Selasa, 29 Oktober 2013



            Dan di malam yang sunyi ini, hanya ada lagu Sasina yang menemani. Tidak ada rasa sedih dan kawatir karena tidak membuat RPP karena besok bisa rehat dari sekolah, bisa mngurus LPJ pencairan uang, dan menunaikan kewajiban sebagai kakak mentor. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kepanjangannya, dan kemudian saya berfikir ini adalah cara pengenalan untuk merasakan menjadi guru. Bagaimana menjadi guru sesungguhnya? Saat ini masih jadi “guru-guruan” juga masih single. Oke, saya kali ini tidak akan menyinggung mengenai permasalahan jomblo ataupun single.
            Pikiran yang memenuhi otakku saat ini adalah bagaimana menjadi guru sesungguhnya, terlebih lagi sudah ada seseorang yang mendampingi dan ada buah hati? Terbayang jelas, harus membangunkan suami, anak, kemudian menyiapkan keperluan, membereskan rumah, memasak, memandikan anak, menyiapkan kebutuhan anak ke sekolah.
Saya yang  masih ngurus badan sendiri saja masih belum bisa seperti mereka. Ini masih berada dalam Mata Kuliah  PPLK  rasanya semeraut mengatur waktu antara organisasi, santri, mengajar bimbel. Dan pada titik akhir, sekali lagi saya kagum kepada para guru yang sudah berkeluarga dan masih tulus mengabdikan diri untuk mendidik anak di sekolah.
Oke, dan bahagianya malam ini saya bisa bermesraan dengan si biru, menyampaikan kisah beberapa hari yang telah saya lalui di SDN 21 Serang. Alhamdulillah, sejauh hari yang saya lalui sungguh membahagiakan. Bisa bersepedah setiap hari, membalap bis yang berada di jalan. Dapat sering berceloteh dengan anak-anak setiap harinya, sungguh membahagiakan.
Entah, apa yang membuat kelas 5B begitu sering menanyakan “Kapan ibu, ke kelas saya lagi?” tak hanya satu orang banyak yang mengatakanya. Dan sungguh, lantunan syukur saya haturkan kepada pemilik cinta, karena peluh dan jarak yang lumayan menguras tenaga bisa terobati.
Baik, ini tentang bagaimana cara untuk membahagiakan anak-anak kecil yang haus ilmu. Salah satu caranya adalah memberikan cinta, senyum tulus. Aplikasi yang jelas adalah dengan mengajar totalitas, salah satunya dengan menggunakan media.
Aha, dan sayapun mencoba mengingat salah satu materi dalam permatakuliahan saya mengenai media. Manfaat media dalam proses pembelajaran:
-          Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
-          Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
-          Menimbulkan kegairahan belajar.
-        Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
-          Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
-          Memberikan perangsang yang sama.
-          Mempersamakan pengalaman.
-          Menimbulkan persepsi yang sama
Oke, ini dia celoteh saya mengenai media yang telah saya buat.

Pertemuan ke-1
21 Oktober 2013
Saya menggunakan media berupa gambar. Gambar hewan, saat itu saya harus mengajar di kelas 3 mengenai pengelompokan hewan.












gambar-gambar ini sungguh membantu saya membuat anak fokus dalam belajar. Jelas karena gambarnya memang sangat unik. 

Pertemuan ke-2
23 Oktober 2013
Adalah materi bahasa Indonesia, mengenai simbol. Seperti biasa saya menggunakan media berupa gambar. Karena memang mudah dan lumayan murah dan tak susah he.
selain itu saya pun menggunakan media berupa kartu bergambar. Cara penggunaannya berbeda yaitu seluurh anak bernyanyi "Naik Delman" sambil mengestafet bola kertas. Setelah lagu berhenti, maka anak yang terakhir mendapatkan bola kertas ke depan kelas. Setelah terkumpul banyak siswa yang terkena bola kertas akhir, maka mereka mendapatkan suatu permainan dari  kartu bergambar
media ini ditempelkan di papan tulis, kemudian para siswa yang terkena bola kertas tadi  mencoba mengartikan sesuai pemahaman mereka secara bergantian.

