Kamis, 03 Januari 2013



Rasanya bikin gemas, tidur seakan kehilangan rasa pulas, berbagai rasa cemas terus mengemas, bukanya berkurang tetapi malahan menjadi suatu momok ketakutan yang tiada batas.
Ah, UAS apakah Ujian Agak Serius, atau Ujian Agak Sulit? Ingin menjadi sosok yang jujur, tapi ditempa dengan berbagai birokrasi yang mencetak membelok dari kata “nurani”. Menjadikan nilai sebagi patokan utama dalam tujuan mendapatkan  gelar pendidikan. Segala cara bahkan ditaruhkan. Hinga pengawas lengah sebentar, duduk dempet-dempetan, bisik-bisikan. Sehingga lupa bahwa ada Sang Pecinta yang mengawasi. Ternyata, nilai telah mengalihkan dunia.
Jadi teringat cerita teman karib saya wakil ketua himaguseda 2012, bercerita akan seorang dosen yang memberikan soal pas UAS saat itu pun, tidak menyiapkan sebelumnya. Alasanya ya karena ingin melihat anak-anaknya jujur.
Ya memang benar rasanya mata uang dollar seklipun terkalahkan dengan nilai “kejujuran”. Berbagai,  trik trik dilakukan karena ingin menaikan nilai “IP”. Haruskah? Rasanya payah jika nilai ingin indah tapi harus berlelah dengan kepayahan.
Toh, nanti malaikat akan bertanya tantang segala perbuatan yang dilakukan selama di dunia. Terus, bukan yang ditanyakan “Hari ini UAS MK apa?” tapi “kamu, ngerjain UASnya jujur atau curung?” walau hanya mendengar dari cerita teman, tapi itu nancep “jleb” ke hati. Terukir senyum menyudut manis, ternyata masih ada sosok guru yang mempesona, memberikan inspirasi dengan kejujuran.
Ada cita dan cinta untuk UAS selnjutnya, semoga UAS tahun depan membuat gemas dan nilainya diatas. Ya, tentunya dengan kerja ikhlas, keras. Bukanya ingin dapat nilai bagus? Tapi masih SKS (Sistem Kebut Semalam)? Yah ada rasa nihil untuk mengemaskan UAS. Apapun itu, untuk menghadap UAS selanjutnya bisa dipersiapakan dengan matang. Hilangkan pandangan organisasi sebagai penghambat, kan kasian kalau organisasi jadi kambing hitam. Padahal yang hitam kan kita? Eh, maksudnya kita yang salah untuk mengatur waktu dengan baik.
Kerja cerdas, ikhlas, kerasnya percuma ya kalau untuk IP 4, niatnya nilai 4 kan rugi. Diniatkannya untuk kemanfaatan oranglain rasanya lebih wah  ya? Pasti, dengan segala “kekerasan” dalam menjadikan diri manfaat untuk oranglain, kebaikan demi kebaikan akan terus berdatangan dengan cara yang sulit ditebak sekalipun.
Pun UAS, sebagai cerminan akan godaan senyuman setan yang sangat mesra. Menggoda dari segala arah, kanan, kiri sambil berbisik “udah sana buka buku!” sangggup  cuekin tuh setan abis-abisan, kita udah jadi pemenang bukan?

:: samping BAKPSI, menunggu solat Jumat usai. Dengan rasa yang entah plong atau dag dig dig selesai UAS di semester 5. Segala Saran dan Kritik sangant dinanti, ini tulisan hanya “ujug, ujug pengen nulis” mohon maaf banyak kesalahannya:D
Jumat, 4 Januari 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016