Jumat, 10 Januari 2014





Senang, riang, hari yang kunantikan
Kusambut, 'Hai' pagi yang cerah
Mataharipun bersinar terang
Menemaniku pergi sekolah
Senang, riang, hari yang kuimpikan
Jumpa lagi kawanku semua
S'lamat pagi, guruku tersayang
Ku siap mengejar cita - cita

Dengarlah lonceng berbunyi
Kawan segeralah berlari
Siapkanlah dirimu
Dalam mencari ilmu
Waktu cepat berganti
Hingga lonceng terdengar lagi
Semua pun bersorak dengan riang
Senang, riang, masa depan 'kan datang
Capai ilmu setinggi awan
Hingga nanti aku t'lah dewasa
Dunia kan tersenyum bahagia
Siapa yang masih ingat deretan paragraf tersebut? Ya, itu adalah lirik dari lagu kembali ke sekolah yang dialun merdukan oleh suara emasnya Sherina. Saat itu saya sangat mengindalakan Sherina Munaf. Lagu anak-anaknya itu semakin membuat saya menjiwai bathin seorang anak. Kemudian pertanyaan sejak semester satu di bangku perkuliahan. Masih adakah lagu anak? Miris rasanya, mereka yang masih ingusan menjadi lebih dewasa lebih cepat.
Lagu ini sungguh membuat saya rindu masa berseragam putih-merah. Ketika liburan panjang setelah UAS tidak sabar untuk berbaris di depan kelas, menjulurkan jemari kemudian diperiksa oleh ibu guru, jika panjang si kuku apalagi berwarna hitam, maka ditahan lalu diusap lembut punggung olehnya “Yang rajin ya sayang,” ah guru SD itu adalah guru yang selalu tersimpan rapih di memori dan di dalam folder kerinduan.
Terkadang liburan panjang begitu sangat membosankan, karena harus menahan rindu untuk belajar bersama, bermain bebentengan, petak umpat, ular tangga, karet dan masih banyak lagi. Kebosanan yang sangat mendera karena hari-hari libur hanya diisi dengan menonton tv. Tapi, ada satu keindahan yang sangat terekam rapih dalam ingatan.
Menjadi orang yang aktif di otak kanan, membuat saya selalau berkesperimen dengan sekotak krayon yang penuh warna-warni. Saat itu my hero menyodorkan tumpukkan kertas HVS ukuran A4. Tanpa ba-bi-bu saya berlari ke kamar mengambil kotak krayon, dan kembali ke ruang tv, sambil menggambar orang dengan seragam SD, berlatarkan pemandangan sekolah, gunung, dan menuliskan nama teman dekat di kelas juga mencoba membuat sedikit puisi, juga menuliskan “aku sayang kamu”. Setelah gambar itu selesai saya lipat berbentuk surat, ya menyerupai sih dan lipatanya agak berantakan maklum itu saya lakukan ketika duduk di kelas 3 SD. Satu hal yang membuat saya sangat bersemangat melakukan hal itu,  adalah ucapan bapak, juga ibu “Wah bagus, nanti kasih ke teman ya kalau udah masuk sekolah”. Itu membuat saya semakin tak sabar masuk ke kelas. Dan ketika sudah saatnya kembali ke sekolah, ada yang bilang “terimakasih Nis” bahkan ada yang membuatnya berbentuk bola, dan dilempar-lemparkan kemudian dimasukkan ke dalam tempat sampah.
Itulah cerita indah masa ingusan, masa berok merah, dan ternyata sekarang saya akan menjadi bagian mereka. Ah sesuatu, hal yang tak pernah saya impikan sebelumnya.




Sabtu, 11 Januari 2014
Kamar cendana 1. RS Kencana, Serang.
Dibuai manja dengan musikalisasi puisinya Sasina.


8 komentar:

  1. Nchop nulis ini di RS? Ada apakah?

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum..
    aku baru nemuin blog ini, dan tulisan kamu bagus2, aku suka...

    visit blog aku yuk, ini kisah nyata ku di kampus untirta. . .
    ini tulisan lama, tai semoga bermanfaat ^^
    http://esyabachri.blogspot.com/2011/05/that-accident-was-happened-on-monday.html

    BalasHapus
  3. salam kenal ya anis :)

    http://esyabachri.blogspot.com

    BalasHapus
  4. Mbak Intan, iya adek sakit di sana mbak, alhamdulillah sekarang udah go out dr RS. Eh tapi saya betah ngejagainnya soalnya ada AC sama tv hehe

    BalasHapus
  5. Mbak Esa, wihhh cak ayuunya mbak Esa, cantik. Ajarin saya pake hijab mbak ;)
    Wahh sekarang bekas lukanya udah hilang kan mbak?
    Blog mbak juga kereen, ada tutorial hijabnya.
    Mbak Esa di untirta angkatan berapa jurusan apa?

    BalasHapus
  6. bu guyu Anis ciptain donk lagu-lagu untuk anak-anak ^_^

    BalasHapus
  7. Aku kok nggak tau ini lagu apa?? heuheu,,, katrok bgt ya saya, masa SD dihabiskan di Ladang :D

    BalasHapus

Anis Sofia © 2016