Senin, 20 Januari 2014


Menunggu bukanlah perkara mudah. Menunggupun mengolah hati untuk senantiasa bersabar, dan belajar. Belajar mengolah rasa salah satunya. Begitupun impian besarku bisa menginap di pondokanya Aa Gym. Dan ku menunggunya selama ratusan hari, berpuluh bulan, dan Allah menjawabnya di waktu yang tepat.

Setelah menunggu dan bertemu juga menyatukan rindu dengan bidadari tak bersayap, mbak Intan. Ah, sungguh si anak sulung kini serasa memiliki kakak. Ya bagiku sosok mbak Intan, adalah mbak kandung. Begitu sangat baiknya, bisa bersama, berjalan menyusuri jalan Bandung dengan mbak yang hobi backpakeran ini.

Setelah berpelukan ala teletubies. Saat itu di hari kamis tanggal 16 Januari 2014 mulai menjelang magrib, kami segera berburu angkutan menuju Geger Kalong. Alat transportasi yang mudah adalah damri, ya semacam busway gitu tapi in berada di Bandung. Karena Damri sudah pergi jam-jam sebelumnya. Maka, mbak Intan membawaku untuk menaiki angkot. Menuju DT diperlukan dua kali menaiki angkot, maaf ya saya lupa nama jurusannya apa saja.

Pukul 19.00 kami bergegas menuju mesjid UPI Bandung, Alhamdulillah. Kedua kalinya bisa beruku, bersujud  dan mengobrol dengan-Nya, di mesjid yang megah ini. Karena tidak memungkinkan untuk menunaikan solat di Mesji DT, maka UPI menjadi tempat penghambaan kami.

Masih dalam suasana romantis, bersama gerimis. Dengan payung hijau melindungi dua tubuh ini kami melangkahkan kaki menuju DT yang berletak di belakang mesjid kampus UPI.
Hening dalam tasyakur pada-Nya. Akhirnya, bisa berada di lantai 3 mesjid DT walau hanya bisa melihat sosoknnya di layar tv. Banyak hal yang baru yang saya dapatkan di tempat yang wah ini. Mulai dari santrinya yang mengenakan slayer ungu, dan hijau muda yang sedang oreientasi santri. Hal  yang paling menyejukkan, ketika Allah menchargerku dengan alirang semangat melalu tausyah Aa yang sungguh menyejukkan.

Saya akan mencoba membuat ringkasan pengajian yang berdurasi 2 jam ini.  Satu hal yang kurang adalah karena kedatangan yang terlambat, sehingga entah judul apa yang sebenarnya dibahas.

Aa dengan gaya sorban putihnya menyampaikan…
  •            bahwa mendekat kepada Allah lebih mudah dibandingkan dengan kepada mahluknyanya. Ketika tambah yakin pada Allah, maka hati akan semakin tentram. Semuanya terdapat pada surat Al Baqarah 260, Al Anbiya 556, Al Anbiya 667
  •       Yang  kita perlukan adalah pengakuan Allah. Jangan terkecoh dengan pujian orang.
  • -          Allah akan melihat kegigihan. Maka, sempurnakanlah ikhtiar!
  • -          Jika mendapat kepahitan. Jalani! Karena ikhtiar kewajiban kita, Allah yang menentukan
  • -          Karena patuh kepada Allah, tidak akan pernah mengecewakan
  • -          Rezeki termahal adalah bertambahnya iman, amal.
  • -          Jangan mengiba. Jangan pamer derita!
  • -          Adanya ujian adalah untuk menghapus dosa dan menambah pahala
  • -          Air mata tobat membuka pintu pertolongan.

Dari setiap penyampaian panjang yang Aa Gym sampaikan itulah beberapa ucapan dari Aa yang begitu menyejukan. Dalam dinginya malam, hati ini dibuat lembut dan bersyukur. Bersyukur atas nikmat-Nya yang bisa mengabulkan untuk berada di tempat ini, belum lagi menjadi saksi dari 3 mualaf yang sebalumnya dipimpin bersyahdat oleh Aa.


Malam itu adalah salah satu malam terindah, dimana hidayah jatuh satu persatu kepada mereka yang duduk di atas karpet merah. Mengadahkan wajah, mengangkat tangan, meminta pertolongan, memohon keinginan. Malam yang indah dimana lantunan tilawah keluar dari para mulut pencari hidayah. Malam yang indah ketika sang imam, melantunkan ayat cinta-Nya dengan merdu. Malam yang indah ketika surat ar-rahman begitu hikmat dan khusyunya disuarakan oleh Aa ketika solat berjamaah Subuh. Sungguh, malam yang indah, malam yang menyejukkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016