Pertemuan ke-3
23 Oktober 2013
Ini sangat menguras pikiran, siap-siap bertempur di kelas 6 membahas tentang Parafrase. Dan akhirnya saya mempunyai ide untuk membuat media di bawah ini, dan sayapun tak tahu nama medianya apa hehe. Parah.
Parafrase adalah mengubah  puisi ke bentuk prosa. Maka dengan ide seadanya saya menuliskan puisi di kertas karton yang sudah diparafrakan. Disana ada kertas berwarna-warni karena ada tanda tanyanya, karena di balik kertas berwarna tersebut ada kata berupa penambahan perubahan puisi menjadi bentuk prosa.
dan selanjutnya...
yaitu Surat Cinta
saat itu saya menggunakan model kooperatif, yang menjadikan siswa untuk dituntut kerjasama. Nah, setelah siswa paham tatacara parafrase, saatnya mengevaluasi tingkat kemampuan siswa dengan "Surat Cinta". Satu Kelompok terdiri dari 5 orang, dan mereka disuruh memilih warna kertas, dan dibalik kertas tersebut terdapat puisi. Puisi setiap klompok tidaklah sama. Dan, mereka dengan semangatnya mencoba memparafraskan tulisan di Surat Cinta.

Pertemuan ke-4
26 Oktober 2013
pertemuan saat itu di kelas 5B, mengenai dialog. Dan mohon maaf, saya tidak dapat memposting gambar medianya, mengapa? Karena setelah pembelajaran usai. Para anak memalak media yang saya gunakan -_-" . Oke dan sayapun memberikannya. Media yang saya gunakan saat itu adalah empat gambar siswa Sekolah Dasar yang dibentuk orang-orangan. Dan lembar kertas yang berisiikan dialog.

Pertemuan ke-5
28 Oktober 2013
Kembali lagi ke kelas 4, dan saya sangat bahagia. Karena diantara mereka ada yang ngefans pada saya (secara ada siswa yang meminta no HP saya :D ). Kelas ini campur aduk, sama seperti kelas yang lainya. Tapi uniknya, ada beberapa siswa yang tidak begitu aktif ketika pembelajaran. Tapi ketika mengerjakan soal yang saya berikan, wah mendapatkan nilai seratus.
Mengenai kelipatan dan faktor. Media yang saya gunakan adalah lembaran kertas yang dibentuk serupa bunga, dan ditempelkan di papan tulis, dikaitkan dengan materi kelipatan dan faktor.
Oh iya tadi ini bunga lebih dari dua puluh jumlahnya dan seperti biasa saya tidak dapat menolak wajah polos mereka yang menginginkan bunga tersebut. 

"BOOMM!!"
Selain menggunakan media kertas yang digunakan bunga. Saya memberikan selingan berupa permainan boom. Yaitu permainan yang berupa menghitung dari 1. Tetapi jika saya mengatakan kelipatan 2, maka setiap kelipatan 2 (2, 4, 6, 8, 10...) dan seterusnya disebut BOOM bukan angkanya. Ini dapat melatih pemahaman juga daya konsentrasi siswa.

Pertemuan ke-6 
29 Oktober 2013
This the first timenya saya di kelas 2 SD membahas mengenai pembelajaran Matematika, materi pokok berupa menempatkan kedudukan anatara ratusan, puluhan dan satuan. Media saya yang gunakan adalah sebagai berikut, dan entah apakah nama medianya. Saya terinspirasi ketika pernah bermain ke laboratorium matematika.
Itu adalah bekas kardus sepatu yang dibungkus kertas kado, diberikan lubang diatasnya. Kemudian diberikan kertas warna. Seharusnya menggunakan stick yang terbuat dari bambu dan semacamnya. Karena di asrama sangat susah menemukan, menggunakan lidi pun sayang karena pasti dijamin sapu lidinya akan  botak. So, saya menggunakan kertas karton yang dilinting membentuk lidi. 
Cara penggunaannya?
Ketika satu lintingan kertas dimasukan  ke dalam lubang ratusan maka adalah seratus. Jika dua, maka dua ratus. Melihat gambar di atas yang terdapat 2 linting kertas di lubang ratusan, 2 linting kertas di puluhan dan 2 linting kertas di satuan maka, dituliskan 222. Begitu :) 

Darul Irfan, 29 Oktober 2013
Alunan Sasina..
dan mulaaai ngaaaantuuuuuk hoaaa zZZZzzZ


