Kamis, 13 Maret 2014


Dunia maya bisa menjadi sisi mata pisau yang berbeda. Menjauhkan yang dekat. Mendekatkan yang jauh. Seorang kelahiran 1992 ini memiliki keanehankah mudah berakrab di dunia maya? Ya, bagaimana saya selalu kepo dengan teman-teman saya, kepo dengan dunia di luar sana, banyak tempat yang belum ditapaki oleh kedua kaki saya ini. Begitupun dengan video ini yang menjawab ke kepoan saya, dan juga menambah rasa kepo saya. Ya, bahagia ya jika rasanya bertemu dengan orang senegeri sendiri. Semua tampak terlihat dari wajah mereka yang berseri-seri, gurauan renyah menjadi backsound perkenalan mereka.




Hal yang serupa  ketika berada di luar Jawa, misalkan sedang berada di pulau Kalimantan, dan kemudian bertemu dengan orang yang baru dikenal dan ternyata orang Jawa, bahkan satu kampung. Saya pernah merasakan euforia seperti ini, namun berbeda dengan Faisal dia lebih merasakan merayakan eurofia bertemu dengan keluarga hangat Indonesia di Korea sana. Dia bertemu dengan kakak tingkat berbeda kampus yang sempat say halo, memperkenalkan diri di dunia maya, ka Rischan.

Dari video yang di upload oleh Al Gwangju hari lalu, membuat saya tahu ternyata di sana sedang musim dingin, banyak mahasiswa yang sedang menempuh S3, S2 dan termasuk kawan saya itu exchange. Dan sayapun tahu ka Rischan, eh tapi kok suaranya hilang ya ka? -__-Blognya ka Rischan berhasil menjawab banyak pertanyaan di kepala saya megenai AL Gwangju. Haha, maaf ya ka saya memang orang yang suka jalan-jalan di ‘rumah orang’. 

Dunia maya, ya dunia maya. Padahal bisa dihitung jari berapa kali bertemu anak tehnik mesin itu, karena memang kampus kami yang berjauhan lintas kota Serang-Cilegon. Pertamakalinya, dia menjadi peserta desain di acara TRAS datang bersama kawannya, Adien. Kedua kalinya ketika temu angkatan 2010 di Bopar-Cilegon, ketiga kalinya ketika dia membantu untuk mengkampanyekan capresma di FT. Sedikit itu, tapi saya bisa ikut bahagia dan bangga ketika mengetahuinya terbang pada tanggal 27 Februari yang lalu. Apakah bahagia atau ngiri ya? Ya, campur aduk mungkin.

Unik, aneh itulah yang saya garis bawahi ketika ka Rischan memfollow saya. Dan saya kemudian lihat twitternya, kemudian 'loh kok bisa orang ini yang followernya beribu orang bisa follow saya, siapalah aku' lebay memang :D. Itulah yang membuat diri ini berseluncur ke blog miliknya, kemudian rasa iri memenuhi tubuh. Iri dalam kebaikan, menuntut ilmu di negeri orang tak apakan ka? Setidaknya saya jadi tahu ‘oh rasanya kuliah di Chonam tuh gitu’, ‘Jeju tuh seperti itu toh..’, ‘oh ada kumpulan muslim Indonesia di Korea’, dan ‘O..o..o’ yang lainnya.

Semoga semoga semogaaa, ada garis takdir yang membawa saya bisa seperti kalian, berada di negeri selain Indonesia. Entahlah takdir yang menuliskan karena study, backpakeran,  bedah bukukah? Mampu berdoa, berikhtiar, kemudian semoga dan semoga. Doakan saya ya sob, kak!

Asrama-Serang-Banten
Jumat, 14 Maret 2014
07.13 WIB
Power of dream-Celion deon


0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016