Kamis, 25 September 2014


Well guys, ini keberapa kalinya saya menuliskan tentang pria dan kedua kalinya ke tempat yang serba merah dan hitam. Sebagai bentuk maaf karena sudah menjanjikan ikut membantu mendekor si café, tapi saya ingkar karena “so sibuk” (afwan ya bang heu heu, da aku mah apa atuhh…). Nggak hanya bentuk maaf, tapi karena tempat ini sungguh memesona. Buat kamu kamu yang wong Serang apalagi anak Untirta dan apalagi nih kalau anak UKM TRAS, nggak mampir! Sungguh terlalu. (promosi terselubung, nggak usah repot bang. Ice cream  aja udah cukup  kok #eh)
Pukul 11 hari ini saya kembali mampir ke café JM (Jendela Mimpi)
“?@#$&)@!??” bingung saya, seketika duduk di sudut ruang yang dulunya adalah toko buku bajakan.
Bingung? Karena mas pelayannya fasih berbahasa Inggris. Bersay hello, sangat ramah. Menanyakan pesanan apa yang akan saya pesan bersama kedua adik tingkat saya. Kala itu saya menjadi juru bicara. Karena para adik saya yang ‘kiyuut’ itu masih terpesona akan seisi ruangan yang sederhana lagi unik, ditambah tercenganngnya karena disuguhi  dengan bahasa Inggris.
“Don’t be nerveous!” Ucap pelayannya berkali-kali. (Di dalam hati haduhhh siapa yang nerpes).
 “Are you student?” tanya saya pada abang yang sangat santai mengenakan jaket dan celana levis selututnya.
Aha dan ternyata abang pelayan yang sangat friendly adalah orang Makassar yang ditakdirkan untuk bertatap mata, bersapa dan hingga menjadi partner  dari the founder of Café JM, bang Ufuwan (sekum TRAS 2010  gituu looh :D ). Si abang yang selama mahasiswa sempat menjadi Wakil presma Untirta dan berkeluarga yang nggak hanya dari UKM TRAS, tapi UKM LDK juga KAMMI komisariat Untirta dan mengepakan sayapnya di MITI (Mahasiswa Ilmuwan Teknolog Indonesia) . Menenggalamkan dirinya kini di entreuprenership, dunia kuliner.

Nggak usah jauh-jauh ke café JM yang ada di Kediri (Cabang pertamanya), di sudut pakupatan sejejer dengan toko buku bisa ditemukan café yang asik ini. Gimana nggak asik? Di mari tuh bikin have fun kongkow bareng sohib, dimanjakan dengan lagu-lagu anak muda banget (yang udah tua kalau kemari beuuh ntar jadi muda looh :D ).
Bisa baca puisi juga, nyumbang lagu, baca buku gratis dan dengan uang Rp.1000,- semua orang yang ke JM akan tahu mimpimu dan so pasti di aamiinkan. Karena di sana ada “Tembok Impian” dengan sticker note, kamu tulislah mimpimu apa dan tempel! Siap-siap banyak mata yang melihat, dan lisan yang mendoakan! (eh tapi yaa. Saya baca tuh kebanyakan yang nulis mimpinya itu nikah 2015, nikah 2016 ckckck. Mimpi nikah mendominasi di tembok impian)
“Mau diselingkuhin atau dimadu?”

“Saya pilih dimadu daripada di selingkuhin. Soalnya di selingkuhin mah udah”
(Biasa aja ya guys mukanya! Jangan mengkerut gitu) Ternyata saya lebih senang dengan selingkuh, citarasanya enak, manis, nggak pedas. Kalau dimadu wah lumayan pedas. Taraa, itulah menu andalan dari Café JM. Ayam Selingkuh dan ayam dimuda (Nah woles gitu dong mukanya :D )

Bukan café dengan sensasi Kampung Pare yang kaya gizi Bahasa Inggris. Jiwa kitapun akan mendapat keteduhan dari salah satu programnya, Stand Up Inspirasi, akan hadir pemateri ketjche dalam berbagai bidang yang akan memberikan inspirasi, motivasi. Saat lounching café JM pekan lalu Pak Boyke Pribadi, selaku humas Untirta menjadi pengisi di acara tersebut.  Nggak hanya itu, melembutkan hati ada programnya, sastra menjadi nuansa di café ini, tidak hanya buku-buku yang menggantung ke atap sebagai hiasan, di sinipun ada bedah buku guys! Like it!

