Senin, 28 Oktober 2013

adalah kebahagian yang tak terhingga saat ada anak didik kita menjadi orang sukses. Sekalipun kita sendiri tidak mendapat timbal balik dari kesuksesannya. Karena  mengajar adalah tugas mulia yang sangat mulia.
(Anies Baswedan)
      Dan kebahagian bagi saya  adalah terucap dari bibir mungil berseragam merah, putih. “Ibu, kapan masuk lagi ke kelas saya?”.
      Selama saya merasakan mata kuliah PPLK tidak sedikit orang yang mengatakan hingga menyepelekan seorang anak Sekolah Dasar. Mereka berseragam merah, putih adalah rumus terumit yang pernah saya temukan, lebih sulit dari rumus volume, masa suatu benda. Pada tingkahnya banyak hal yang perlu ditangkap, dan diungkap.
      Tidak semudah membenarkan mesin komputer, aliran listrik yang putus. Karena yang diubah adalah ahlak (sikap). Bagaimana harus penuh kesabaran untuk mendamaikan siswa Sekolah Dasar dalam setiap harinya di kelas yang berbeda. Ada yang menangis tidak karuan karena tidak ingin masuk kelas, saling mencemooh antara teman sekelas, mereka yang malu-malu bertanya.
      Mereka tulus, mereka polos, mereka haus. Pada tatapan sendunya tersimpan rindu yang menggebu. Rindu pada sosok guru tulus. Guru yang mengorbankan malam untuk membuat media, merancang hari esok penuh pembelajaran yang menyenangkan.
      Materi terbesar bukanlah ada pada setiap lemberan rupiah yang diterima di setiap awal bulan. Materi yang sungguh menjamin, adalah senyum kebahagian yang mengukir pipi mungil, sambil berdoa dan siap memeluk cita dan cinta. Karena mereka adalah investasi berharga.
Investasi
      Pada matanya, ada ketajaman merekam setiap tindakan guru. Guru adalah artis yang harus bisa menguasai emosi, membuang hal pribadi memasang senyuman termanis di dalam kelas. Ada mata yang selalu merindukan pembelajaran yang menggairahkan.
      Pada lisannya ada modal kejujuran yang akan membawa mereka menuju kedewasaan. Mulut yang diinfestasikan untuk berucap santun penuh makna.
      Pada tubuhnya akan berkembang bagaikan pohon yang akan memberikan kesejukan, dan mengakar kedalaman keilmuan.
      Pada tanganya adalah kumpulan jemari yang siap melawan pemimpin yang keji.
      Pada kakinya ada kesiapan langkah untuk mewujudkan negeri yang indah akan setiap perjuangannya.
      Sungguh, banyak hal yang diinfestasikan. Dan bukanlah hal mudah untuk menjaganya.  Karena mereka adalah kumpulan frase cinta, perlu buku spesial untuk menjaganya. karena  mereka adalah tumpukan syair, perlu musik khusus untuk membuat musikalisasi terindah. Karena mereka adalah kumpulan skenario, butuh kamera terbaik untuk merekamnya. Karena mereka adalah perpustakaan cita-cita, butuh cinta dan mimpi untuk menjaganya.

Darul Irfan, 27 Oktober 2013-10-28



Kekuatan Mimpi membuat setiap anak berdaya menggapai cita-cita hingga tiba waktunya mereka yang menginspirasi anak negeri
(Dzakwan Ali)



0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016