            Selagi pulsa modem ini belum berakhir, perjalanan akan selalu mengalir dengan deras. Ini adalah tentang perajalanan di dumay (dunia maya) yang memberikan efek kebersemangatan. Petualanganku tidak akan pernah habis, karena banyak blog yang sangat memukai. Beda genre memang ada yang berdarah tumblr, wordpres, blogspot, dan lainya. Dari sekian banyaknya pilihan, aku mencoba tetap setia dengan si blogspot.
            Akhir akhir ini ada salah satu tumblr menjadi penjelajahanku. Berjalan dengan santai dan menikmati layar monitor yang selalu menyala. Adalah Hers yang telah memesonaku. Sebenarnya bukan pada Hers, tapi kepada orang yang berada dibalik layarnya.
            Sohibku yang satu ini memiliki berbadan bongsor, dia ramah dan memakai pakaian trendy lagi syar’i. Bagi yang mengenalnya pasti akan menganggapnya jutek, tapi jika kau coba mendekat, berkenalan, ah adalah jamuan keramahan yang akan kau dapatkan.
            Pada tugas disanalah kita saling berpaut, dan hati kita saling memanut. Dalam riuh tugas yang membunuh, ada aroma kemesraan yang begemuruh. Dari awal aku pesimis menjadi bagian darimu, bagian dari ceritamu. Tapi kini aku merasa ada namaku, ada wajahku dalam do’a rabithahmu. Semoga, dan akan ku rapal namamu dalam tanganku yang memohon pada Nya.
            Senyumu, bentakanmu, loyalitasmu, nasihatmu, pelukan eratmu, doa doamu, ialah pengantar cinta ini hingga ada rangkaian abjad namamu dalam bilik hatiku. Dan masih jelas akan mimpimu menjadi entreupreuner sejati. Entreupreuner? Aku tahu penyebabya mengapa kau pilih jalan itu. Dirimu lembut dan keras, terkadang kau tak ikuti sesuai aturan yang jauh dari prinsipmu. Kau ingin bebas. Dan sebebasnya yang kau mau, kau tetap pada jalan yang indah. Kau berkreasi dalam bingkai indah-Nya.
            Semangat menjadi Khadijah selanjutnya, dear J

Darul Irfan, 29 Oktober 2013
Entah mungkin rindu ini telah membuncah, hingga dia jatuh tak terbantahkan.
Jaga Ukhuwah ini hingga Jannah, sayang.
Dalam alunan Sasina.
           


Senin, 28 Oktober 2013

adalah kebahagian yang tak terhingga saat ada anak didik kita menjadi orang sukses. Sekalipun kita sendiri tidak mendapat timbal balik dari kesuksesannya. Karena  mengajar adalah tugas mulia yang sangat mulia.
(Anies Baswedan)
      Dan kebahagian bagi saya  adalah terucap dari bibir mungil berseragam merah, putih. “Ibu, kapan masuk lagi ke kelas saya?”.
      Selama saya merasakan mata kuliah PPLK tidak sedikit orang yang mengatakan hingga menyepelekan seorang anak Sekolah Dasar. Mereka berseragam merah, putih adalah rumus terumit yang pernah saya temukan, lebih sulit dari rumus volume, masa suatu benda. Pada tingkahnya banyak hal yang perlu ditangkap, dan diungkap.
      Tidak semudah membenarkan mesin komputer, aliran listrik yang putus. Karena yang diubah adalah ahlak (sikap). Bagaimana harus penuh kesabaran untuk mendamaikan siswa Sekolah Dasar dalam setiap harinya di kelas yang berbeda. Ada yang menangis tidak karuan karena tidak ingin masuk kelas, saling mencemooh antara teman sekelas, mereka yang malu-malu bertanya.
      Mereka tulus, mereka polos, mereka haus. Pada tatapan sendunya tersimpan rindu yang menggebu. Rindu pada sosok guru tulus. Guru yang mengorbankan malam untuk membuat media, merancang hari esok penuh pembelajaran yang menyenangkan.
      Materi terbesar bukanlah ada pada setiap lemberan rupiah yang diterima di setiap awal bulan. Materi yang sungguh menjamin, adalah senyum kebahagian yang mengukir pipi mungil, sambil berdoa dan siap memeluk cita dan cinta. Karena mereka adalah investasi berharga.
Investasi
      Pada matanya, ada ketajaman merekam setiap tindakan guru. Guru adalah artis yang harus bisa menguasai emosi, membuang hal pribadi memasang senyuman termanis di dalam kelas. Ada mata yang selalu merindukan pembelajaran yang menggairahkan.
      Pada lisannya ada modal kejujuran yang akan membawa mereka menuju kedewasaan. Mulut yang diinfestasikan untuk berucap santun penuh makna.
      Pada tubuhnya akan berkembang bagaikan pohon yang akan memberikan kesejukan, dan mengakar kedalaman keilmuan.
      Pada tanganya adalah kumpulan jemari yang siap melawan pemimpin yang keji.
      Pada kakinya ada kesiapan langkah untuk mewujudkan negeri yang indah akan setiap perjuangannya.
      Sungguh, banyak hal yang diinfestasikan. Dan bukanlah hal mudah untuk menjaganya.  Karena mereka adalah kumpulan frase cinta, perlu buku spesial untuk menjaganya. karena  mereka adalah tumpukan syair, perlu musik khusus untuk membuat musikalisasi terindah. Karena mereka adalah kumpulan skenario, butuh kamera terbaik untuk merekamnya. Karena mereka adalah perpustakaan cita-cita, butuh cinta dan mimpi untuk menjaganya.