Kalau saya terus cerita akan keindahannya si JM. Nggak akan habis-habisnya. Sok weeh atuh mampir ke Serang-Banten. Tepatnya di arah ke terminal Pakupatan.

“Sukses bang Ufuwan! Berkah melangit! Bermanfaat membumi! Aamiin!”


Founder. Doc.Ahmad Ufuwan
Cab.Serang Doc.Ahmad Ufuwan

 
Doc.Ahmad Ufuwan

tampak depan. Doc.Ahmad Ufuwan
Pak Boyke menjadi pembicara ketika lounching. Doc.Ahmad Ufuwan
Masjid SNAB Untirta di balik hijab kayu.
Jumat, 25 September 2014
13.46 WIB
Ditulis tanpa paksaan :D.
Alhamdulillah kamis berkah! Saya udah semprop hadirin! Doakan lulus tahun ini yak!
Annisa Sofia Wardah (S.Pd) aameen.
Di posting di asrama Darul Irfan dalam alunan musikalisasi sasina  16.51 wiB

Jumat, 12 September 2014

gambar: www.komunitassuksesmulia.com

Tujuh huruf telah menjadi suatu perkara yang mendasar dalam susunan bagian hati. Diraih dengan beraagam cara. Mereka bilang memiliki kemewahan mobil masa kini, gadget up to date, jabatan melangit, pujian disana sini, rumah mewah nan indah dan sedaftar tingkatan kemewahan yang dinilai dengan tumpukan uang.

Bahagia Menurut Mu?
Cukup sederhana. Menjadi paling bahu ternyaman untuk menjadi sandaran sahabat. Berbagi senyum tulus walau saku tak berisi, berjalan menikmati manusia pejalan lain, bersapa gembira, tak memiliki apa tapi menjadi jalan orang bahagia karena manfaat kita.
Sesederhana itu?
Perkara bahagia adalah rasa. Darimanakah kita memandang? Darimanakah kita merasa? Darimanakah kita bersyukur?


         "Seperti halnya berenang, menulis, atau bermain golf. Kebahagiaan itu bisa dipelajari"  Dr Boris Sokoloff
                                                                                                                      

                                                     
                                                                                                                     Annisa Sofia W. Darul Irfan-Serang
                                                                                                            Jumat, 12 September 2014
                                                                                                                                  21.06 WIB
                                               Dalam alunan musikalisasi “Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta” Ari-Reda

Kamis, 11 September 2014


Saya tidak pernah bermimpi sebelumnya atau merencanakan dengan baik akan keadaan yang membuat saya terjermus di sini, di rumah penuh kekeluargaan. Bahkan menjaga jarak, karena sempat mengira sesat, ketika pertama kalinya mendapat sms untuk kumpul, berkumpul di tempat sepi, sembunyi di pojokan. Ah tapi “pojokan” itu salah satu jalan untuk membuat berubah segalanya.

Bukan hanya pojokan, ada seorang yang harus saya hormati, turuti dan loyalitas bekerjasama agar berjalan dengan baik. Dept. Media LDK Baabussalam adalah suatu keluarga yang menyuguhkan segalanya. Berkawan dengan laptop? Tak  bisa. Saat itu saya hanya anak semester 1 hal sepele memindahkan data ke FD tak tahu caranya, apalagi mendesain? Atau membuat video dokumenter?  Ah jangan tanyakan itu.

Rasa belajar yang sangat kuat menggerakan tangan saya untuk menulis formulir “magang di dept.Media”. Look at! Saya merasakan itu, bahagia karena saya dapat belajar laptop. Lebih dari sekedar mengetik rentetan abjad, saya dituntut untuk pandai meramu ide, hingga menyajikan suatu kreatifitas berupa desain.

