Jumat, 27 Januari 2012


Sopir yang Hebat
Menunggu angkot yang langka sudah menjadi aktivitas aku setiap pekannya. Setiap jumat dan selasa, aku setia menunggu dan bersabar karena angkot yang biasa aku tumpangi seperti biasanya mengetem. Ada rasa tidak enak sebenarnya jika harus telat kembali mengajar, usaha untuk on time selalu ada tapi tempat lembaga privat begitu jauh.
Kesabaran aku membuahkan hasil, akhirnya ada angkot kosong yang berhenti di depanku. Tidak seperti biasanya mobil ke Puri Hijau sepi penumpang.
Mau kemana Neng?” Tanya Pak sopir sambil menatap wajahku.
Mau ke Puri Hijau Pak?” Jawabku dengan pelan, sambil menatap ke arah  tempat duduk penumpang yang masih kosong.
Bapak juga rumahnya dekat-dekat situ, Neng” Ujar Pak sopir sambil mengendarai  carry dengan hati-hati.
“ Neng kelas berapa?” Tanya Pak sopir sambil fokus matanya mencari penumpang.
Aku terkejut akan pertanyaan yang mengira bahwa aku masih SMA, padahal aku sudah duduk di bangku kuliah semester dua. Mungkin wajahku baby face. Jadi wajar jika Bapak sopir mengira aku masih mengenakan seragam abu-abu, ingin terbang rasanya mendengar pernyataan Pak sopir tadi. Hehe.
Sebetulnya saya sudah kuliah Pak, di UNTIRTA alhamdulillah sudah semester 2.” Aku berusaha menjelaskan. Dan  hari ini bukan mau pulang ke rumah tetapi saya mau mengajar privat,Tambahku pada Pak sopir.
“Ohh... jadi Neng sudah kuliah, bukan anak SMA lagi." Pak sopir menjadi malu. “Ma’afin Bapak yah Neng, Bapak nggak tahu sambil senyum-senyum”.
“Bapak juga punya anak. Kedua anak Bapak sama kaya Neng kuliah di UNTIRTA juga. Anak pertama Bapak jurusan ilmu komunikasi semester 4 dia ambil regular, dan anak kedua Bapak semester 2 sama seperti Neng ambil jurusan ilmu administrasi Negara. Dan anak Bapak yang terakhir perempuan dia masih SMA kelas 1.
Tasbihku dalam hati. Bapaknya sangat memerhatikan semua anaknya. Padahal biaya untuk sekolah dan kuliah begitu mahal, apalagi biaya SPP sekarang semakin tinggi. Hebat Pak sopir bisa menyekolahkan ketiga anaknya, apa lagi penghasilannya yang tak menentu dan tak seberapa besar separti orang yang kerja di kantoran.
Mmh...Bapak tidak merasa berat yah menyekolahkannya?” Tanya ku dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Pak sopir.
“Untuk kalangan seperti Bapak ini agak berat Neng, tetapi demi anak Bapak akan lakukan apa saja agar anak Bapak tidak susah hidupnya seperti Bapak yang hanya sebatas tukang sopir yang berpenghasilan minim. Bapak ingin melihat anak-anak Bapak berhasil, dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Harapannya. Maka dari itu Bapak akan terus berkerja keras demi anak-anak Bapak. Insya Allah semua pasti ada jalan. Bapak sangat berharap sama gusti Allah dimudahkan rezekinya. Bapak juga bekerja ingin mendapatkan keridhoanNya. Aamiin ya Robbal’alamin.” Pak sopir yang penuh semangat menceritakan niatnya dalam menyekolahkan putra-putrinya kepadaku sambil berkaca-kaca. Terlihat dari kaca mobil yang ada di depannya.
Orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya,” gumamku dalam hati. Aku tertegun mendengarkan semua cerita Bapak, hati ini terketuk dan mulai merasakan kerinduan yang mendalam kepada orangtua. Saat itu rasanya ingin berada di hadapan Ibu dan Bapak, memeluk mereka dan mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba Pak sopir kembali besuara setelah lima menit terdiam. “Neng, belajar yang benar yah. Bahagiakan orang tuamu, buat mereka bangga!Nasihat Pak sopir itu kepadaku penuh semangat.
“Kiriiii...Pak!Ternyata tempat lembaga privatku hampir kelewat.
Yah, Pak... Terima kasih atas nasihatnyaSenyumku penuh bahagia sambil merogohkan uang yang ada di dalam tas biruku untuk ongkos. Bapak sopir itu hanya tersenyum hangat, dan menyuruhku untuk tidak membayar ongkosnya. Perlahan demi perlahan akhirnya angkot biru itu menjauh dari tatapanku.
Bapak sopir yang hebat, yang aku temui kali ini telah membukakan mata hati aku, tulusnya kasih sayang orangtua, dahsyatnya perjuangan orangtua. Satu hari yang tidak pernah aku lupakan, bertemu dengan sosok sederhana penuh dengan kasih sayang yang luar biasa.


0 komentar:

Posting Komentar

Anis Sofia © 2016