Darul Irfan, 27 Oktober 2013-10-28



Kekuatan Mimpi membuat setiap anak berdaya menggapai cita-cita hingga tiba waktunya mereka yang menginspirasi anak negeri
(Dzakwan Ali)



Sabtu, 26 Oktober 2013

Pada pagi yang sejuk, embun yang sudah membasahi dedaunan dan seisinya. Dan sinar matahari yang mengetuk dengan ramah. Hari minggu yang semoga penuh berkah terutama untuk pengantin baru
Kak May
&
Mas Eko

“Seorang laki-laki, tumbuh dengan penghargaan karena penghargaan secara langsung membangun sisi kepribadiannya. Seorang wanita tumbuh dengan komunikasi, karena komunikasi secara langsung membangun sisi kewanitaannya”
26 Oktober 2013, adalah hari bersejarah untukmu kak. Memenuhi separuh imanmu, berikrar penuh untuk lelakimu, bertaat penuh untuk orangtua barumu. Saya yakin, 24 jam yang lalu dirimu sibuk dengan kosmetik dan gaun pengantin terlebih lagi rasa yang tak tentu.
Adalah kak May, sosok muslimah negarawan yang baik hati namun tegasnya setengah mati, ucapannya tak pandang, sekali ingin berucap diucapkan saja, sungguh berbeda denganku harus mengunyah secara baik apakah perkataan itu manyakiti orang lain ataua tidak. Sosok yang menjadi inspirasi bagiku untuk bisa tegas, akhwat lemper (lembut perkasa).
Adalah Kak May, yang mengajari tentang kemandirian, galak di jalanan. Dan kemarin, pasti sungguh lembut di pelaminan seraya memasang senyum yang penuh kebahagian. Dan timbul rasa bersalah ketika raga ini tidak bisa hadir menjadi saksi suci dirimu kak. Sungguh, ada berbagai amanah yang tidak bisa ditinggalkan PPLK, pelantikan pengurus KAMDA Serang, mengajar bimbel. Harap maklum ya kak, semoga doa dari seorang Anis bisa sampai dan berpengaruh pada kehidupan mu kak, doa yang sederhana semoga penuh makna.
"Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika, wa jam'a bainakumaa fi khair"
Dan semoga..
Ada cinta dalam kata
Ada cinta dalam canda
Ada cinta dalam perhatian
Ada cinta dalam pengertian
Ada cinta dalam bilik-bilik rumah
Ada cinta dalam hadiah
Ada cinta dalam ingatan
Ada cinta dalam pintu-pintu ilmu
Ada cinta dalam hiburan
Ada cinta dalam perjalanan
Ada cinta dalam kecemburuan


(Selamat ya kak Maydina, mohon maafkan adikmu yang raganya belum bisa hadir)
Semoga tulisan semeraut ini mewakili akan janji dan rasa rindu pada dirimu kak J
Minggu, 27 Oktober 2013

