Dunia maya bisa
menjadi sisi mata pisau yang berbeda. Menjauhkan yang dekat. Mendekatkan yang
jauh. Seorang kelahiran 1992 ini memiliki keanehankah mudah berakrab di dunia
maya? Ya, bagaimana saya selalu kepo dengan teman-teman saya, kepo dengan dunia
di luar sana, banyak tempat yang belum ditapaki oleh kedua kaki saya ini. Begitupun
dengan video ini yang menjawab ke kepoan saya, dan juga menambah rasa kepo
saya. Ya, bahagia ya jika rasanya bertemu dengan orang senegeri sendiri. Semua tampak terlihat dari wajah mereka yang berseri-seri, gurauan renyah menjadi backsound perkenalan mereka.
Hal yang serupa ketika berada di luar Jawa, misalkan sedang berada di pulau Kalimantan, dan
kemudian bertemu dengan orang yang baru dikenal dan ternyata orang Jawa, bahkan
satu kampung. Saya pernah merasakan euforia seperti ini, namun berbeda dengan
Faisal dia lebih merasakan merayakan eurofia bertemu dengan keluarga hangat
Indonesia di Korea sana. Dia bertemu dengan kakak tingkat berbeda kampus yang
sempat say halo, memperkenalkan diri di dunia maya, ka Rischan.
Dari video yang
di upload oleh Al Gwangju hari lalu, membuat saya tahu ternyata di sana sedang
musim dingin, banyak mahasiswa yang sedang menempuh S3, S2 dan termasuk kawan
saya itu exchange. Dan sayapun tahu ka
Rischan, eh tapi kok suaranya hilang ya ka? -__-Blognya ka Rischan berhasil
menjawab banyak pertanyaan di kepala saya megenai AL Gwangju. Haha, maaf ya ka
saya memang orang yang suka jalan-jalan di ‘rumah orang’.
Dunia maya, ya
dunia maya. Padahal bisa dihitung jari berapa kali bertemu anak tehnik mesin
itu, karena memang kampus kami yang berjauhan lintas kota Serang-Cilegon. Pertamakalinya,
dia menjadi peserta desain di acara TRAS datang bersama kawannya, Adien. Kedua kalinya
ketika temu angkatan 2010 di Bopar-Cilegon, ketiga kalinya ketika dia membantu
untuk mengkampanyekan capresma di FT. Sedikit itu, tapi saya bisa ikut bahagia
dan bangga ketika mengetahuinya terbang pada tanggal 27 Februari yang lalu. Apakah
bahagia atau ngiri ya? Ya, campur aduk mungkin.
Unik, aneh
itulah yang saya garis bawahi ketika ka Rischan memfollow saya. Dan saya kemudian lihat twitternya, kemudian 'loh kok bisa orang ini yang followernya beribu orang bisa follow saya, siapalah aku' lebay memang :D. Itulah yang
membuat diri ini berseluncur ke blog miliknya, kemudian rasa iri memenuhi tubuh.
Iri dalam kebaikan, menuntut ilmu di negeri orang tak apakan ka? Setidaknya saya
jadi tahu ‘oh rasanya kuliah di Chonam
tuh gitu’, ‘Jeju tuh seperti itu toh..’, ‘oh ada kumpulan muslim Indonesia di
Korea’, dan ‘O..o..o’ yang
lainnya.
Semoga semoga
semogaaa, ada garis takdir yang membawa saya bisa seperti kalian, berada di
negeri selain Indonesia. Entahlah takdir yang menuliskan karena study, backpakeran, bedah bukukah? Mampu berdoa, berikhtiar,
kemudian semoga dan semoga. Doakan saya ya sob, kak!
Asrama-Serang-Banten
Jumat,
14 Maret 2014
07.13
WIB
Power
of dream-Celion deon
0 komentar:
Posting Komentar