Rasanya bikin
gemas, tidur seakan kehilangan rasa pulas, berbagai rasa cemas terus mengemas,
bukanya berkurang tetapi malahan menjadi suatu momok ketakutan yang tiada batas.
Ah, UAS
apakah Ujian Agak Serius, atau Ujian Agak Sulit? Ingin menjadi sosok yang jujur,
tapi ditempa dengan berbagai birokrasi yang mencetak membelok dari kata “nurani”.
Menjadikan nilai sebagi patokan utama dalam tujuan mendapatkan gelar pendidikan. Segala cara bahkan
ditaruhkan. Hinga pengawas lengah sebentar, duduk dempet-dempetan,
bisik-bisikan. Sehingga lupa bahwa ada Sang Pecinta yang mengawasi. Ternyata,
nilai telah mengalihkan dunia.
Jadi teringat
cerita teman karib saya wakil ketua himaguseda 2012, bercerita akan seorang
dosen yang memberikan soal pas UAS saat itu pun, tidak menyiapkan sebelumnya. Alasanya
ya karena ingin melihat anak-anaknya jujur.
Ya memang
benar rasanya mata uang dollar seklipun terkalahkan dengan nilai “kejujuran”. Berbagai,
trik trik dilakukan karena ingin
menaikan nilai “IP”. Haruskah? Rasanya payah jika nilai ingin indah tapi harus
berlelah dengan kepayahan.
Toh,
nanti malaikat akan bertanya tantang segala perbuatan yang dilakukan selama di
dunia. Terus, bukan yang ditanyakan “Hari ini UAS MK apa?” tapi “kamu, ngerjain
UASnya jujur atau curung?” walau hanya mendengar dari cerita teman, tapi itu
nancep “jleb” ke hati. Terukir senyum menyudut manis, ternyata masih ada sosok
guru yang mempesona, memberikan inspirasi dengan kejujuran.
Ada cita
dan cinta untuk UAS selnjutnya, semoga UAS tahun depan membuat gemas dan
nilainya diatas. Ya, tentunya dengan kerja ikhlas, keras. Bukanya ingin dapat
nilai bagus? Tapi masih SKS (Sistem Kebut Semalam)? Yah ada rasa nihil untuk
mengemaskan UAS. Apapun itu, untuk menghadap UAS selanjutnya bisa dipersiapakan
dengan matang. Hilangkan pandangan organisasi sebagai penghambat, kan kasian
kalau organisasi jadi kambing hitam. Padahal yang hitam kan kita? Eh, maksudnya
kita yang salah untuk mengatur waktu dengan baik.
Kerja cerdas,
ikhlas, kerasnya percuma ya kalau untuk IP 4, niatnya nilai 4 kan rugi. Diniatkannya
untuk kemanfaatan oranglain rasanya lebih wah
ya? Pasti, dengan segala “kekerasan” dalam menjadikan diri manfaat untuk
oranglain, kebaikan demi kebaikan akan terus berdatangan dengan cara yang sulit
ditebak sekalipun.
Pun UAS,
sebagai cerminan akan godaan senyuman setan yang sangat mesra. Menggoda dari
segala arah, kanan, kiri sambil berbisik “udah sana buka buku!” sangggup cuekin tuh setan abis-abisan, kita udah jadi
pemenang bukan?
:: samping BAKPSI, menunggu solat
Jumat usai. Dengan rasa yang entah plong atau dag dig dig selesai UAS di
semester 5. Segala Saran dan Kritik sangant dinanti, ini tulisan hanya “ujug,
ujug pengen nulis” mohon maaf banyak kesalahannya:D
Jumat, 4 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar