Dibuat
indahnya hari ini walau dalam berada kesempitan otak dalam mengatur waktu.
Hadirlah dalam acara yang konon katanya seminar nasional yang diadakan
oleh BPK, 7 Mei 2012.
Ah,
sebagai wujud satu keluhan ketika masih bodohnya dalam menaklukan putaran
waktu. Tapi, di hari bermakna ini tanpa ada ketekadan kuat untuk menginjakkan
kaki di auditorium untirta Serang, ajaibnya bisa berada di acara tersebut. Atas
dorongan dari ketua TRAS Ma’ulfi Kharis Abadi, membuat tubuh terduduk tepat dua
bangku di sebelahnya. Kenalkanlah dia salah satu ketua umum TRAS yang sangat
bersemangat, yang bisa melunakan akan kerasnya kemalasan.
Hadi
Poernomo, dibuat terpesona olehnya walau dalam tumpukan pemikiran berbagai macam tugas yang tiada habisnya.
Dialah bapak BPK yang telah mendapatkan beban tanggung jawab di pundaknya sejak
tahun 2009. Ada dua kata ah yang membuat mataku berbinar-binar.
“Yang
terpenting adalah amanah dan istikomah. Saya sangat suka dengan kata amanah”
ucapnya sambil bersemangat.
Amanah,
istikomah dan kedua katanya itu yang membuat indah J.
Sayang sekali saya tidak merekam alasan mengapa bapak yang berusia 66 itu bisa
menggemari kedua kata. Ada hal yang menggebu di qalbu, entah begitu sangat
yakinnya ketika seseorang memiliki
kesukaan terhadap kata amanah dan istikomah, pasti orang tersebut memiliki
sejarah dan alasan yang membekas dalam ingatan.
Bapak
lulusan UI tersebut sungguh mengagumkan, sekitika saya terdiam masih dalam
memandang wajahnya yang dipenuhi urat-urat kendurnya,
“Akankah
66 nanti saya bisa menjadi orang bermanfaat di negeri ini? Ah, minimal manfaat
untuk ibu, bapak, suami, dan anak-anak saya? Atau, atau sudah berada di bawah
tumpukan tanah berhiaskan batu nisan?”
Dan
saat itu saja semakin jatuh hati dengan kata amanah, istikomah, ditambah
insyallah, kata yang selalu disebut-sebutnya ketika memberikan materi.
Selasa,
7 Mei 2013
20.38
WIB | Qabla baca novel | qobla ngerjain tugas | sambil ngobrol tentang tere
liye @kamar belakang.
0 komentar:
Posting Komentar