Senin, 20 Januari 2014


Jendela membuat kita banyak melihat dunia luar. Terlebih jendela bis, jendela kereta, hanya satu yang belum melihat dunia luar, yaitu dari jendela pesawat. Perjelanan kali ini begitu mendadak. Tidak seperti kegiatan lalu-lalu, yang direncanakan berhari-hari lamanya, kemudian tidak jadi. Oalah.

Kontemplasi akan segunung masalahkah? *Bisa jadi.
         Dicuekin sama beberapa orang? *Parah banget sih nasib gw.

Skripsi? Yap yap. Ini utama sebab musabab. Yang lain mah bukan yaa :D
Mencari inspirasi, memang butuh banyak perjuangan, dan pengorbanan. Nekadlah kedua kaki menuju bis laju prima. Berniat sendiri, eh tetapi ada adiku yaa sudah lama saya menganggapnya seperti adik sendiri, Hendi Sutanto mechanical engeneering 2012 yang ternyata dia mudik. Alhamdulillah ada teman perjalanan, walau merasa sepi -_-“. Secara doi, harus ditanya dulu baru berkicau, tapi itulah keunikan adek saya yang satu ini.

Apa yang lebih indah dari hujan?
Begitu sangat indah, mengajari kesabaran, keikhlasan, kerinduan, dan masih banyak lagi. Tepat pukul 12.00 WIB kamis itu roda-roda laju prima membawaku pergi ke kota Bandung, dan saya bersahabat baik dengan jendela, dan langit. Kesejukan teramat dalam, ketika merenung sambil menyusun kembali puzzle-puzzle mimpi, dan cinta.

Dan, memang perjalanan menjawab.
Puzzle mimpi dan cinta kembali tersusun dengan baik, rapih, dan indah atas seizing-Nya. Merasa dipeluk sama sayang-Nya.

-          Menginap di DT (Daaru Tauhid)
-          Menyepi di perpus UPI
-          Menjelajah di Gramedia Bandung
-          Membolang di ITB
-          Melipir jalan UNDIP
-          Mengkeren di stick ranjang
-          Mengenang di museum KAA
-          Menyenangkan di mesjid Raya Bandung
-          Merindu di Kedia Oey
-          Menangkring di angkringan ITB
-          Menyedih di terminal leuwi panjang

Banyak pelajaran yang diambil dalam setiap perjalanan, dan saya merasa merasa dekat, semoga semangat itu terjaga dan semakin kuat yaa..

(tulisan nggak jelas, maaf yaa pemirsa :D)


2 komentar:

Anis Sofia © 2016