Bagaimana di usia kepala dua, masih
stagnan tidak mencoba naik tingkat?. Itulah dari rangkaian pikiran yang
mengusik raga beberapa waktu ini, dan tra la laa. Kerasnya pikiran yang tidak
baik itu bisa dihancurkan hari ini tepat pukul 14.00 Wib.
Sang Maha Pecinta memang tahu saja keinginan
di setiap hati hamba-hambanya. Saya tidak begitu ingin menjadi orang yang eksis
atau popular, yang saya inginkan adalah menjadi soerang penulis. Mimpi yang
sudah saya tanam seja duduk di bangku kelas 3 SMA. Allah menghadiahkan saya
untuk menjadi orang yang berdiri di depan audiens, menyampaikan ilmu,
pengalaman yang pernah didapatinya, ya pembicara.
Ajakan menjadi pembicara memang
sudah pernah datang sejak duduk di semester tiga bangku perkuliahan. Tapi, apa
daya “bisikan setan” masih begitu kuat. Saya kan masih semester 3, saya belum
punya banyak karya, karya saya banyak yang ditolak. Ya begitulah bisikan setan
yang tidak henti menjelimet dalam hati dan pikiran.
Dan hingga seorang adik kelas yang
katanya ngefans pake banget (pede)
memintaku menjadi pemateri. Tidak saya tolak, tapi memikirkannya secara matang,
berdialog dengan diri. Mungkin bisa dikatakann lebay atau terkesan melankolis. Tapi,
ada kalanya kita perlu memahami diri, dengan berdialog atau meminta pendapat
orang yang tercinta, terdekat, terpercaya. Salah satunya dialah sahabat yang
berada jauh di kota hujan, yang sedang menempuh pendidikan di IPB jurusan protected tanaman, “Terima, ambil!”
itulah sms singkat darinya.
Memang lagi dan lagi tidak bisa
dipungkiri “bisikan-bisikan setan” memang harus pintar untuk dihindari. Memang saya
belum bisa sekaliber kakak kelas yang juara pesikimnas, ka Dzakwan Ali, atau
sehebat ka Ibnu Darda yang tulisannya sudah sering dimuat di dakwatuna. Sedangkan
saya? Terlepas dari pikiran yang jelek bikin males bergerak! Saya bernekad
untuk menjadi seorang yang bisa sharing, beda
ya kan antara tukang sharing dan
pembicara? Atau sama? Hehe saya jadi bingung. Dan pada akhirnya, saya
menanamkan kuat ingin sama-sama belajar menulis dengan mereka, sama-sama
beribadah karena acara Kelas Menulis TRAS penuh kebaikan. Aamiin.
Satu hal yang sungguh membahagiakan
jika kita dapat menginspirasi seorang atau beberapa orang, terlebih lagi jika
bisa membuat orang lebih baik melalui hasil karya kita, bisa dari ucapan atau
tulisan. Dan itulah yang sungguh saya harapkan, MLM of kebaikan, indah bukan? :)
Walaupun this the first timenya saya yang katanya jadi pembicara. Kepengen ngasih
tips (ihuuy belagu, baru juga sekali). Bukan belagu kok, cuman ingin
menyampaikan bahwa berbagi itu indah, jika bisa sekarang menjadi pembicara
kenapa mesti ditunda-tunda?
So, mesti ngapain ketika ada surat,
sms, email, atau telpon yang datang dan mengajak umtuk meminta diri sebagai
pembicara?
- Pikirkan dulu. Apakah acara tersebut adalah dunia kita? Sesuai kemampuan atau tidak? Jangan terlalu memaksakan jika kita tidak mengusai bidang tertentu. Kalaupun nekat, harus berjuang ekstra keras.
- Buang jauh-juh “pikiran setan”.
Saya gak pantes! Masih banyak orang yang hebat daripada saya! Nah, gawat pikiran ini bisa membuat kita mati tak berdaya, maka buang jauh jauh. - Persiapkan senjata.
-
Cari data sebanyaknya, tidak hanya
bercuap-cuap saja sehingga menjadi tong
kosong nyaring bunyinya
-
Berbagai referensi. Jangan hanya satu,
minimal tiga. Dengan mencari berbagai referensi membuat kita memiliki banyak
wawasan.
- Jaga kesehatan! Harus dong, jangan sampai ketika menyampaikan materi tubuh loyo, mata berkantung, pucat pasi. Nggak asik kan?
- Luruskan niat. Inilah yang paling penting menurut saya, bagaimana ketika kita menyampaikan materi apa yang mendasari hasl tersebut? Apa karena akan mendapatkan uang lelah? Terkenal? Ah semoga dijauhkan dari niat itu ya. Karena kalau sudah berniat demikian yang ada hanya lelah tanpa hadiah indah (pahala) dari Sang Terkasih. Terus niatnya apa dong? Ibadahlah jawabannya, suatu kebahagian ketika melihat senyuman dari peserta. Di dunia kita tidak sendiri bukan? Menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah suatu kebahagian hakiki, percayalah.
Segitu
dulu ya, nanti kapan-kapan kalau saya sudah punya pengalaman lebih. Saya share deh! Tapi, sungguh ketika suatu
pekerjaan itu dinikmati dengan penuh cinta maka rasa lelah tidak akan terasa,
yang ada aan ketagihan dan ketagihan, apalagi ada ucapan tulus “Terimakasih
kak, sudah menginspirasi!” subhanallah, ya bisa berbagi dengan orang itu
sungguh membahagiakan.
Oke
bye bye! Sampai jumpa lagi dengan
Annisa Sofia Wardah seseorang yang sedang mencari nama penanya.
Rabu, 18 September 2013
22.41 WIB
Dalam hati, bahagia siap-siap baca! :)