kupas dengan segar, membuat setiap kata menyentuh hati, pikiran. Membuat rasa perbaikan diri itu ada dan tampak dari raut orang yang tertegun melihatmu. Bahagianyanya, bisa bertemu dengan bidadari kecil diusianya yang masih mungil sudah bisa menginspirasi, kerdil rasanya belum banyak bekal untuk berjumpa dengan Nya.
            Dalam untaian kekaguman dan angka selamat itu, semoga akan terus menginspirasi dan penuh aksi untukNya, hingga hati ini terus bertaut dan berjumpa dalam cinta sejatiNya. Terimakasih bidadari kecil…
           

Kamis, 18 Oktober 2012


Titip Rindu untuknya..

                Mega langit barulah sedikit manampaki dirinya, tidak seperti biasanya sang langit tidak bercahaya. Segera ku ambil sebuah almatsurat, tenaga akan kuat, batin pun akan mantap jika setelah menghadapNya kemudian, berdzikir dengan penuh untaian doa indah.
                Satu lembar, mulai ku buka. Basmallah pun tiada terlupakan.
                “Tri ri ring….” Sebuah sms datang dalam sunyinya dini hari.
                Penasaran, jari jemarinya langsung sigap meraih handphone yang tidak jauh dihadapan mata.
                Untaian kata yang memilukan hati, berpikiran tiada jernih. Ataukah karena aku masih butuh dirinya? Balasannya hanya air mata yang membasahi pipi. Hati menapikan kepergiannya, bahkan jari ikut gemetar.
                Beliau lah sosok lelaki penginspirasi! Memberikan segala ilmu untuk para anak tercinta, bahkan bukan dari darah dagingya. Getirnya kehidupan, wawasan yang tidak pernah ada batas, ilmu berbahasa arab, selalu beliau ajarkan tanpa pamrih.
                Bahkan ruang kerjanya selalu terbuka untuk aku beserta teman bertanya tentang indahnya ilmu, banyaknya pertanyaan, tidak sedikit pun mengukir urat kekesalan. Tetapi, senyuman penuh keihlasanlah yang didapatkan.
                Bijaksananya dalam mengambil sikap, segala tutur kata selalu diperhatikannya karena beliau yang selalu berkacamata tidak ingin sedikitpun melukai hati oranglain. Air mata tiada henti, karena sosoknya akan selalu dirindukan.
                Sosok ayah yang amananh
                Guru yang bijaksana
                Insan yang kaya ilmu..
                Masih banyak kisah indah tentangnya, kisah yang memberi warna orang pernah mengenalnya.
Hingga tangan ini tidak diam untuk memberikan pesan duka kepada teman-teman seperjuangan.
                “Serius?”
                “Bercanda ya?
                Tidak sedikit tanggapan tidak percaya akan kepergiannya. Itulah beliau, yang telah menginspirasi, memberikan arti dalam kehidupan. Rindu ini akan megalir tidak berujung. Rindu kepada sosok yang penuh manfaat.
                 Titip rindu untuknya ya Rabb..
                Sosok manfaat, yang selalu bercerita Indah atas kuasa diriMu dalam tutur katanya..
                Guru yang gigih dalam mengajari penuh kasih
                Bapak yang membina tanpa pamrih
                Titip rindu untuknya…


Darul irfan
Selasa, 17 Juli 2012

Sabtu, 23 Juni 2012


Apakah kau tahu?
Setiap ku membuka layar Laptop yang jelek, tidak terasa air mata ini berjatuhan.
Rambutmu yang hitam berkilau dibelai angin, lengan mu yang putih begitu bersinar.
Aku tidak iri sekalipun melihat mu terbuka begitu!
Aku sayang kamu! Air mata ini berteriak kesakitan, tak tahan rasa melihat dirimu kian hari kian terbuka..
Apakah dunia ini telah menyilaukan matamu adik ku sayang?
Apakah kau merasa tidak laku karena tertutup rapih?
Atau merasa ketinggalan zaman dengan pakaiaan gamis dan kerudung menutup dada?
Adik ku sayang, mengapa kau berubah?
Apakah selama ini kau merasa tertekan dengan pakaian mu itu?

