Kamis, 13 Maret 2014


Sudah menjadi kakak tingkat tertua di kampus itu rasanya seperti ini, waktu luang begitu banyak tersedia. Jika melihat tempo lalu yang masih menjabat beberapa amanah strategis di kampus jadwal setiap hari sudah ditentukan, jam sekian syuro, jam sekian ngisi mentoring MK PAI, jam sekian ngajar, jam sekian kuliah, semua terjadwal dengan baik.


Dan sekarang masih memiliki beberapa amanah di kampus juga eksternal, tapi tidak sekencang dulu, bayangkan saja semester ini sudah tidak ada MK sama sekali, awal-awal bahkan sekarangpun masih bingung harus ngapain. Memang benar adanya lebih berbahaya itu adalah waktu luang. Waktu itu bagaikan pedang, jika tidak digunakan dengan baik maka dia akan membunuhmu.Beberapa hari ini semenjak memasuki semester 8 getol banget berdoa supaya diberikan waktu digunakan untuk banyak manfaat. Mohon doanya juga.

Segini masih mahasiswa, bagaimana para pejabat Negara yang mikirin dirinya, keluarga, dan Negara? Waktu sama 24 jam, tapi saya sangat terkagum dengan almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh yang sehari bisa mengkhatamkan 3 juz, memerhatikan anaknya, mengontrol pondok qurannya, bersumbangsih untuk Negara, mengurus suami. Begitupun dengan ustad Anis Matta, dalam kesibukannya masih bisa membaca buku sebanyak 3 buah. Ah, begitu payah rasanya jika masa muda yang berkepala dua ini belum bisa seperti mereka, hanya berusaha.

Zona nyaman tidak sebatas jadwal saja, bagaimana rasanya harus jauh dari bacaan yang membuat kita merasa senang dan digantikan dengan banyak bacaan yang butuh keseriusan dan teori ahli? Siap-siap menghadapi, harusnya tidak usah usah kaget dalam proses skripsi membaca buku yang ‘berat’ bukankah kita harus pintar menambah wawasan dengan bacaan yang berbobot? Begitupun dengan  selesai kuliah, menempuh profesi yang ditempuh tentunya harus menambah wawasan dengan bacaan yang penuh teori itu. Mencoba belajar mencintai buku yang memang saya jarang membukanya. Efek terlalu santai kah selama perkuliahan? Ya bisa jadi, bagaimana nasib mahasiswa Non Reguler sering ditakdirkan mendapat garis buruk, jarangnya dosen hadir ke kelas, suasana kelas yang begitu hedonis, hanya segelintir yang mau ‘belajar’ lama-kelamaan pondasi yang dibangun bisa hancur, tapi Alhamdulillah karena berada di beberapa organisasi yang terdiri dari mahasiswa lintas jurusan menghantarkan saya untuk semangat. Thanks God! Thanks to all my friends!

Bagaimanapun, menulis di blog yang kebanyakan curcolan atau cathar ini semoga bisa menjadi perefresh diri, setidaknya  dengan dituliskan membuat plong. Ya, rasanya begini ya semester akhir. Terlebih galau ketika beberapa teman seperjuangan di hima, Erma, Rani, Suhendi sudah sempro, sedangkan saya? Masih terluntang lanting denggan dosen pembimbing. Semoga pembaca bisa turut mendoakan keberkahan dan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini ya, aamiin.

Curcol banget gw, maaf ya
Kamar-Serang-Banten
Kamis, 13 Maret 2014
22.15
Buka mata buka hati-Opick


0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016