Jumat, 09 November 2012




            Sabtu yang sangat mengharukan, memangkas semua rasa kegalauan. Boleh jadi semesternya dikatakan ketuaan untuk ikut acara penuh tantangan, tapi semangat membara itu selaru berkeliaran.

Sabtu, minggu diatautkannya hati-hati dalam keindahan alam hasil ciptaan Sang Pecinta. Tidur beratapkan langit dan beralaskan rerumputan hijau, indah sejuk, damai itulah yang menyetrum aliran darah hingga tak mampu bergumam karena aliran listrik ketakjuban akan hasil karyaNya.

            Muka sangar, nada tinggi, ketus, judes, jutek, pelit! Arggh sungguh para panitia akhwat dan ikhwan berubah, bak aktor saja diri kalian ini. Membuat kita para peserta mencibir diam-diam akan perubahan kalian yang sangat drastis antagonis. Ada saja adik kelas, yang setengah hati mengikuti JC dan hatinya makin akut karena sikap yang memang membuat diri merinding. Bentakan, hadir dalam dua hari itu, tapi pemandangan yang sungguh menggoda menutupi rasa jengkel kami terhadap panitia.

            Celoteh akhwaters…

      Sekali lagi walau semester ketuaan untuk ikut agenda yang penuh tantangan, tapi semangat itu memang berkeliaran dan harus diturutkan. Walau menginjak semester 3 ehem ditambah 2, hayoo berapa? (hitung sendiri ya). Dengan berbagai pelik permasalahan hidup dan kegalauan yang sedang meradang kaum remaja, apalagi ba’da ospek jurusan yeng membuat mata tak tersitirahatkan dengan baik, dihiaruakan dengan segala jurus ampuh untuk memutuskan rasa ragu mengikuti JC.

      Hingga ukiran takdirnya mengantarkan seorang ASW menjadi akhwat tertua yang mengikuti JC (semester boleh tua, tapi tampan sangat muda hehehe). Rasanya sangat berhutang sudah mengikuti DM 2 yang sangat ruar biasa! Tapi JC 1 terlewat, belum lagi sudah janji sana-sini untuk ikut agenda penuh tantangan, dan sebelumnya sudah menabung untuk membeli sandal gunung yanga kalau dipakai serasa akhwat yang lemper(hehe). Dan, bermuara niat harus tulus karenaNYa.

      Kemah termewah

      Ikan asin, nasi liwet merupakan santapan yang selalau terenak di alam terbuka. Pernahkah dengan mudahnya menemukan sarden, dan ayam nugget? Yummy, inilah kemah termewah. Salah seorang akhwat muda yang sangat inisiatif menyiapakan JC dengan penuh perbekalan yang sangat istimewa, siapakah gerangan? (Hanya akhwat dan Allah yang tahu hhe). Ya begitu indah rasanya bisa merasakan makanan yang sebenarnya kurang tepat sih untuk kemah begitu tapi inilah inovasi yang membuat semakin betah berkemah. Jujur, akhwat mempertanyakan peserta ikhwan, apakah merasakan makanan yang seenak akhwat? (haha, kasihan)

      Apinya pun  berasal dari arang tempurung kelapa, yang sangat susah payah ditiup dengan penuh tenaga. Kemah mewahnya memang belum sempurna karena kompor gasnya “manja” dia tak mau menyala. Dan akhirnya menggunakan tips nenek menyiapkan dedaunan kering, dan api hitungan ke 1 menit, dua menit, tiga menit, empat, lima, hingga lima belas menit api menyala dan asap mengepul memberikan aroma parfum terapi “asap” (apalagi ini hhe!!)

      Derajat! yang berlipat-lipat

      Jalan datar boleh saja, turunan sih gampang, tanjakan itu sudah biasa! Lewat sawah udah makanan sehari-hari (maklum tinggal di asrama Darul Irfan). Semuanya biasa aja, karena jalannya tetap berdiri dengan dua kaki!

