Selasa, 29 Oktober 2013



            Dan di malam yang sunyi ini, hanya ada lagu Sasina yang menemani. Tidak ada rasa sedih dan kawatir karena tidak membuat RPP karena besok bisa rehat dari sekolah, bisa mngurus LPJ pencairan uang, dan menunaikan kewajiban sebagai kakak mentor. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kepanjangannya, dan kemudian saya berfikir ini adalah cara pengenalan untuk merasakan menjadi guru. Bagaimana menjadi guru sesungguhnya? Saat ini masih jadi “guru-guruan” juga masih single. Oke, saya kali ini tidak akan menyinggung mengenai permasalahan jomblo ataupun single.
            Pikiran yang memenuhi otakku saat ini adalah bagaimana menjadi guru sesungguhnya, terlebih lagi sudah ada seseorang yang mendampingi dan ada buah hati? Terbayang jelas, harus membangunkan suami, anak, kemudian menyiapkan keperluan, membereskan rumah, memasak, memandikan anak, menyiapkan kebutuhan anak ke sekolah.
Saya yang  masih ngurus badan sendiri saja masih belum bisa seperti mereka. Ini masih berada dalam Mata Kuliah  PPLK  rasanya semeraut mengatur waktu antara organisasi, santri, mengajar bimbel. Dan pada titik akhir, sekali lagi saya kagum kepada para guru yang sudah berkeluarga dan masih tulus mengabdikan diri untuk mendidik anak di sekolah.
Oke, dan bahagianya malam ini saya bisa bermesraan dengan si biru, menyampaikan kisah beberapa hari yang telah saya lalui di SDN 21 Serang. Alhamdulillah, sejauh hari yang saya lalui sungguh membahagiakan. Bisa bersepedah setiap hari, membalap bis yang berada di jalan. Dapat sering berceloteh dengan anak-anak setiap harinya, sungguh membahagiakan.
Entah, apa yang membuat kelas 5B begitu sering menanyakan “Kapan ibu, ke kelas saya lagi?” tak hanya satu orang banyak yang mengatakanya. Dan sungguh, lantunan syukur saya haturkan kepada pemilik cinta, karena peluh dan jarak yang lumayan menguras tenaga bisa terobati.
Baik, ini tentang bagaimana cara untuk membahagiakan anak-anak kecil yang haus ilmu. Salah satu caranya adalah memberikan cinta, senyum tulus. Aplikasi yang jelas adalah dengan mengajar totalitas, salah satunya dengan menggunakan media.
Aha, dan sayapun mencoba mengingat salah satu materi dalam permatakuliahan saya mengenai media. Manfaat media dalam proses pembelajaran:
-          Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
-          Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
-          Menimbulkan kegairahan belajar.
-        Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
-          Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
-          Memberikan perangsang yang sama.
-          Mempersamakan pengalaman.
-          Menimbulkan persepsi yang sama
Oke, ini dia celoteh saya mengenai media yang telah saya buat.

Pertemuan ke-1
21 Oktober 2013
Saya menggunakan media berupa gambar. Gambar hewan, saat itu saya harus mengajar di kelas 3 mengenai pengelompokan hewan.












gambar-gambar ini sungguh membantu saya membuat anak fokus dalam belajar. Jelas karena gambarnya memang sangat unik. 

Pertemuan ke-2
23 Oktober 2013
Adalah materi bahasa Indonesia, mengenai simbol. Seperti biasa saya menggunakan media berupa gambar. Karena memang mudah dan lumayan murah dan tak susah he.
selain itu saya pun menggunakan media berupa kartu bergambar. Cara penggunaannya berbeda yaitu seluurh anak bernyanyi "Naik Delman" sambil mengestafet bola kertas. Setelah lagu berhenti, maka anak yang terakhir mendapatkan bola kertas ke depan kelas. Setelah terkumpul banyak siswa yang terkena bola kertas akhir, maka mereka mendapatkan suatu permainan dari  kartu bergambar
media ini ditempelkan di papan tulis, kemudian para siswa yang terkena bola kertas tadi  mencoba mengartikan sesuai pemahaman mereka secara bergantian.

