Jumat, 28 Februari 2014

Peserta, relawan, Mas Gong, Mbak Tyas di depan RB 3 Rumah Dunia
Merekalah orang hebat yang aku beri gelar 'Pejuang Literasi'. Siapalah aku yang begitu seenakanya bisa menyematkan mereka dengan pejuang literasi. Ya, bagaimanapun mereka adalah orang yang sungguh sangat menginspirasi. Selama empat hari, aku membersamai mereka. Bukan sebagai

Kamis, 27 Februari 2014

Bukan tentang tebal atau tidaknya sebuah buku, namun bagaimana sebuah buku bisa menginspirasi pembacanya. Itu yang bisa disebut sebagai living book. ~Ardi, The Best Book Reviewer versi #JamboreTBM2014

Banyak masyarakat Indonesia yang belajar budaya asing, tapi jarang ada yang belajar pada hukum adat tempatnya tinggal.
-Dr. Alexandra Landmann, Universitas Hindu Indonesia' Bali. #JamboreTBM2014

"Saya sadar saya cinta menulis" -Stephany Josephine di  

Rabu, 26 Februari 2014

salah satu pemateri dari Korea

Sudah saatnya kita banyak bergerak, bukan bicara
Ucap pak Bambang pemilik TBM di Bandung. Dengan kondisi yang sudah berumah tangga memiliki TBM dan sibuk mencari nafkah dengan mendongeng masih bisa membuat buku "TBM kok bikin event?"

Auditorium Rumah Dunia  21 Februari, 3 bapak sedang menjadi pembicara. Mereka sangat bangganya  memamerkankan buah hati. Ya, mereka berhasil melahirkan anak-anak hasil pemikirannya. Bapak Agus pemilik TBM Sudut Baca Soreang teleh menulis "Gerilya Literasi".

Mereka yang sudah berkepala tiga masih bisa melahirkan karya berupa tulisan, dibukukan. Lantas kita?

maaf lupa dokumentasi,dan sedang tak konsentrasi saat itu.
Perpustakaan pusat, Serang 27 Februari 2014
Aam, Syarief, Aly, Daru, ka Diki k Efri, ka Agus, Yehan, Saya, Ka (lupa -_-")
Selalu saja begitu, ajaib memang Rumah Dunia selalu menjadi pelangi di hati saya. Berbekal ingin merasakan panitia di event RD, sayapun mendaftarkan diri. Dan trala laaa, para relawan RD menerima saya sebagai

Siapakah Andi Nata? Mengapa sebegituya teman dekatku Hani sagat besemangat dan mengajak kaki ku untuk melangkah ke fakultas tehnik, Cilegon. Hinga berwajah china itu membayarkan tiketku dengan uangnya terlebih dahulu.

Jam dinding aula FT telah menunjukkan 10.00 tapi acara



Sekarang gw harus ekstra tenaga, lebih cepet pegel jari, end agak lama. Nasib T.T

Senin, 03 Februari 2014

“Hei, bisakah kau diam  tak mengoceh sedikit pun? Bisakah? Aku muak denganmu!”
“Heei, perlukah berulang kali aku katakan diam!”
“Apakah kau tuli? Diaaam! Ku  Bilang!”
“Ku mohon, diam dan jangan menggodaku!”
“Persetan!”

Minggu, 02 Februari 2014


Hal yang paling saya benci, adalah perjumpaan. Karena saya tahu setelahnya pasti harus bersiap menata hati akan suatu episode ‘perpisahan’.

Begitupun dengan saat ini ketika saya mengetik sendirian di sudut kamar hanya ditemani alunan depapepe, rasa sakit menahan rindu itu masih terasa hingga saat ini. Tapi masih sedikit terobati akan gambar-gambar yang masih bersemayam di laptop saya. Di Rumah Dunia, saya bisa menyatukan rindu dan semakin akrab dengan mereka yang pernah menjadi keluarga ngetrip di alamNya, anak gunung Krakatau.

Masih ingatkah? Ketika kak Reno menyanyikan lagu, pada malam harinya kita mendapatkan traktiran mie plus baso (makasih kak Agus Goemay!) . Di sana tertumpah ruah kegalauan kegalauan dari bang Andri Kronis, bang Ocha, bang Efri, bang Agus, bang Rama, mbak Lia, mbak Intan, mbak Isti, ka Reno, dan saat itu saya, Rini, dan Fitrah menjadi pendengar yang baik.

