Rabu, 18 September 2013




            Bagaimana di usia kepala dua, masih stagnan tidak mencoba naik tingkat?. Itulah dari rangkaian pikiran yang mengusik raga beberapa waktu ini, dan tra la laa. Kerasnya pikiran yang tidak baik itu bisa dihancurkan hari ini tepat pukul 14.00 Wib.
            Sang Maha Pecinta memang tahu saja keinginan di setiap hati hamba-hambanya. Saya tidak begitu ingin menjadi orang yang eksis atau popular, yang saya inginkan adalah menjadi soerang penulis. Mimpi yang sudah saya tanam seja duduk di bangku kelas 3 SMA. Allah menghadiahkan saya untuk menjadi orang yang berdiri di depan audiens, menyampaikan ilmu, pengalaman yang pernah didapatinya, ya pembicara.
            Ajakan menjadi pembicara memang sudah pernah datang sejak duduk di semester tiga bangku perkuliahan. Tapi, apa daya “bisikan setan” masih begitu kuat. Saya kan masih semester 3, saya belum punya banyak karya, karya saya banyak yang ditolak. Ya begitulah bisikan setan yang tidak henti menjelimet dalam hati dan pikiran.
            Dan hingga seorang adik kelas yang katanya ngefans pake banget (pede) memintaku menjadi pemateri. Tidak saya tolak, tapi memikirkannya secara matang, berdialog dengan diri. Mungkin bisa dikatakann lebay atau terkesan melankolis. Tapi, ada kalanya kita perlu memahami diri, dengan berdialog atau meminta pendapat orang yang tercinta, terdekat, terpercaya. Salah satunya dialah sahabat yang berada jauh di kota hujan, yang sedang menempuh pendidikan di IPB jurusan protected tanaman, “Terima, ambil!” itulah sms singkat darinya.
            Memang lagi dan lagi tidak bisa dipungkiri “bisikan-bisikan setan” memang harus pintar untuk dihindari. Memang saya belum bisa sekaliber kakak kelas yang juara pesikimnas, ka Dzakwan Ali, atau sehebat ka Ibnu Darda yang tulisannya sudah sering dimuat di dakwatuna. Sedangkan saya? Terlepas dari pikiran yang jelek bikin males bergerak! Saya bernekad untuk menjadi seorang yang bisa sharing, beda ya kan antara tukang sharing dan pembicara? Atau sama? Hehe saya jadi bingung. Dan pada akhirnya, saya menanamkan kuat ingin sama-sama belajar menulis dengan mereka, sama-sama beribadah karena acara Kelas Menulis TRAS penuh kebaikan. Aamiin.
            Satu hal yang sungguh membahagiakan jika kita dapat menginspirasi seorang atau beberapa orang, terlebih lagi jika bisa membuat orang lebih baik melalui hasil karya kita, bisa dari ucapan atau tulisan. Dan itulah yang sungguh saya harapkan, MLM of kebaikan, indah bukan? :)
            Walaupun this the first timenya saya yang katanya jadi pembicara. Kepengen ngasih tips (ihuuy belagu, baru juga sekali). Bukan belagu kok, cuman ingin menyampaikan bahwa berbagi itu indah, jika bisa sekarang menjadi pembicara kenapa mesti ditunda-tunda?
            So, mesti ngapain ketika ada surat, sms, email, atau telpon yang datang dan mengajak umtuk meminta diri sebagai pembicara?
  •  Pikirkan dulu. Apakah acara tersebut adalah dunia kita? Sesuai kemampuan atau tidak? Jangan terlalu memaksakan jika kita tidak mengusai bidang tertentu. Kalaupun nekat, harus berjuang ekstra keras.
  • Buang jauh-juh “pikiran setan”. Saya gak pantes! Masih banyak orang yang hebat daripada saya! Nah, gawat pikiran ini bisa membuat kita mati tak berdaya, maka buang jauh jauh. 
  •  Persiapkan senjata.

-   Cari data sebanyaknya, tidak hanya bercuap-cuap saja sehingga menjadi tong kosong nyaring bunyinya
-          Berbagai referensi. Jangan hanya satu, minimal tiga. Dengan mencari berbagai referensi membuat kita memiliki banyak wawasan.
  • Jaga kesehatan! Harus dong, jangan sampai ketika menyampaikan materi tubuh loyo, mata berkantung, pucat pasi. Nggak asik kan?
  •  Luruskan niat. Inilah yang paling penting menurut saya, bagaimana ketika kita menyampaikan materi apa yang mendasari hasl tersebut? Apa karena akan mendapatkan uang lelah? Terkenal? Ah semoga dijauhkan dari niat itu ya. Karena kalau sudah berniat demikian yang ada hanya lelah tanpa hadiah indah (pahala) dari Sang Terkasih. Terus niatnya apa dong? Ibadahlah jawabannya, suatu kebahagian ketika melihat senyuman dari peserta. Di dunia kita tidak sendiri bukan? Menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah suatu kebahagian hakiki, percayalah.

Segitu dulu ya, nanti kapan-kapan kalau saya sudah punya pengalaman lebih. Saya share deh! Tapi, sungguh ketika suatu pekerjaan itu dinikmati dengan penuh cinta maka rasa lelah tidak akan terasa, yang ada aan ketagihan dan ketagihan, apalagi ada ucapan tulus “Terimakasih kak, sudah menginspirasi!” subhanallah, ya bisa berbagi dengan orang itu sungguh membahagiakan.

Oke bye bye! Sampai jumpa lagi dengan Annisa Sofia Wardah seseorang yang sedang mencari nama penanya.

Rabu, 18 September 2013
22.41 WIB
Dalam hati, bahagia siap-siap baca! :)

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016