Pertemuan ke-3
23 Oktober 2013
Ini sangat menguras pikiran, siap-siap bertempur di kelas 6 membahas tentang Parafrase. Dan akhirnya saya mempunyai ide untuk membuat media di bawah ini, dan sayapun tak tahu nama medianya apa hehe. Parah.
Parafrase adalah mengubah  puisi ke bentuk prosa. Maka dengan ide seadanya saya menuliskan puisi di kertas karton yang sudah diparafrakan. Disana ada kertas berwarna-warni karena ada tanda tanyanya, karena di balik kertas berwarna tersebut ada kata berupa penambahan perubahan puisi menjadi bentuk prosa.
dan selanjutnya...
yaitu Surat Cinta
saat itu saya menggunakan model kooperatif, yang menjadikan siswa untuk dituntut kerjasama. Nah, setelah siswa paham tatacara parafrase, saatnya mengevaluasi tingkat kemampuan siswa dengan "Surat Cinta". Satu Kelompok terdiri dari 5 orang, dan mereka disuruh memilih warna kertas, dan dibalik kertas tersebut terdapat puisi. Puisi setiap klompok tidaklah sama. Dan, mereka dengan semangatnya mencoba memparafraskan tulisan di Surat Cinta.

Pertemuan ke-4
26 Oktober 2013
pertemuan saat itu di kelas 5B, mengenai dialog. Dan mohon maaf, saya tidak dapat memposting gambar medianya, mengapa? Karena setelah pembelajaran usai. Para anak memalak media yang saya gunakan -_-" . Oke dan sayapun memberikannya. Media yang saya gunakan saat itu adalah empat gambar siswa Sekolah Dasar yang dibentuk orang-orangan. Dan lembar kertas yang berisiikan dialog.

Pertemuan ke-5
28 Oktober 2013
Kembali lagi ke kelas 4, dan saya sangat bahagia. Karena diantara mereka ada yang ngefans pada saya (secara ada siswa yang meminta no HP saya :D ). Kelas ini campur aduk, sama seperti kelas yang lainya. Tapi uniknya, ada beberapa siswa yang tidak begitu aktif ketika pembelajaran. Tapi ketika mengerjakan soal yang saya berikan, wah mendapatkan nilai seratus.
Mengenai kelipatan dan faktor. Media yang saya gunakan adalah lembaran kertas yang dibentuk serupa bunga, dan ditempelkan di papan tulis, dikaitkan dengan materi kelipatan dan faktor.
Oh iya tadi ini bunga lebih dari dua puluh jumlahnya dan seperti biasa saya tidak dapat menolak wajah polos mereka yang menginginkan bunga tersebut. 

"BOOMM!!"
Selain menggunakan media kertas yang digunakan bunga. Saya memberikan selingan berupa permainan boom. Yaitu permainan yang berupa menghitung dari 1. Tetapi jika saya mengatakan kelipatan 2, maka setiap kelipatan 2 (2, 4, 6, 8, 10...) dan seterusnya disebut BOOM bukan angkanya. Ini dapat melatih pemahaman juga daya konsentrasi siswa.

Pertemuan ke-6 
29 Oktober 2013
This the first timenya saya di kelas 2 SD membahas mengenai pembelajaran Matematika, materi pokok berupa menempatkan kedudukan anatara ratusan, puluhan dan satuan. Media saya yang gunakan adalah sebagai berikut, dan entah apakah nama medianya. Saya terinspirasi ketika pernah bermain ke laboratorium matematika.
Itu adalah bekas kardus sepatu yang dibungkus kertas kado, diberikan lubang diatasnya. Kemudian diberikan kertas warna. Seharusnya menggunakan stick yang terbuat dari bambu dan semacamnya. Karena di asrama sangat susah menemukan, menggunakan lidi pun sayang karena pasti dijamin sapu lidinya akan  botak. So, saya menggunakan kertas karton yang dilinting membentuk lidi. 
Cara penggunaannya?
Ketika satu lintingan kertas dimasukan  ke dalam lubang ratusan maka adalah seratus. Jika dua, maka dua ratus. Melihat gambar di atas yang terdapat 2 linting kertas di lubang ratusan, 2 linting kertas di puluhan dan 2 linting kertas di satuan maka, dituliskan 222. Begitu :) 

Darul Irfan, 29 Oktober 2013
Alunan Sasina..
dan mulaaai ngaaaantuuuuuk hoaaa zZZZzzZ

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016