Cukup mengingatnya saja ya! Jika saya mewakili menceritakan di untaian huruf ini, rasanya tidak ‘wah’. Karena kita harus mengingat, dan kembali tersenyum akan malam yang indah itu. Kepala yang berbeda, isinyapun jauh berbeda, watak, sikap, sifat, berbaur satu menjadi akrab. Bercerita ini, dan itu. Sungguh malam itu, adalah malam yang otak saya menolak untuk lupa. Karena kalian kini telah menjadi bagian pengisi ruang hati saya (cwiiiit cwiiiit *ini Serius).
Keluarga alam yang tak lengkap. *Kak Reno nggak ada, ka Ocha juga. Nggak lengkap hiks
Keraton Kaibon


Kau tahu pelabuhan karangantu? Itu adalah pelabuhan internasional, menjadi pusat perdangan internasional pula. Berbagai pedagang penjuru dunia hiruk pikuk di pelabuhan itu. Pelabuhan yang pertama kalinya di pijaki oleh Cornelis de Houtmant. Coba cek saja buku sejarah.
Pada hari terakhir, harus bersiap menata hati untuk berpisah. Tanggal 10 November 2013, mobil angkot menuju  Keraton Kaibon, wihara, dan cotavillage.
poto by: Teh Yori Tonaka

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Mengapa sastra? Sastra adalah untuk berdakwah. Salam dan sastra tidak dapat dipisahkan. Karena berdakwah itu adalah suatu keindahan.
SASTRA MENYATU DENGAN DAKWAH.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang dari hati. Karena akan sampai ke hati.
Butuh penghayatan ketika menulis novel dan pemahaman.
“Bagaimana keseharian Kang Abik? Pesan untuk penulis pemula? Karya terbaru?” tiga pertanyaan untuk Kang Abik, dan sungguh sang moderator sangat baiknya lagi dan lagi saya berkesempatan untuk bertanya.
Kesehariannya sama seperti yang lainya. Pesan dari kang Abik adalah sempatkan menulis, membawa bacaan. Dan adakan deadline harinya. Dan in sha Allah kang Abik akan menerbitkan karya selanjutnya. Dan sebagai manusia harus memiliki Ulumul Himah (Cita-cita mulia).
Bayangkan prestasi besar! Semoga Allah mengabulkan!” pesan dari Kang Abik yang masih terdapat dalam hand book.


Ngeblur, kamernya sederhana dan di zoom. Posisi duduk di atas pula -_-
“Apakah  wanita berjilbab cokelat itu masuk kriteria wanita solehah sebagai calon?” ucap Mas Gong sambil menunjuku. Lontaran pertanyaan untuk Kholidi “Azzam”

1 jam lagi.
Lembaran kertas, tumpukan buku mengelilingiku saat itu. Jaripun tak lepas untuk bermain pena, dan mata harus jelinya memindahkan nama, NIM, dan kumpulan nilai.
“Anis saya sudah sampai Serang” sms masuk datang.
“Haaah? Bukankah bilangnya sampai jam 11 ya?”
“Iya, saya naik yang jam 5 pagi ke kampung rambutan”
“Oke.. sekarang kamu… “

“Kamu hanya dapat jatah 10 orang” salah satu inbox masuk.


“Gitu ya ka! Baiklah!” menggigit bibir.
Betapa cemasnya saya, ketika list yang minat untuk mengikuti KB ada 15 orang. Ya, saya ingin membantu untuk menyukseskan acara 8, 9, 10 november minimal dengan mencari peserta. Belum bisa seperti relawan yang dibuat tenaganya berkurang, pemikiranya diperas dalam kegiatan tersebut. Ya ini yang saya lakukan, mencari “anak”.

“Hanyaa satu syaraatnya.. ya komitment” memblok, kemudian ctrl+p. Berulang kali saya lakukan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan mereka yang terpencut ingin mengikuti KB. Saya memang nekad mempostingnya di status FB saya. Mungkin ini bentuk frustasi saya karena sudah menawarkan dengan kawan-kawan di Serang, teman di kampus, tapi mereka belum bisa memberikan kejelasan akan keikutsertaanya alias bahasa bekenya saya sedang di PHP, tidak sedikit orang yang memPHPkan saya. Dan saya memutuskan untuk memposting di status saya.

Tidak lama, notif FB saya ramai. Banyak yang me-like, memberikan koment. Saya hitung ada dua puluh orang yang berminat. Kemudian saya membuat obrolan bagi mereka yang benar-benar berminat, saya posting schedulenya. Dan mengcaplsock KOMITMENT ya acara KB ini FREE malah sangat dibuat manja oleh kegiatan tersebut, bisa bertemu Azzam, Oka, Habiburahman, ketua LFP pusat, ketemu orang-orang hebat, makan ditanggung, dapat snack. Komitment untuuk hadir selama 3 hari tersebut. Hingga, lambat laun yang menyatakan mampu ada 15 orang.



Setelah tiga bulan lamanya saya tidak memuaskan nafsu untuk bermesraan dengan toko buku, kemudian meraba halus dan menatap genit ke deretan rak buku. Sang Kuasa memberikan buku sebanyak 5 buah buku pada acara Kampung Budaya yang diselenggarakan oleh Rumah Dunia yang bekerjasama dengan Depdikbud pada tanggal 8-10 November 2013 lalu.

Saya akan mencoba menyusun lembaran-lembaran indah itu dalam suatu file yang  membuat saya kembali tersenyum dan membangkitkan semangat literasi saya. Tidak hanya itu. Saya sangat ingin berbagi mengenai serunya Kopdar, mempunyai kenalan baru, terlebih lagi saya akan bertutur bahwa Rumah Dunia itu keren never ending!


“Saya nikah tepat usia 20 tahun” ucapnya dengan wajah yang biasa.
Anis Sofia © 2016