Pilu karena kau begitu cantik!

Sadarkah?
Aku saja merasa terpesona melihat mu tersenyum manis dengan rambut yang terurai indah. Bagaimana dengan kaum adam??
Pasti mereka lebih tergoda dengan mu!
Apa yang kau cari adikku sayang?
Sebuah perhatian dari kaum adamkah?
Sesungguhnya perhatian Allah jauh lebih indah,  bukan?

Masih ingatkah adiku sayang?
Kita berjalan bersama menuju surau berletak di ujung desa, kitab kuning selalu dalam genggaman tangan kanan kita. Suara ustad begitu tegas dan cukup memikau memberikan ilmu dahsyatnya. Mengalirkan ilmunya tentang berdandan yang baik bagi muslimah, berahlak, berpakain sesuai syariat islam pun dijelasakan dengan bagus.
Secepat itukah kau lupa?
Adik ku…
Sungguh air mata ini tidak tertahankan melihat mu berubah,
Ku hanya berharap dalam doa yang tak ujung usai, agar kau terjaga dalam Cinta Nya,
Kembalilah!
Kembalilah!
Kamu cantik dengan pakaian kerudung lebar!
Kamu cantik dengan pakaian lengan panjang itu!
Kamu pun cantik dengan rok hitam itu!

Masih tak percayakah?

Allah menyayangi kita! Menyayangi kaum hawa..
Menjaga seluruh tubuh nya agar tidak sembarang laki-laki yang dapat melihat keindahan mu!
Ketika ada dua permen yang jatuh ke tanah, yang satu masih terbungkus rapih dengan mereknya, dan satu buah lagi sudah tidak memilik bungkus,
Mana yang kau begitu ambil?
Tentu yang terbungkus rapih, bukan?
ISLAM sangat menjaga mu, islam sangat memuliakan perempuan, sadarkah?

18/16/2012
Pojok Darul Irfan
Dalam sore sunyi

Kamis, 03 Mei 2012


Berbagi Cinta dalam Duka
Mungkin terlalu melankolis, atau ada yang beranggapan berbuai judul romantis?
BUKAN!
Karena ini realistis berada dalam keluarga MANIS
PROGRESIF
INKLUSIF
PRESTASTIF
MEMBUMI
            Adik-adik soleh-solehah Yayasan Bina Wanita Bahagia, sore itu adalah segenggam wujud CINTA pada kalian. Kalian, generasi bangsa yang mempunyai semangat membara untuk menjadi pribadi cerdas. KAMMI tersenyum manis melihat, mendengar kalian dengan lantang juga lancar membaca do’a kifaratul majlis, juga do’a petang. Spesial untuk kalian ku acungkan kedua jempol jari tanganku bonus jempol kaki ku.
            Kalianlah generasi bangsa, yang akan tumbuh berkembang menjadi pemimpin masa depan. Maka, terimakasih adik-adik telah mau menerima segenggam cinta kami. Rasul mencintai anak yatim, kaum dhuafa maka inilah KAMMI yang selalu mengikuti jejak-jejaknya walau tidak akan pernah sesempurna Kekasih Allah.
Karena….
            Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat.
            Adik-adik soleh-solehah Yayasan Bina Wanita Bahagia…
            Tahukah kalian?
            Beserta sore, umi izzah, para pengajar, gedung kokoh, halaman bermain dan tentu kalian adalah saksi KAMMI. Saksi cinta untuk ummat, berterimakasih kembali telah menerima segenggam cinta dalam kegiatan terakhir dalam kepengurusan PIPM.
            Jika, kalian perhatikan. Ada beberapa diantara kakak-kakak KAMMI atau bahkan semuanya sedang merasakan duka.
            Duka?
            Karena kakak Afgan tinggal menghitung jam, akan  digantikan oleh sosok yang masih misterius dan  tentu sudah berada di lauful mahfudz sana. Jujur pada diri sendiri, aku “Kak Anis” sosok yang masih bocah dini mengenal KAMMI, akan merasakan duka juga sangat merindukan masa-masa ini. Banyak sosok hebat yang ku temukan.
            Ada sosok yang lembut, bijaksana bagaikan ibu dan juga seorang teteh yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka, memberikan semangat ketika terlihat para adik-adaiknya sedang down.
            Ada sosok yang diluar keras, tapi hatinya begitu lembut dan penyayang. Galak, awal ku mengenalnya, tapi aku salah! Bukan galak, melainkan tegas. Melalui dirinya lah aku diajarkan tidak menjadi seorang akhwat yang lembek.
            Ada sosok pendengar setia, yang selalu memberikan masukan-masukan membangun kepada adik-adiknya.
            Ada sosok yang baik, ramah dan dibumbui sikap kekanak-kanakan, mengulik lebih dalam dia adalah sosok yang super dewasa.
            Ada sosok pemalu, yang pintar bermain kompeter, bergelut dengan gambar-gambar. Dikenali lebih dalam, dia adalah orang berjiwa tegar juga pemberani.
            Sungguh, KAMMI ini unik! Satu jiwa punya SEJUTA SOSOK.
            Merekalah kakak-kakaku, guru, juga sahabat. Sungguh akan sangat merindukan masa-masa ini. Walau baru awal mengenal, namun ukiran itu telah terbentuk indah dan cantik didalam dada, di “hati”.
            Aku sayang kalian karena Allah.

