berjeda lama bukan? Berminggu-minggu kan? Entah apa yang terjadi pada seorang gadis kelahiran 23 Oktober ini, hingga pukul 10.00 tadi baru menjumpai dosen pemibimbing ke-2.
Ada apakah?
Sungguh berjalanya sangat lama, tak secepat kawan-kawan. Ah bak keong saja saya ini, oke oke fine memang begitulah waktu luang, jika sedikit saja tergoda, maka akan lalai. Jadi inget kalau ciri-ciri waktu itu:
- Cepat berlalu
- Tak akan kembali
- Harta yang paling berharga.
Saatnya menerapkan ilmu gunung! *so iya.
Fiuh hoho.
"Nggak jauh beda kok gunung dan tugas akhir. Sabar, ikhlas, jangan Php, berkawan sama waktu!"
*quote gueh :D
Skripsi alias tugas akhir ya? Hmm mereka yang masih semester cilik, ingusan, bisa kok bisa, apalagi yang suka ikutan Lomba Karya Tulis itu mah cetek! Terus? Bedanya itu nggak sekedar uji otak, uji intelektual. Lebih dari itu, kejujuran, kesabaran, kesetiaan, lebih menguji tentang jiwa sih menurut saya dan pandai-pandai mengatur waktu.
Belum lagi dibuli sama dosen, seperti tadi selesai bimbingan di prodi:
"Nis, jangan dulu pergi! Bapak mau nanya" tanya ketua prodi tahun lalu.
"Ah, bapak nanya kaya yang tadi ini mah" sebelumnya saya ditanya nikah (tuh kan, ngeri saya)
Kemudian duduk manis.
"Jadi, kamu anak ke berapa?"
"Ke satu pak?" masih memasang senyum manis.
"Semester 8 kan?"
"Jelas atuh pak"
"Eh kamu nggak pacaran ya? Kenapa? eh anak DKM pacaran nggak sih?" tanya bapak dosen yang rajin itu kepada saya, serasa saya artis.
Tadinya yang sepi, gelegar saja ketawa dosen di prodi riuh, ada 6 dosen saat itu yang sedang rehat
"Nggak pak, rebeet pak rebet, ada nggak ya? eh nggak tahu atuh pak, nggak kayanya mah"
"Kamu nikah kapan?" jelas saja pertanyaannya.
Kemudian saya kikuk, ntah apa sungguh pertanyaan yang sangat sensitif sering dijumpai kapan lulus? kapan nikah?
"Kapan ya pak? Belum lulus juga ih saya pak" kemudian salting.
"Nggak direncanain gitu?"
"Direncanain atuh pak?" masa mau blak-blakan, kan malu. Kemudian saya mikir, mimpi apa saya semalem, ini pertanyaan tuh ya bikin kikuk hoho.
"Mau dijodohin ya nis ama orangtua?"
Saya diam, sungguh bingung jawab apa, pan saya mah belum ahli berbahasa yang santun untuk manjawabnya, jadi lebih baik diam.
"Mau nikah nggak ama bapak di sebelah saya ini? Dosen muda looh cakep!"
Dooor, tuh kan tuh kan, saya semakin mati kutu saja, walau itu candaan kan bingung harus bilang apa.
Tertawa lagi dosen, dan bisa dibayangkan kan saya malah diem senyum senyum terpaksa gitu.
"Nggak mau ya?"
Belum juga jawab, eh langsung ditebak gitu.
"Eh, bukan gtu pak" saya jadi salting gitu, mau jawab "nggak" orangnya ada, mau jawab "iya" dih nggak kepikiran untuk menggenapkan secepat itu ama dosen lagi, ya walau itu bercandaan. Tapi ya gitu bagi saya permasalahan pernikahan memang sangat sensitif kalau dijadikan candaan.
"Oh ya sudah, kamu bingung. Yang penting kamu jangan pacaran. Saya aja dulu nggak pacaran soalnya nggak ada yang mau"
Riuh dosen kembali.
"Orang yang nggak pacaran itu nggak normal" celutuk dosen Bahasa yang baru datang, dan kembali ramai.
"Sudah, sudah, ada yang datang beda jalan"
"Heheehe iya pak, assalamu'alaikum!"
Hah, curcol bangat saya, ya ternyata begitu ya nasib MTA banyak hal-hal yang nggak pernah ketebak sebelumnya. Yang masih setia baca post ini thank u! hebat masih bertahan sama postingan curhatan ini, mohon doanya sekalian ya semoga bulan ini saya bisa seminar proposal!
sudut asrama, Selasa 10 Juni 2014
alunan al buruj
hho... skripsi itu sbenarnya ttg uji mental, ya kya gini nih, ada aja gtu cobaannya :)
BalasHapuscemunguutt anis :)
emak angkatan 2008 ya udah nikah dong? eh salah udah lulus atuh ya ;D
Hapusiya begini ya rasanya MTA pertanyaan yang di dapat pasti "kapan...? kapan...? kapam...?
smg cepet selesai kuliah'y ya anis... klo soal ditanya nikah mah biasa buat yg msh single,nanti klo udh nikah juga org2 msh pada kepo "kpn pya anak?"he hee... ,semangaatttt... :)
BalasHapusemak Aira :)
Hapusmakasih yaa udah mau jalan jalan di blog saya ini.
Ahhhh seneeengnya ke KEB kan jadi ada yang nyemangatin gini.
Pasti kalau udah ada anak, ditanya "kapan nambah lagi?" gt ya? *sok tahu hehe.
manusia begitu ya Mak :)
eh dosennya lucu ya.. skripsi mah semangat saja, jangan sampai down karna perkara kecil, soalnya bisa lama sembuhnya *pengalaman pribadi*
BalasHapusiya emak, dosennya ngegemesin :D Haduuuhhh
Hapusya emak Riski, sempat down sembuhnya lama, bisa berminggu minggu huhuhu
makasih Emak Riski atas kunjungannya
suka sama foto sepatunyaaa ^^
BalasHapusEh ada mbak Titan :) senengnyaa.
HapusMaaf ya mbak, pabalatak, gk kaya mbak blognya yang keren pisan :)
eh itu sepatu google harusnya dicantumin ya sumbernya hehe
yaudah foto sendiri ajaah, pasti lebih kereen :D
HapusSepatu, ya seperti lagunya Tulus yg keren itu....
BalasHapusKita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu.
Bagusss, itu lirik lagu? baru tahu.
HapusLagu siapa?
lagu tulus bu....
Hapushaha.. buru lulus lalu nikah. Eh apa nikah dulu baru lulus, biar bisa bawa pendamping pas wisuda. Yang penting jika sudah siap, siapnya kalo kata salim a fillah, adalah parameter Ba'ah :D
BalasHapusgimana Allah aja kak saya mah *kabur*
Hapus