Wanita
Terhebat ku
Di
Rumah Mungil Penuh Cinta
Jln. Jendral Sudirman, No. 7
Lebak,
Rangkasbitung-Banten
Assalamu’alaikum wr.wb…
Salam rindu penuh cinta untuk wanita
yang sangat hebat dari gadis kecil nakal yang mulai beranjak dewasa. Ibu ku
sayang, masih terjagakah dengan selimut cinta-Nya? Sehatkah engkau di rumah
penuh kisah?.
Disini,
gadis kecil satu-satunya milikmu sedang berjuang untuk menjadi generasi yag
cerdas. Aku masih ingat jelas, akan perkataan bapak bahwa harta yang paling
berharga adalah ilmu bukan? Ilmu tidak akan habis jika dibagikan, yang ada
pahala juga manfaat akan selalu bertambah. Beda dengan si harta yang jika
dipakai tentu akan habis. Perkataan bapak sangat memotivasi ku bu. Aku ingin
menjadi anak mu yang solihah, menaikan derajat ibu dan bapak dengan ilmu.
Ibu,
aku sayang ibu.
Jarangnya
aku pulang ke rumah, bukan karena aku tidak rindu. Melainkan banyak amanah di
kampus perjuangan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi, aku akan selalu pulang
jika ada waktu luang juga ada kesempatan. Duduk bersama mu, bercerita dengan mu
adalah anugerah dari Allah yang begitu indah, maka jika kesempatan itu ada, aku
tidak ingin menyiakannya begitu saja.
Aku
bersyukur dilahirkan dari seorang wanita yang hebat, yang tetap tersenyum manis
ketika hal pahit menimpa, aku bangga dikandung selama enam bulan oleh wanita
yang bernama Idah. Ibu, engkau adalah inspirasi dalam perjalanan hidupku. Aku
akan berjalan dengan pincang jika hidup
tanpamu bu, aku akan sesak jika engkau menghilang dalam nafas ku, aku tidak
akan sempurna jika tanpamu ibu. Ibu aku sungguh sayang pada mu.
Lima
tahun.
Aku
membuang jauh-jauh ucapan dokter yang mendiagnosis ibu hanya lima tahun hidup
di bumi fana. Karena sutradara kehidupan bukanlah dokter tapi hanya Allah, Sang
Maha Pencipta Bumi dan seisinya. “Teteh, ibu ingin berada di sampingmu ketika
wisuda. Ibu ingin melihatmu ketika dipinang oleh seorang pria, ibu ingin
melihat mu dan adik-adikmu sukses. Apakah ibu bisa?” mendengarnya, seketika air
mata ini membasahi pipi, ucapan itu selalu terngiang dalam telingaku. Aku akan
selalu tumbuh menjadi anak solehah untuk membahagiakan ibu, karena ibu adalah
urat nadi ku, denyut jantung dan hembusan nafasku. Buanglah jauh ucapan dokter
itu bu, karena Allah adalah pembuat skenario yang indah. Tidak ada seorang yang
tahu akan jatah hidupnya di dunia ini.
Sempat
aku menduga ibu akan selalu pesimis, ternyata dugaan ku salah besar! Engkau
bangkit dengan semangat tinggi, bahkan orang lain banyak yang tidak tahu jika
ibu memiliki penyakit ganas, yang sewaktu-waktu penyakit itu akan membom ibu.
Ibu, sungguh gerakan mu gesit, senyuman ibu selalu menghiasi dalam langkah mu.
Wajah mu bercahaya bu, tidak salah lagi karena air wudhu selalu membasahimu,
tahajud mu tidak terlewat.
Ibu
adalah artis papan atas, yang mampu berakting dengan rapih. “Hidup tidak usah
dibawa sedih, isi lah dengan kegiatan bermanfaat. Karena menjadi orang
bermanfaat akan selalu diingat walaupun sudah tidak ada di dunia ini,” itulah
ucapan mu yang selalu memotivasi diri ku menjadi pribadi bermanfaat bagi orang
lain.
Ibu,
engkaulah sahabat ku untuk berbagi. Aku akan selalu merindukan hal itu.
Bagaimana nanti aku tanpa mu? Aku takut kehilangan ibu, aku belum mampu untuk
tegak berdiri tanpamu, aku akan selalu merindukan ibu, karena ibu dalah pelita
hidupku. Aku tidak akan sanggup membalas semua jasamu. Aku hanya belajar
memperbaiki diri hingga menjadi sosok gadis yang solihah, akan aku lakukan
untuk menggapai rido ibu. Karena rido Allah ada di tangan ibu. Aku tidak mau selamanya
menjadi si gadis kecil yang selalu membantah perintah ibu, tidak ingin menjadi
gadis pembangkang. Aku tidak mau menggoreskan tinta hitam dalam putih sucinya
hatimu, bu. Aku tidak ingin menjadi benalu dalam hidup mu, bu. Aku ingin
menggapai jannah-Nya bersama mu. Aku sayang ibu, sungguh sayang ibu.
Tidak
jarang “Ahhh,” terucap dari bibir ini, tidak menuruti semua perintah mu. Di
suruh mencuci, menyapu, membantu mu saja terkadang aku menolak dengan kasar.
Bahkan bentakan pernah membuat ibu mengeluarkan air mata. Astaghfirullah,
begitu banyak kesalahan yang telah aku perbuat bu. Kini, aku terlahir menjadi
sosok yang ingin membahagiakan mu, tidak ingin lagi menggoreskan sejarah buruk
dalam hidup mu, cukup sudah itu hanya perbuatan si gadis kecil nakal. Kini aku
mulai beranjak dewasa, aku akan selalu ingin bersama mu, membuatmu bahagia.
Tinta hitam yang pernah aku coretkan dalam kehidupan mu menjadi pembelajaran ku
untuk tidak mengulanginya lagi, aku ingin terus tumbuh dewasa bersama mu bu,
menjadi gadis yang solihah hingga bersama mu dalam jannah-Nya.
Salam
cinta nan tulus dari gadis kecil nakal mu yang ingin menjadi wanita shalihah
seperti mu. I love u mom.
Annisa
Sofia Wardah
Gadis mu