            Sensasinya tidak akan terlupakan!
            Berawal masuk KAMMI, masih ada rasa curiga juga menyelidiki dalam-dalam dengan diam. Karena sebelumnya aku menggangap semua politik adalah busuk. Tapi, seiring waktu berjalan, bertaaruflah diri ini dengan yang namanya KAMMI, dan  aku mengetahui bahwa politik baik itu masih ada.
            Dulu, , ,
aku masih ragu, takut bahkan belum berani membusungkan dada, dan berteriak dengan bangga sambil mengempalkan tangan,
            “Anis adalah anak KAMMI”
            Realitanya, banyak orang yang belum bertaaruf dengan KAMMI, sehingga seolah-olah
KAMMI adalah musuh bersama.
            Dauroh Marhala Tsani, membuka pandangan akan pemikiran ku yang sempit. Hingga, aku berani berkata,
 “Patutlah bangga menjadi orang KAMMI, karena KAMMI adalah orang-orang pemberani, yang siap dicaci dan dimaki”,
            Ucapan yang tak pernah aku konsep jauh-jauh hari. Kumpulan kata yang terucap dari hati ini, tulus!

DAN
Menghitung jam…
Besok..
Hingga matahari menjemput, akankah kenangan itu berlanjut?
Aku yakin! Banyak air mata yang basah karena duka ini mendalam. Duka, merindukan orang-orang hebat disekeliling ku.
Sungguh, terimakasih tak pernah berujung untuk kakak-kakak semua. Melalui kalian lah aku banyak belajar, melalui kalianlah aku CINTA KAMMI, melalui kalian lah aku berada dalam UKHUWAH nan indah.
Melalui kalianlah aku belajar totalitas di dalam jalan dakwah.
Pinta ku pada kakak semua,
Teruslah menjadi orang yang MENGINSPIRASI AKU, UNTIRTA, BANTEN dan INDONESIA. MENGINSPIRASI dengan MANFAAT seperti laut yang luas, gunung yang mencakar langit, matahari yang memberikan sinar-sinar penuh MANFAAT untuk sekalian alam.
Uhibukum fillah…



Adik-adik soleh-solehah Yayasan Bina Wanita Bahagia…
Wah, kakak banyak cerita ya!
Wah, sudah sudah kalian jangan terlalu membasahi mata!
Jadilah seperti MEREKA ya!

