Selasa, 23 Januari 2018


“Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa itu segolangan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya.” (Moh. Natsir, mengutip Dr. G. Nieuwenhius)
Guru? Satu profesi yang tidak pernah aku idam-idamkan sebelumnya. TNI wanita, dokter, penulis, pelukis adalah daftar nama profesi yang aku cita-citakan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Hingga tingkat akhir SMA, ibu dan bapak kompak mengarahkan aku untuk berkuliah di Fakultas Keguruan dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Apakah aku mau?

2015 aku lulus dari strata satu jurusan yang awal mula aku tak minat sama sekali, tapi bertambah hari, bertambah pula rasa penasaran dan aku jatuh cinta. Maka, tidak heran dari semester lima aku selalu bermanja menatap layar monitor mencari informasi mengenai guru pedalaman, baik artikel, lembaga yang mengadakan program, dan video guru-guru di perbatasan negeri. Tidak ada niat yang mulia: berkontribusi untuk negeri, meretas disparitas pendidikan, mengabdikan diri, meratakan pendidikan, turut menyelesaikan kesenjangan pendidikan. Jauh! Jadi salah kalau banyak orang berpikiran seperti itu. Hanya satu yang membuatku tergila-gila pada ‘pelosok’
Anis Sofia © 2016