Jumat. Menjadi hari yang istimewa, menunggu di ruang PKM A dengan kawan saya dari matematika. Tidak lama menunggu, sesosok itu menyediakan laptop untuk saya gunakan belajar desain. Gugup, ya bagaimana jemari ini, sangat payah menggunakan alat elektronik itu. Tapi, sesosok itu selalu sabar mengajari saya yang buta komputer dan kawan matematika saya yang agak manja. Sepulangnya selalu mendapatkan tugas, membuat desain pin salah satunya.

Well, sepanjang perjalanan selalu diberikan akan pentingnya peran media. Di rektoratpun saya dengan beberapa kawan lain berkumpul siap mendengarkan apa penyampaian dari sesosok itu akan media dan tetek bengeknya.

Rapatpun tidak pernah monoton, tidak kaku, dan entah mengapa saya sangat merindukan itu. Bagaiamana perkedel jagung hasil masakan teh Qika dicicipi ramai-ramai, tiada rapat tanpa snack, merasakan deperteman ini adalah deperteman terkaya. Mimpi saat itu adalah media mempunyai kamera DSLR.

Bukan perkara kamera DSLR. Bukan semata menjalankan program kerja, lebih dari itu deperteman ini menyuguhkan segalanya. Kekeluargaan dirasakan saat rieweuhnya mencari bahan madding, menentukan rubik madding, desain panggung UIF, hingga mewujudukan mimpi bersama yaitu melahirkan majalah LDK Baabbusssalam. Proses mewujudkan mimpi, membuat kami jadi rajin saling bertemu. Menentukan konten majalah, namanya, taglinnya, pembagian job, hingga lahirlah majalah itu bahkan beradik- kaka, tidak hanya satu edisi, tapi dapat membuat majalah edisi ke-2.

Sempat menjarak dengan department yang penuh cinta itu, akibat kelalaian diri dalam menjalankan amanah. Ketidak fokusan dalam 4 organisasilah penyebabnya. Hingga tertampar akan omongan yang menusuk, bentakan yang kasar, disalahkan bertubi-tubi dalam forum yang melibatkan banyak peserta. Kelopak matapun tak mampu membendung air mata. Gedung A pun akhirnya menjadi salah satu saksi, bagaimana memalukannya saya menangis di khalayak umum. Hingga “Barakallah fi umrik Annis! Jangan murtad dari media ya!”
Kalian ya! Menyebalkan sungguh. Sebal yang merindukan.

Mandiri diri dalam hal inisiasi untuk memberikan kerinduan itulah salah satu gambaran kekeluargaan media. Jangan tanyakan mandiri dalam hal finansial. Karena kami akan menjawab, kami bisa, kami mampu. Mendapat pesanan pin, mug, desain sertifikat, baligho. Ya walau nyatanya yang sibuk lagi-lagi adalah sesosok itu, dan saya beserta kawan hanya mampu membantu yang rasanya tidak memberikan efek apa-apa. Dari sanalah saya banyak belajar.
“Hai fi, Annis, Hasbi, Teh Uswah! Ini nih contoh desain surat undangan walimahan. Nanti bisa pesan ke saya. Bisa pesan pin apapun ke saya ya.” Ucapan beberapa tahun lalu di lantai catur rektorat masih terekam kuat, sedang sibuknya menggunting kertas untuk madding. Sesosok itu membuat hiburan.
“Wihh. Masih lama kita mah ka. Kaka dulu gih” jawab saya dan Fifi serempak. (Dan benar saya sesosok itu menikah muda masih status mahasiswa, keren)
Saat itu sesosok sedang menjalankan amanah sebagai kadept bersamaan perannya sebagai seorang anak yang belajar mandiri dengan mencukupi kebutuhan dengan usaha percetakannya. Semua itu dari nol, dari promosi mulut ke mulut. Tidak ada kantor, bahkan tidak ada pegawai.

