Menunggu bukanlah perkara mudah. Menunggupun mengolah hati untuk senantiasa bersabar, dan belajar. Belajar mengolah rasa salah satunya. Begitupun impian besarku bisa menginap di pondokanya Aa Gym. Dan ku menunggunya selama ratusan hari, berpuluh bulan, dan Allah menjawabnya di waktu yang tepat.
Setelah menunggu dan bertemu juga menyatukan rindu dengan bidadari tak bersayap, mbak Intan. Ah, sungguh si anak sulung kini serasa memiliki kakak. Ya bagiku sosok mbak Intan, adalah mbak kandung. Begitu sangat baiknya, bisa bersama, berjalan menyusuri jalan Bandung dengan mbak yang hobi backpakeran ini.
Setelah berpelukan ala
teletubies. Saat itu di hari kamis tanggal 16 Januari 2014 mulai menjelang
magrib, kami segera berburu angkutan menuju Geger Kalong. Alat transportasi
yang mudah adalah damri, ya semacam busway
gitu tapi in berada di Bandung. Karena Damri sudah pergi jam-jam
sebelumnya. Maka, mbak Intan membawaku untuk menaiki angkot. Menuju DT
diperlukan dua kali menaiki angkot, maaf ya saya lupa nama jurusannya apa saja.
Pukul 19.00 kami bergegas menuju
mesjid UPI Bandung, Alhamdulillah. Kedua kalinya bisa beruku, bersujud dan mengobrol dengan-Nya, di mesjid yang megah
ini. Karena tidak memungkinkan untuk menunaikan solat di Mesji DT, maka UPI
menjadi tempat penghambaan kami.
Masih dalam suasana romantis,
bersama gerimis. Dengan payung hijau melindungi dua tubuh ini kami melangkahkan
kaki menuju DT yang berletak di belakang mesjid kampus UPI.
Hening dalam tasyakur pada-Nya. Akhirnya,
bisa berada di lantai 3 mesjid DT walau hanya bisa melihat sosoknnya di layar
tv. Banyak hal yang baru yang saya dapatkan di tempat yang wah ini. Mulai dari
santrinya yang mengenakan slayer ungu, dan hijau muda yang sedang oreientasi
santri. Hal yang paling menyejukkan,
ketika Allah menchargerku dengan alirang semangat melalu tausyah Aa yang
sungguh menyejukkan.
Saya akan mencoba membuat
ringkasan pengajian yang berdurasi 2 jam ini.
Satu hal yang kurang adalah karena kedatangan yang terlambat, sehingga
entah judul apa yang sebenarnya dibahas.
Aa dengan gaya sorban putihnya
menyampaikan…
- bahwa mendekat kepada Allah lebih mudah dibandingkan dengan kepada mahluknyanya. Ketika tambah yakin pada Allah, maka hati akan semakin tentram. Semuanya terdapat pada surat Al Baqarah 260, Al Anbiya 556, Al Anbiya 667
- Yang kita perlukan adalah pengakuan Allah. Jangan terkecoh dengan pujian orang.
- - Allah akan melihat kegigihan. Maka, sempurnakanlah ikhtiar!
- - Jika mendapat kepahitan. Jalani! Karena ikhtiar kewajiban kita, Allah yang menentukan
- - Karena patuh kepada Allah, tidak akan pernah mengecewakan
- - Rezeki termahal adalah bertambahnya iman, amal.
- - Jangan mengiba. Jangan pamer derita!
- - Adanya ujian adalah untuk menghapus dosa dan menambah pahala
- - Air mata tobat membuka pintu pertolongan.
Dari setiap
penyampaian panjang yang Aa Gym sampaikan itulah beberapa ucapan dari Aa yang
begitu menyejukan. Dalam dinginya malam, hati ini dibuat lembut dan bersyukur. Bersyukur
atas nikmat-Nya yang bisa mengabulkan untuk berada di tempat ini, belum lagi
menjadi saksi dari 3 mualaf yang sebalumnya dipimpin bersyahdat oleh Aa.
Malam itu
adalah salah satu malam terindah, dimana hidayah jatuh satu persatu kepada
mereka yang duduk di atas karpet merah. Mengadahkan wajah, mengangkat tangan,
meminta pertolongan, memohon keinginan. Malam yang indah dimana lantunan
tilawah keluar dari para mulut pencari hidayah. Malam yang indah ketika sang
imam, melantunkan ayat cinta-Nya dengan merdu. Malam yang indah ketika surat
ar-rahman begitu hikmat dan khusyunya disuarakan oleh Aa ketika solat berjamaah
Subuh. Sungguh, malam yang indah, malam yang menyejukkan.
0 komentar:
Posting Komentar