Ok, nanti kita lanjutkan kembali J

Jumat, 10 Februari 2012
Annisa Sofia Wardah
Pojok Darul Irfan

Bersama Malam
“Kring. Kringggg”
Raga bangun dari  tidur nan lelap.
“Astagfirullah….! De, de.. dea bangun!” ucapku kaget sambil menggoyongkan tubuhnya yang masih diselimuti kain.
“Masih ngantuk!” jawabnya dengan tegas
“Pupus sudah harapan kita!” air mata ini jatuh membasahi pipi
“Maksudnya?” tanyanya dengan muka penuh keheranan.
“Jam 6”
Sahabatku ikut menangis. Bagaimana tidak? Dia cinta mati dengan UI (Universitas Indonesia). Aku tidak salah menilai, buktinya background tampilan laptopnya mahasiswa penerima beasiswa aktivis mahasiswa UI, musik yang selalu diputarkannya UI, dan selalu mengucapkan “Pengen pakai almamater kuning”.
“Nggak ke UI, hik hikss,” tangisnya kencang sambil memukul kasur.
“Kenapa bisa telat, hik hiks” tangisnya tak berhenti-henti.
Mencoba menenangkanyalah yang ku bisa lakukan saat itu.
Aku menangis bukan karena rencana tidak kesampaian, tapi aku yakin bahwa jilbaber satu ini pasti akan menangis mengharu biru. Dan ternyata benar. Kamar yang dekat ruang tamupun ramai akan tangisannya.
“De, kamu kenapa? Ayah berangkat kerja ya!” tanya ayahnya dengan suaranya yang semakin menunjukan bahwa posisi berada jauh.
“Servis panci bolong bu! Servis! Servis! Barang-barang apapun bisa di servis!” teriak penjaja jasa, suaranya mirip dengan ayah Dea.
“Ckrkk” ku buka pintu dan ku mengintip.
“Benar!” dugaan ku benar.
“Itu ayahmu dea?” tanya ku dengan terkejut.
Tangan kanan ini kembali menggoyangkan tubuhnya yang sejak tadi hanya diam.
“Apa? Oh, dah jam 4 ya?” tanyanya sambil melirik jam di handphone nexianya.
“Jam 4” segera mencubit pipi chubby
“Ayah dea kerja tukang servis panci?” tanyaku setengah sadar.
“Bukan! Pekerja dinas intansilah, huamm” jawab nya bergegas menuju kamar mandi.
“Oh Alhamdulillah, tadi hanya mimpi!” ucapku syukurku dalam hati.
*~*~*
Cukuplah sudah pengalaman yang membuat jantung copot ini berakhir di bulan desember, sungguh tak ingin terulang kembali. Masa-masa yang membuat teman-teman satu kelas ku dibuat khawatir karena keterlambatan ku untuk berangkat ke Saung Mang Udjo, karena aku, perjalanan yang seharusnya dimulai pukul 04.00 dini hari harus mengulur selama dua jam, sungguh tidak ada niat sedikit pun.
“Ada satu hal yang aku takuti” ucapku dengan serius
“Apa itu nis?” tanya Dea tak kalah bertampang serius
“Hmmm, takut jika kita sudah semaksimal hari ini, besok bangun jam 6”
“Hahahaaa. Emangnya kamu!, nggak lah! Insya allah!” tawa Dea dengan lepas.
30 Januari adalah hari yang kami tunggu, bedah buku “Belajar Merawat Indonesia” acara tersebut geratis dan seratus pendatang pertama mendapatkan bukunya, siapa yang tidak ngiler? GERATIS!. Moment yang sangat tepat setelah berperang melawan ganasnya soal-soal UAS kini saatnya untuk memberikan reward kepada diri ini, karena badan pun punya hak.
Malam kian larut, ku melirik ke samping ternyata sahabat ku sudah tertidur pulas. Lantas, aku hanya diam, merasakan suara heningnya malam.
“Tik, tok..” suara jam dinding yang menemani aku dengan keheningan malam.
“Huaaam” tangan kanan segera menutup mulut ku yang mengup.
Mata menuntut haknya untuk dipejamkan. Tangan ini segera mencari handphone memastikan alarm sudah dipasang pukul 03.00. rasa takut setengah mati itu mengantarkan aku pada mimpi buruk, dan keburukan mimpi itu memberikan kebahagian kareabn membuat ku terbangun pukul 040.00. melalui mimpi aku bisa banging lebih awal, bisa dibayangkan jika sat itu tidak ada mimipi buruk dapat dipastikan terlambat bangun. Bagaimna tidak? Ketika ku banging, dia masih terlelap.
Maka, bertermakasihlah dengan siburuk mimpi itu.

Anis Sofia © 2016