Tidak lama berada aktif di dept.Media LDK, karena organisasi lain menjadi ruang tempat tuntutan untuk berkarya. Perkara hati? Tak usah tanyakan, selalu ada ruang untuk dept.media walau masih bodoh untuk menunjukan kecintaan pad keluarga ini. Hingga hari ini saya tersenyum manis, karena diberikan kesempatan oleh Sang Kuasa menjadi pembelajar langsung akan kegigihan sesosok kadept itu. Tidak menyangka bahkan, dari hari senin stand bazarnya menjadi tetangga stand kawan saya. “Ah itu hasil kadept sayaa!” Melihat mug, jaket, plakat, jam dinding, stempel memutar rekaman lalu-lalu akan candaan, dan lihatlah takdir Pecinta bersamaNya, bagaimana kegemarannya menjadi usahanyanya yang gemilang.
Maaf ya kak, ngambil di Fb.
Dalam keheningan menatap bazaar, melihat poto Kedai Desain sudah ada cabangnya, menyaksikan Kedain Print dari jauh.

“Kesuksesanmu ka adalah artefak kebaikan kepada saya. Bagaimana tulusnya mengajarkan saya dan kawan-kawan akan desain. Ini adalah tumpukan kebaikan, dari waktu yang kaka korbankan, dari uang yang dibelikan snack kepada saya dan kawan lain dan dari dari kebaikan yang tak bisa disebutkan karena sungguh banyaknya”
Semoga ya kak keberkahan selalu menyertai dalam usaha, mengaliri dalam keluarga sesungguhnya. Aamiin, keberkahan tak henti untuk sepasang perindu Nya. Teh Yusi dan Kak Arif.
“Teh Yusi beruntung looh!” (supaya makin sayang sama hubbynya #eh)

ya Allah, udah 9 semester. Baru liat hari  ni poto zaman maba dan pertamanya kumpul media. Parah -_-". Kalau nggsk kepo mana tau. Hah
Darul Irfan-Serang.
Kamis, 11 September 2014. Ba’da Isya dalam hembusan kipas hihi
Tanpa dipaksa apapun, kepengen wee nulis.
Da aku mah apa atuh, tiba-tiba rindu inget zaman muda dulu


Sabtu, 06 September 2014

5AM Waking up for Fajr
Got to make Wudu, got to pray my Sunnah
Got to make Ghusl, got to clip my nails
Looking outside, the sun is rising up in the sky
Everybody’s rushing
Got to get down to the masjid
Got to say “Salam!” to the Imam
Sitting in the first Saff (row), chilling in the back Saff (row)
Got to make my mind up… Do what the prophet did!
It’s Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody’s looking forward to His mercy, mercy
Jumuah! Jumuah!
(Penggalan lirik Jumuah)

Klik! Taraa, semudah itu saya jatuh cinta dengan pria ini. Akibat setahun lalu di hari Jumat saya mendapat tag sebuah musik yang seluruh liriknya berbahasa Inggris dari teh Intan. Maher Zain terkalahkan. Lagu doi selalu menemani saya mengerjakan revisian, perjalanan dari asrama ke kampus, dari kampus ke tempat bimbelan, di angkot, bahkan sambil menyuci piring dan baju, jemur pakaian, nyapu, ngepel, nemenin makan dan segudang aktivitas alay lainnya.

Saya sejatuhnya cinta akan lirik yang diciptakan oleh pria berjanggut bulan sabit ini. Terlebih lagi telah menkepoin istrinya ka kak Andreas Senjaya, teh Scientifa Afiva yang mentag lagu "You are the one". Sayapun diliputi rasa penasaran tingkat tinggi, kembali berseluncur dan berhasil mendownload 12 lagu miliknya.


I prayed about this just over a million times
Who would ever thought that I could call you mine?
I just know it, ’cause you’re the one
And when there’s gray in our hair and we’ve not much to do
I want to spend the rest of my days with you…
Oh don’t you know it?
You are the one, you are the one
Oh won’t you be the one?
(Penggalan lirik you are the one)

Lahir di Washington DC. Dia hobinya mengcover lagu. Dan (lagi) saya suka I'm Yours yang dibuat Jason Miraz dicover sama doi.

So I won't hesitate no more, no more
This cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, Rabbee! Rabbee! I am Yours!

Nggak hanya lagu mas Jason Miraz aja yang dicover ama guru SMA dan pecinta kebun ini, doi juga ngecover lagunya Chris Brown yang judulnya "With You" 
I'm into You my Lord,
No one else would do!
With every test you put me through,
the miracles, you help me do..

