Sabtu, 20 Oktober 2012


Bidadari Kecil
                Sorotan penuh kekaguman tampak dari seluruh dua pasang bola  mata peserta, yang sulit mengedipkan kelopak mata mereka yang tak ingin terlewat sedikitpun atas anugrah bertemu dengan bidadari kecil. Ada rasa penyesalan tidak bisa mendokumentasikan diri hina ini bersama bidadari kecil. Wajahnya yang bercahaya, tatapan matanya yang mendamaikan hati, ucapan yang menyejukan penuh makna. Air wudhu selalu menjadi make up utamanya. Bahkan, diperhatikan tanpa make up, dia akan tetap manis bahkan sangat manis. Kagum dirimu bidadari kecil. Mungilnya tengan dan senyumnya yang ramah tidak pernah bisa terlupakan, dan itulah rasa syukur bisa bertemu dengan hafidzah. Itulah alat bakar semangat untuk bisa mengikuti jejakmu bidadari.
            Kagum
            Di kelas 7 mu, kau sudah bisa menjamin memberikan mahkota untuk kedua orangtua  di surga. Sedangkan pengagummu ini lebih sering melalaikan dua pahlawan bersejarah dalam hidup. Usia mu adalah usia yang selalu mencari jati diri, terkagum dengan para boysband, girlsband masa kini. Tapi, lihatlah dirimu tetap setia dengan  ayat-ayat cinta-Nya. Ayat-ayat cinta yang tak pernah mendustakan umat ini, ayat-ayat cinta yang akan menghantarkan cinta sesungguhnya kepada Sang Maha Pecinta.  
Jangankan, memberikan mahkota di surga sana, 1 juz pun belum tuntas. Jangankan satu juz pun, banyak pengaggum yang masih terbatabata dalam tiap baris ayatnya. Ya Rabb, kamu lah satu bidadari kecil atas ciptaanNya. Semoga selimut  cintaNya selalu menghangatkanmu dalam dinginnya contoh ma’ruf.
            3.102.104
            Bukan angka keramat! Ini angka selamat. Disampaikan bidadari kecil dengan sangat luganya. “wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarya takwa kepada-Nya. Dan, janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaam beragama Islam. Dan berpegan teguhlah keamu semuanya kepada tali (Agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan Nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena Nikmat Allah orang –orang yeng bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang yang beruntung”
            Angka selamat! Ayat-ayat cinta yang menyemat semangat kau paparkan dengan gaya bahasa dirimu. Dan memang, buah tidak jauh jatuh dari pohonnya. Kekhasan “ustadz sedekah“ itu mewarisimu bidadari kecil. Ayat 104 Ali Imran kau kupas dengan segar, membuat setiap kata menyentuh hati, pikiran. Membuat rasa perbaikan diri itu ada dan tampak dari raut orang yang tertegun melihatmu. Bahagianyanya, bisa bertemu dengan bidadari kecil diusianya yang masih mungil sudah bisa menginspirasi, kerdil rasanya belum banyak bekal untuk berjumpa dengan Nya.
            Dalam untaian kekaguman dan angka selamat itu, semoga akan terus menginspirasi dan penuh aksi untukNya, hingga hati ini terus bertaut dan berjumpa dalam cinta sejatiNya. Terimakasih bidadari kecil…
           

Kamis, 18 Oktober 2012


Titip Rindu untuknya..

                Mega langit barulah sedikit manampaki dirinya, tidak seperti biasanya sang langit tidak bercahaya. Segera ku ambil sebuah almatsurat, tenaga akan kuat, batin pun akan mantap jika setelah menghadapNya kemudian, berdzikir dengan penuh untaian doa indah.
                Satu lembar, mulai ku buka. Basmallah pun tiada terlupakan.
                “Tri ri ring….” Sebuah sms datang dalam sunyinya dini hari.
                Penasaran, jari jemarinya langsung sigap meraih handphone yang tidak jauh dihadapan mata.
                Untaian kata yang memilukan hati, berpikiran tiada jernih. Ataukah karena aku masih butuh dirinya? Balasannya hanya air mata yang membasahi pipi. Hati menapikan kepergiannya, bahkan jari ikut gemetar.
                Beliau lah sosok lelaki penginspirasi! Memberikan segala ilmu untuk para anak tercinta, bahkan bukan dari darah dagingya. Getirnya kehidupan, wawasan yang tidak pernah ada batas, ilmu berbahasa arab, selalu beliau ajarkan tanpa pamrih.
                Bahkan ruang kerjanya selalu terbuka untuk aku beserta teman bertanya tentang indahnya ilmu, banyaknya pertanyaan, tidak sedikit pun mengukir urat kekesalan. Tetapi, senyuman penuh keihlasanlah yang didapatkan.
                Bijaksananya dalam mengambil sikap, segala tutur kata selalu diperhatikannya karena beliau yang selalu berkacamata tidak ingin sedikitpun melukai hati oranglain. Air mata tiada henti, karena sosoknya akan selalu dirindukan.
                Sosok ayah yang amananh
                Guru yang bijaksana
                Insan yang kaya ilmu..
                Masih banyak kisah indah tentangnya, kisah yang memberi warna orang pernah mengenalnya.
Hingga tangan ini tidak diam untuk memberikan pesan duka kepada teman-teman seperjuangan.
                “Serius?”
                “Bercanda ya?
                Tidak sedikit tanggapan tidak percaya akan kepergiannya. Itulah beliau, yang telah menginspirasi, memberikan arti dalam kehidupan. Rindu ini akan megalir tidak berujung. Rindu kepada sosok yang penuh manfaat.
                 Titip rindu untuknya ya Rabb..
                Sosok manfaat, yang selalu bercerita Indah atas kuasa diriMu dalam tutur katanya..
                Guru yang gigih dalam mengajari penuh kasih
                Bapak yang membina tanpa pamrih
                Titip rindu untuknya…


Darul irfan
Selasa, 17 Juli 2012
Anis Sofia © 2016