Dalam alunan al mutafifin.
Ini cerita di malam minggu bu, dengarkan ya!”
Diam dan memberikan senyuman termanis.
Ada kisah tentang satu keluarga, yang sudah tidak memiliki ibu. Kini sang ayah hanya memiliki tiga anak. Anak pertama bernama Astri, kedua Harber, ketiga Amsol.  Ayahnya sangat sibuk. Ketika ada waktu untuk jalan-jalan. Si Ayah hanya mengajak Astri dan Harber. Ayahnya memang tidak adil, dia malah mengasingkan Amsol. Ketika ke pantai, mall, pokoknya jalan-jalan  Amsol tidak diajak. Padahal Amsol sangat menyayangi ayahnya, ya walaupun ayahnya tidak pernah menunjukan perhatiann kepadanya”
Suatu saat ayahnya menanyakan ke Astrid dan Harber.  “Nak, kalau ayah meninggal, apa yang kau lakukan?”
“Kalau mati, ya udah mati aja yah!”
Kemudian ayah menanyakan kepada Harber
“Nak, apa yang kamu lakukan ketika ayah meninggal”
“ Ya, udah mati aja yah!”
“Memang, kamu tak mau ikut dengan ayah?”
“Ih, ngapain? Kan ayah udah ninggal, saya masih hidup. Ngapain saya ikut ayah?”
Langkahnya semakin berat. Menuju anak bungsunya, Amsol.
“Nak, kalau ayah meninggal. Apa yang kau ingin lakukan?”
“Kalau ayah meninggal, aku akan memandikan ayah, mengkafani ayah, menyolatkan ayah” jawabnya penuh dengan riang.
Buliran air mata jatuh, membasahi pria itu.
“Apakah kamu akan ikut dengan ayah?”
“Iya, ayah” jawab Amsol dengan penuh riang.
*~*~*~*        
“Hai, bu! Ayo tebak jawaban Nurul, kenapa Amsol ingin nemanin ayahnya di kuburan?”
“Hm, karena Amsol sayang sam ayahnya!”
“Ada lagi?”
“Amsol anak yang soleh”
“Amsol bukan anak yang penakut, tidak takut gelap”
“Dia kan hidup bu, kenapa maunya nemenin ayahnya di kuburan?”
“Wahh, iya juga sih”
“Ibu nyerah?”
Diam.
“Ibu gini! Astri itu adalah anak istri, Harber itu Harta Benda, dan Amal Soleh! Jadi, yang akan ikut kita ketika meninggal ya Amal Soleh bu”
Diamku penuh kagum. Di tengah ruangan yang sungguh kecil, di saat break, bocah cantik kelas 5 SD membukakan mataku. Setelah lima puluh lima mengajari bahasa Indonesia, kini dia mengajariku akan sebuah kehidupan.
“Hahahaha, cerdas!” Riuh tawa lepas meramaiakan ruangan I.
Break adalah suatu kegiatan di salah satu bimbelan yang kini aku jalani.  Suatu kegiatan istirahat yang dilakukan dalam waktu lima menit. Tebak kata, one heart, lanjut kata, adalah permainan yang sering aku tawarkan ketika mengajar. Tapi berbeda malam ini, bocah berkerudung putih menawarkan dirinya untuk bercerita, kemudian saya yang menebak. Ini adalah the first time.
ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak yang pengecut jadi pemberani”
(Umar Bin Khatab)
Aku setuju, benar adanya perkataan Umar, terlihat kelas 5 Sekolah Dasar itu sangat bersemangat dalam bercerita, penuh rasa damai dalam tiap tutur katanya. Dia menyampaikan kepadaku, bahwa cerita yang disampaikanya adalah cerita dari guru di Sekolahnya.
Well, banyak hal yang di dapat di malam minggu, yang lain sibuk dengan pacar, saya sibuk mengajar:
  • Ilmu bisa didapatkan dari manapun, kapanpun, siapapun
  • Pikiran anak begitu sangat mudah menyerap informasi
  •  Cerita baik, anak akan menjadi baik
  • Punya cara baru untuk mendidik anak (terimakasih sang guru SD Nurul) :D
  •  Dan ini memang malam teromantis bersama anak kecil.
  •  Sisanya..( rangkum sendiri yaa!)