 Raef juga ngecover lagu Michael Jackson yang berjudul "Man in the Mirror", lagu Bob Marley "Redemption Song", lagu Rebecca Black yang judulnya "Friday" dicover jadi "It's Jumuah", dan yang terakhir, lagu Maroon 5 yang judulnya "Won't Go Home Without You" dicover jadi "Your Mercy".

Saya makin jatuh hati aja dengan pemilik suara renyah ini. Kenapa? Pendidik, penikmat alam, pecinta perjalanan, suka kedamaian, ketenangan, berkebun, pandai memetik senar gitar menjadi daya tarik sendiri bagi saya. Terlepas doi sudah menikah ataupun belum tetep we saya ngefans. Da aku mah apa atuh, cuman ngefans aja. Semoga ada takdir indah, bisa menyaksikannya secara langsung. Ingin bertanya "Kenapa akang Raef kok liriknya ngena banget?" . Saya sih bukan anak alay yang jatuh cinta akan ketampanan yang dimilikinya. Deretan kata yang indah, maknannya yang dalam, telah menjadikan saya terjerembab untuk tak hentinya menyetel lagu-lagu ciptaannya. Sehari lebih 20 kali, dan entah yang namanya si Bosan tidak pernah hadir. Diantara lirik yang berhasil membuat air mata tak terbendung, inilah:
Allah, everyday I’ll try to be as true as I can to You
‘Cause loving You the best I can

Will always be my number one and only plan
Yes everyday I’ll try to be as true as I can to You
‘Cause loving You the best I can
Will always be my number one and only plan

(Penggalan lirik "So Real", selalu di bagian ini saya cengeng)
What can I do?
I need Allah,
And the hearts all over the world tonight.
I said there’s hearts all over the world tonight
Wish I was smarter, when I was younger.
Found something better – made me a winner and,
I’m so glad to be Yours!
It’s my life that you own.

I start my journey when You forgive me
I swear my whole world stops.
You are in my heart and, I’m so glad that its fine
You are One truly kind…

(Penggalan lirik "With You")

Padahal Akang Raef, sudah ada di dunia musik sejak tahun 2012. Tapi, saya baru tahunya setahun lalu, dan berhasil menyebarkan virus Raefisme ini 2 minggu yang lalu ke ibu kemuslimahan ldknya untirta dan adik kelas di organisasi aksi. "Lagu siapa teh? Ih enak!". Hah, ternyata masih ada yang jauh ketinggalan daripada saya.

"Tidak semua orang bisa menerima ceramah yang panjang. Maka saya membawakan keindahan islam dalam lagu" ucap Raef dalam wawawncara di vidio, ya kurang lebih artinya seperti itu.
"Saya ingin minta doa yang tulus mereka karena kerja keras ini tidak akan berhasil tanpa keberkahan dari Allah. Saya juga ingin berterima kasih kepada mereka yang mendengarkan lagu saya sekarag dan nanti. Saya merasa diberkahi dan beruntung bisa memiliki penonton. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah"
Saya pun merasa senang menjadi pendengar akang Raef. Berkah kang Raef!  

Salah satu lagu yang selalu diputar. Top Hits ala Annisa Sofia Wardah.
This!!


Yang penasaran sama akang Raef. Saya siap berbagi lagu miliknya, call me saja.





Sabtu, 6 September 2014
22.30 wib
asrama darul irfan
Malmingan sama musik akang Raef 

sumber:
http://blogravenska.blogspot.com/2013/11/raef_30.html 
http://negeriseribukata.blogspot.com/2012/06/raef-penyanyi-muslim-asal-amerika.html 
http://www.youtube.com/watch?v=Q4tpqX-Lr9s

Jumat, 05 September 2014


Beberapa mahasiswa akan mengalami fase ini, mau tak mau, menjauh, atau menghindar fase itu sudah menanti. Hingga tiba sebutan MTA (Mahasiswa Tingkat Akhir). Skripsi adalah mudah (kata yang sudah), dan sayapun mengiyakan walau nyatanya saya masih berjibaku mencari buku kesana kemari, menunggu dosen berhari-hari, pedekate ke kepala sekolah dan guru kelas. Semua memiliki kesulitan dan kemudahan tersendiri baik sains maupun sosial.

