Minggu, 09 Maret 2014


“Kenalkan, Anis relawan rumah dunia” ucap mbak Tyas sambil menunjukan diriku yang menggunakan baju belang pink ini kepada para sahabatnya di Kumpulan Emak Blogger. Sungguh tak percaya ucapan itu keluar dari mbak Tyas. Rasanya memang belum pantas untuk mendapat sebutan atau panggilan dengan voluunter of Rumah Dunia. Because of why?
Karena setahu saya relawan itu bukan hanya deretan huruf r-e-l-e-w-a-n, ada arti yang sungguh dalam dari satu kata itu.
Mereka yang sungguh memajukan Rumah Dunia dengan ide, tenaga, materi. Soal tenaga saya bukanlah relawan seperti Bang Jack, ka Ariep, ka Je, ka Wayang, ka Salam, ka Hilman, yang selalu dengan cekatannya membersihkan RD, rajin menjadi kepanitian, dan selalu mendapat PJ dalam kegiatan dan keberlangsungan kemajuan Rumah Dunia. Materi? saya hanya mahasiswa yang memiliki sampingan sebagai pengajar disalah satu bimbelan yang berada di Cipete, Serang. Terlebih menggagas ide, visi, misi tentang bagaimana RD? Ah, sungguh jauh.
Tapi, saya adalah seorang Annisa Sofia Wardah, yang sungguh jatuh hati pada Rumah Dunia dan seisinya, pada sepasang yang sungguh klop Mbak Tyas dan Mas Gong, Bela, Kaka, Odie yang menggemaskan, para relawan. Berawal dari sebuah buku yang mencantumkan lokasi Rumah Dunia, buku yang saya baca ketika masa abu-abu. “Oh ada toh penulis asli Banten?” berdecak kagum saat membaca buku ‘Jangan Nggak Nulis Seumur Hidup’ kalau tak salah judul bukunya itu, hingga dari saat itu saya penasaran. Apakah itu Rumah Dunia? Dimanakah? Seperti apakah? Bisakah saya kesana?
Hingga 2013, semester 5. Saya menjadi peserta kelas menulis rumah dunia 21, dan tidak ingin absen dari kegiatan Rumah Dunia, mulai diskusinya, monolog, musiklasisasi dan masih banyak lagi. Ketika ada acara Rumah Dunia, saya hanya orang yang paling gemar menyebarkan insformasi kepada kawan-kawan di kampus. ‘Ayolah ikut!’ mendoronng-dorong, menghasut, ah tapi kadang berhasil bahkan sama sekali tidak.
“Kenalkan, Anis relawan rumah dunia”
Masih terngiang saja ucapan mbak Tyas itu. Suatu kebahagian tak terkira ketika dipanggil dengan relawan Rumah Dunia. Terlebih hari ini, Minggu 9 Maret 2014 adalah episode kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan. Bagaimana tidak? Saya tidak pernah bermimpi bisa seharian bersama Mbak Tyas, kemudian diperkenalkan dengan dunia menulis, dunia maya (blogger), KEB (Kelompok Emak Blogger) yang ternyata yang calon emakpun boleh ikut). Dalam perjalanan pun saya sangat antusiasnya mendengarkan cerita mbak Tyas tentang keluarga dan dunia kepenulisanya, kehidupannya selama di Kebon Jeruk. Walau sebenarnya agak kikuk karena sudah merepotkan mbak Tyas, dengan ditanggung ongkos dan dibelikan jajanan, belum lagi saya sudah lupa rute naik busway, malah mbak Tyas yang lebih aktif menanyakan rute T.T. Ah, semoga mbak Tyas merasa asik berjalan bersama saya, dan tidak menyesal membawa anak seperti saya.
Danke ya mbak Tyas, mas Gong, Rumah Dunia.
Semoga bisa jadi relawan Rumah Dunia, yang tidak hanya bisa menerima tapi memberi dengan baik.

Serang, 9 Maret 2014
21.46
Lantunan An-naba
Dan berharap NB segera sembuh, batrainya bochoor, bochhor. -_-“


5 komentar:

  1. Wah, ikutan Kumpulan Emak Blogger?
    *sama kayak Teh Efi dan Mbak Ida dongs..

    BalasHapus
    Balasan
    1. huhu saya masih baru kakaah. Itu juga diculik sama mbak Tias. Baru gabung ke grupnya juga kemarin hehe :D

      Mbak Ida itu yang jilbabers itu dan konselor bukan kak? *memori lemah

      Hapus
    2. ingeeet mbak Ida yang masuk 10 besar itu ya ya kan itu?

      Hapus
    3. Iya, mbak Ida yang itu, yang orang Jawa.

      Hapus
  2. oh eta, muhun. Sempat salaman tapi nggak poto bareng hiks hiks

    BalasHapus

Anis Sofia © 2016