Rabu, 15 Mei 2013

            Selepas menuntaskan memenuhi rontaan permintaan perut yang sejak pagi belum diisi nasi, selanjutnya menghadap-Nya untuk mengadu gundah gulanah dengan solat berjamaah dalam musholah. Entahlah, pikiran tentang kalian tak terhenti. Malah dibawa khusyu untuk solat semakin membuat teringat tawa canda bersama kalian hingga tak kuasa ide tumpah meruah dan tak tertahankan jemari bergerak untuk mengetik. Kadang ku sebal, dengan kemauan menulis membludak di waktu manghadapNya, ya mungkin ini ujian untuk seorang gadis, mengetes kemampuan mengelola pikiran menulis dan khusyu kepada-Nya.

            Muqadimahnya lumayan panjang, satu paragraf. Tapi, bukan muqadimah rasanya lebih tepat seperti curcol. Oke, abaikan. Inilah pertama tulisan yang berbicara tentang lelaki. Ups, kedua tepatnya setelah menuliskan kisah tentang bapak.

            Sejak hari-hari lalu berdiri stand yang diadakan oleh KOKESMA membuat aku sangat penasaran. Ada apakah disana? Semakin penasaran ketika Hendi memasang raganya yang close up  di depan standnya. Dan, akhirnya dua roda sepeda mampu menghantarkan aku berkeliling stand dan berbagi canda dan tawa bersama kalian.

             
Melihat kalian, bagaikan sepasang kekasih. Ah tapi rasanya, melebihi sepasang kekasih. Toh sepangamatan ku di kelas, tiada ada yang melebihi romantisnya seperti kalian. Babang, anggaplah ini sebagai sebutan kesayangan. Ya, bersyukur ketika dipertemukan dengan kalian.

            Suhendi, awal jumpa. Saat kita masih sangat cupunya mengenal dunia kampus. Sangat kuat dalam ingatan, awal mengenalimu ketika kita berdua dipanggil oleh Teh Sri, untuk menyukseskan pemira. Entah bagaimana, karena begitu waktu yang panjang, hingga membuat kita satu organisasi. Kamu ketua, dan aku adalah rakyat jelata yang mengatur keadaan kwalitas dan kuantitas anggota. Rasa bersalahpun tidak mampu menghilang begitu saja, ketika bawahan mu ini belum bisa menjalankan amanah dengan baik selama kita membangun rumah tahun 2011-2012. Tapi dari semuanya ada pelajaran manis yang tak akan tergantikan oleh pahitnya obat.

            Kisahmu, perjuanganmu, masa-masa sulitmu memperjuangkan untuk kuliah. Sangat mengenyuhkan hati. Aku kira, hanya akulah seorang yang sangat payah dalam usaha masuk perguran tinggi. Tapi, kaupun berada dikepayahan yang butuh perjuangan lebih dibandingkan seorang bernama Anisa. Sepenggalan kisah itu mewarnai perjalanan menuju salatiga, jawa tengan. Masih ingatkah? Pasti semua kisahmu jika dibuatkan novel, akan best seller. Percayalah! :)





            Den, bersyukurlah ingatan ku sangat kuat. Terlebih aku adalah orang visual. Sangat kuat ingatan mengingat bentuk rupa, walaupun tak tahu merek atau namanya apa. Hal itu sama dengan awal mengetahui ada sosok di muka bumi bernama Deden. Gokilmu mengalahi diriku, saat awal ku kira dirimu so cool and jaim. Eh, ternyataaa..

            Masa-masa indah, dengan label mahasiswa baru. Banyak acara tersaji secara murah bahkan geratis. Ada dua kegiatan saat itu, yang membuatmu dua kali maju ke depan. Berlaga menembak orang. Ya, kau terhipnotis. Tak habis akal, mengapa bisa? Sosok rapih berkemeja cokelat celana hitam bisa berlaga aneh  di dekat mimbar masjid. Acara apa? Trainer Hengkykah? Agak lupa untuk pematerinya. Hingga, ku tahu bahwu sosok yang membuat senjata tembakan dari tangannya adalah bernama Deden.

            Kalian, bak kembar. Tapi kembar yang tak punya kemiripan raga. Di dalam jiwalah adanya kemiripan kalian. Apakah mungkin faktor darah kalian yang sama, berdarah O?

Di tahun kedua, kalian sama gerak menduduki jabatan ketua hima. Suhendi dengan ketua himagusedanya, Deden dengan himatikanya.

            Di tahun 2011, aku berani bersumpah. Dalam pandangan dua bola mataku. Himpunan matematika, pgsd semakin maju. Selamat ya sahabat! Kalian memang sangat hebat! Jiwa kalianpun semakin erat karena berada di bawah atap yang sama, kosan. Belum lagi, kalian mencoba menebalkan dompet dengan berusaha bersama. Prestasipun tidak luput untuk memoles kalian berdua. Ditambah, kalian sudah mempunyai gelar buatan Suhendi S.p, Deden S.t, haha gokilnya kalian.

            Dan kalianpun bergandengan tangan, menuju Aceh. Ku kira kita bertiga, akan bersama menginjaki Aceh. Tapi, belum jodohnya untuk bisa KKM di sana, dan belum saatnya menuliskan kisah perjalanan ke Aceh, hmm L. Iri, itulah yang kurasakan. Tapi, sangat yakin kalau Sang Pecinta maha tahu akan segalanya. Manfaatkanlah dengan baik di kota yang terkenal dengan kopi kocoknya, karena tidak semua memiliki kesempatan yang sama. Bagi kisahnya ya, sepulamg dari sana! Ku tunggu :)
            Di akhir tulisan ini tapi tak akan bermaksud untuk mengkhiri, semoga akan hadir-hadir tulisan mengenai kalian. Tulisan ini bukan bermaksud meyanjung kalian hingga terjatuh. Bukan! Tetapi, semoga dengan untaian kata sederhana ini dapat menambah langkah, gairah untuk terus melesatkan diri, hingga selalu bisa menginspirasi orang-orang di sekitar, menebarkan manfaat. Bahkan menjadi pengingat jiwa raga kalian ketika jatuh, menyadarkan bahwa banyak orang yang terinspirasi dengan kalian, akankah mengecewakanya?

            Babang Hendi, babang Deden, sahabatku. Semoga ukhuwah kalian kekal hingga bersua di JannahNya ya :) . Satu pesan dari anak kelahiran Bogor ini, jangan sampai kalian jatuh cinta pada akhwat yang sama, kan gawat gak bisa dibagi-bagi, upss hehehe.

Rabu, 15 Mei 2013|pojok kamar belakang| ba’da jamaah isya | qabla ngerjainn RPP| diiringi alunan could it be|penuh pengharapan | mohon ku, sertakan ku dalam do’a doa kalian ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016