Perkara skripsi memang mudah. Menemukan masalah, menawarkan solusi, mencari data, seminar proposal, revisi, penelitan, pengolahan data, presentasi dan masih berderet ritual untuk menuju sarjana. Dan saya rasa, anak semester 3 pun mampu melaksanakannya. Tapi mengapa skripsi menjadi suatu jembatan pasti untuk menjemput sarjana dan ditaro di semester 8?

Hasil obrolan ringan berbulan silam bersama Maharani Ramadhanti S.Pd, bahwa skripsi tak melulu sebagai ujian intelektual dan kepahamaham mengenai ilmu selama 4 tahun di tempuh. Ujian kesabaran, ujian tanggung jawab, ujian keikhlasan dan masih banyak ujian yang tak berkaitan dengan mata kuliah.
 
Realnya, ada beberapa tipe dosen, ada yang tak mau dihubungi dengan sms-telpon atau media sosial, bagaimana caranya mahasiswa mendatanginya untuk bimbingan tanpa komunikasi, mengadakan janji sebelumnya, ada yang harus datang ke rumahnya yang berbeda kota dan merogoh kocek yang tak sedikit untuk ukuran mahasiswa, ada yang tak ingin ditemui di rumah tapi di kampus sulitnya minta ampun, ada yang ingin mendapatkan buah tangan setiap bimbingan, ada yang marah kalau ada yang bawa makanan ataupun apapun itu, well guys! Masih banyak tipe dosen yang membuat kita harus pandai untuk memahaminya.
 
Di saat tak dibutuhkan si laptop fine-fine aja tuh. Tapi saat deadline, ataupun revisian. Look at! Laptop rusak, harus servis. Mending kalau sehari, sampai berminggu-minggu? Atau berbulan lamanya? Jangankan rusak, ada pula di saat genting, laptop kemalingan berserta gadget, smartphone, dan data semuanya ada disitu? Bicara laptop ini bukan mengada-ngada. Kisah nyata dari beberapa teman, sahabat yang secara bersamaan laptop tak bisa diharapkan. Ketika saya semester 5 mendaptakan kabar salah seorang ketua di organisasi, kehilangan laptop padahal di dalamnya berisi data skripsi tidak hanya itu LPJ, SPJ, PROKER. Bahkan Proker organisasi yang dinaunginya itu se-Banten. So, How? Kalau imannya nggak kuat, stress wajar, kalau gila? Ah sungguh menyeramkan jadinya perkara skripsi ini.
 
Kehilangan benda mati, masih bisa mencari di toko-toko terdekat, kalau malas tinggal browsing aja kemudian klik pesan deh, satu syarat yang terpenting money ada. Kalau kehilangan orang yang disayang? Di putusin pacar, diduain pacar (Alhamdulillah nggak pernah, nggak punya patjar soalnya *plakk*) beberapa teman saya jadi stress dan susah move on sampai skripsipun terlunta-lunta. Padahal patjar doang ya? (sok iya saya). Yang membuat menganga adalah jika nafas sudah tak berhembus dari orang yang telah melahirkan kita? Dari seorang yang telah banting tulang untuk kebutuhan kita sampai usia kepala 2 ini, sanggupkah bersabar? Teman saya berhasil melawan ujian itu disaat semeraut mengerjakan tugas akhir bahwa ada kabar duka bahwa ibu, bapaknya telah tiada. Hanya orang-orang kuat yang diberikan ujian semacam ini. Selamat ya! Di posisi mereka, belum tentu saya bisa tangguh.
“Skripsi itu bukan perkara cepat. Tapi tanggung jawab!”
Bapak Taufik M.Pd salah satu dosen di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pernah berucap demikian.
 
So, tarik nafas! Dan kembali bersemangatlah untuk para pejuang skripsi!
 
Sabtu, 6 September 2014
Riuhnya anak MTS
Ditemani secangkir kopi  Good Day Chococinno.
Anis Sofia © 2016