Seperti apa orang Padang bilang di mana bumi dipijak disana langit dijunjung. Itulah yang terasa pada diri ini. Beo, selama 12 bulan ke depan saya akan menetap belajar menjadi warga yang patuh pada hokum adat, menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, tetangga yang hormat, seorang anak yang selalu menitipkan rindu pada doa dan menyimpannya dengan rapih. Sebuah proses yang tidak sebentar.
Pulau Beo yang berada di tengah Teluk Mayalibit berhadapah dengan Pulau Go dan Pulau Waifoi, memiliki keunikannya sendiri. Selama 15 menit saya bisa mengelilingi pulau dengan terkenal kampung muslim di Papua. Sejauh mata memandang pinggir bendungan air laut di penuhi rumah-rumah berdindingkan papan, halaman belakang laut dan terpakir rapih Bodi, kamar mandipun menghadapi laut.
Tampak belakang |
Rumah Sri Wahyuni, anak kelas 5 berayahkan orang Jawa dan ibunya Papua,