      Pernah belajar sudut 90 derajat, alias sudut siku-siku? Pernahlah ya, kan ini pelajaran SD dan selalu mengulang. Itulah dia, perjalanan yang selalu mengingat akan kematian. Perjalanan yang selalu membuat diri beristigfar, bertassbih, bertakbir. Perjalanan yang tanpa KuasaNya, pasti malaikat Izrail siap menyambut. Jalan terseok-seok bukan menggunakan dengan kedua telapak kaki, melainkan jalan ala “suster ngesot” menjadi trend saat ketinggian 90 derajat.

      Acara benteng takeshi pun ikut memeriahkan dan mengagetkan “Byarr” batu ukuran bola kasti  jatuh dari kurang kuatnya tanah menahan beban pendaki dengan kecepatan yang tak bisa dihitung (maklum penulis baru belum bisa mengendarai motor heehe). Sungguh hantaman itu tidak “mencolek” panitia dan peserta sedikitpun. Kalau  tercolek saja, pasti sudah ada yang lebam atau meninggal. Subhanallah, Allah memang masih memberikan kesempatan untuk memberikan perbaikan kepada diri.

      Actor dan Aktris Sang Murrabi

      Mau bertemu dengan aktris dan actor film sang murrabi? Kunjungi saja komsat KAMMI atau hubungi nomor (ehh narzis kumat hehe). Ya, lagi-lagi kesempatan langka yang menjadikan batu sebagai tempat sujud, dan awan pelindung terik matahari. Berwudhu di sungai yang mengalir jernih dan entah bermuara ke laut mana. Batu yang besar memanggil kami untuk  menjadikan mereka sejadah dalam menghadapNya. Belum lagi, belaian angin mengusap jilbab yang panjang, memberikan kesejukan, dengan  musik instrument aliran air yang bernada merdu.

      Dari kaki gunung, hingga pesisir pantai


      Entahlah berapa kilometer jarak yang telah dilalui (gk bawa meteran soalnya hehe). Menyebabkan kaki lecet-lecet hingga ada beberapa peserta yang “cekerman”. Rasa lelah sudah menghampiri, tetapi kekuatan ukhuwah sangat membangun, menguatkan hingga kerikil-kerikil  batu mampu terlewati dengan mudah. Perjalanan yang penuh pengorbanan. Ada roknya sobek tak karuan, sepatu kelaparan lem, baju basah. Sungguh, perjuangan yang sangat mengesankan. Hingga dari kaki gunung, disambut oleh deburan ombak yang saling berebutan untuk menjumpai kami. Dari si mentari pagi berjumpa dengansunset yang berbau romantisme. Itulah kuasaNya yang telah menguatkan kaki, tangan, hati hingga iman. Subhanallah…

      Panitiapun sudah tamat riwayat menjadi aktris antagonis, berubah kembali manis-manis. Pengalaman yang sangat berkesan, mengajari menjadi seorang akhwat yang lembut dan perkasam mengajari menjadi seorang ikhwan gagah perkasa, pribadai yang selelu mensyukuri nikmatnya. Dari kalam dalam alamNya disanalah kami belajar..

Terimakasih untu semuanya :)
*ada yang masih ingat kapan pelaksanaan JC1? afwan ya penulis masih abal-abal belum profesional. Ada rasa greget mau menulis qabla ngerjain RPP dan silabus hhe (curcol). Harusnya masih hangat-hangatnya langsung di tulis, ya beginilah kalau belum konsisten. Segara saran dan krtik sangat ditunggu untuk segala perbaikan dan penginspirasian. Semoga bisa mengendurkan urat-urat yang akan menghadapi UTS
Meeting point, di kasih petuah :D 



Hati-hati! Bentar-bentar lari!


Baris berbaris

 
 





sudut Darul Irfan dalam alunan Kita sama,

Selasa, 16 oktober 2012

 Annisa Sofia Wardah

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016