Sabtu, 26 Oktober 13
Dalam alunan Souhar ] Kekakuan menulis -_- ]
Dan Maksa Tetap Ingin Jadi Penulis]


Sabtu, 19 Oktober 2013

Bicara semester 7, adalah sekelumit mahasiswa  memikirkan tentang cita, cinta, mimpi, kontribusi. Pada hitungan waktu suatu saat kita akan pergi, berjalan, siap memakai toga, mencari mimpi yang sudah direncanakan. Butuh proses yang lama memang dan juga kesabaran. Tapi jika ada penyandar segala keresahan tentu ini akan menjadikan segalanya terasa indah, mudah dan penuh berkah, Allahku :)

PPLK. Sampai kapanpun ini kepanjangan masih manjadi misteri ketika banyak kepala yang berada di FKIP tidak mengetahuinya. Kesalahan besar yang menyebar dan mengakar. 
"PPLK apaan sih cuy?"
"kepanjangannya?"
"Wahh ngajar intinya mah!"

Rerata jawaban yang sama dari mulut yang berbeda. Oke, sayapun masih kebingungan akan arti sebenrnya, malahan saya lebih hapal dengan istilah KP. Nah, kalau mereka yang bergelut pada masa abu-abunya di sekolah kejuruan pasti akan mengalami Praktek Kerja Lapangan ( PKL) nih ini dia kemiripan dari PPLK. 

Salah besar jika saya telah menganggap semester 7 adalah semester yang menyantaika , karena ternyata di dalamnya begitu banyak rasa hingga mengakibatkan raga mencoba menikmatinya. Bagi mereka yang masih di organisasi, punya usaha, ngajar, tentunya ini menambah tenaga lebih, kemampuan lebih bahkan uang lebih untuk menjalani PPLK.

Segalanya butuh persiapan memang. Jika salah melangkah toh kita akan terjerembab pada lubang kegagalan bukan? Hingga berada di ujung jalan, "Kenapa nggak dari dulu siap-siap?"
Iya PPLK, bisa dikatakan salah satu Mata Kuliah termahal. Tentunya untuk mereka yang mendapat praktek yang sekolahnya berada di pelosok, nggak punya kendaraan pribadi dan termasuk saya. Ya, mereka yang punya motor bahkan mobil tentunya akses menuju tempat PPLK sangatlah mudah dan bisa menghemat kantong.
So, buat adik-adik semester, teman-teman yang belum ngambil PPLK harus nabung sebanyak-banyaknya hehe. Terkadang terbatasnya keadaan kantong menjadikan ketidakbersemangatan dalam menjalankan PPLK, dan sayapun merasakan ini hoho.

Sejurus kemudian ingat dengan bagaimana  para guru yang berada di Kalimantan, teringat kisah di film "Tanah Surga Katanya". Guru yang berada di sana, adalah guru sejati. Bagaimana mereka bisa bertahan akan terbatasnya fasilitas, komunikasi, transportasi. Langsung malu dan merasa belum pantas untuk disandingkan dengan kata "berjiwa guru".

Belum lagi banyak keluhan yang keluar dari beberapa mulut "RPPnya tulis tangan, UTS pula, belum media setiap hari, berangkat pagi-pagi, " ada sentilan itu memang terasa di hati, ketika melakukan sesuatu yang belum dibiasakan. Di sisi lain menjadi cerminan kekaguman pada guru-guru terutama kaum ibunya. Tak terbayangkan mulianya guru perempuan. Harus bangun pagi, menyiapkan kebutuhan anak suaminya, merapihakn rumah, membuat sarapan, membuat media, RPP di hari sebelumnya, ketika di sekolah mengajar, pulang sekolah kembali lagi bergelut. Wahh, ada rasa yang membuat apakah sanggup? Dan this time untuk melatih dan membuktikan akan "jiwa keguruanya". 

Butuh banyak belajar, berkorban dan kesabaran. Mahasiswa yang terbiasa kuliah siang dan malam, kemudian harus kesekolah pagi-pagi, setiap hari dalam waktu tiga bulan, bukanlah hal mudah butuh kerja keras untuk bisa beradaptasi Belum lagi waktu yang tidak digunakan sebaik mungkin, maka akan memperlambat segalanya. 

Karena semakin malam, diketik dengan kemauan tapi dibumbiu mengantuk pada akhirnya, semoga semoga PPLK penuh berkah, dan bisa seimbang :)
Cuman pengen satu hal saat ini dan selamanya! bisa nerapin apa yang dikatakan Sang Pecinta

















Darul Irfan

Sabtu, 22.53 WIB



Anis Sofia © 2016